Sering Menarik Nafas Dalam atau Mendesah? Ini Dia Penyebabnya!
Ingatkah Moms saat orang tua Moms mengatakan bahwa mendesah merupakan sesuatu yang tidak sopan?
Bahkan tidak jarang nasihat tersebut menjadi sebuah wejangan yang turun-temurun, sehingga kembali Moms sampaikan kepada anak Moms di rumah.
Mendesah adalah jenis napas yang panjang dan dalam. Hal ini biasanya dimulai dengan mengambil napas normal, lalu mengambil napas kedua sebelum menghembuskan napas yang pertama.
Mendesah sering dikaitkan dengan perasaan seperti lega, sedih, atau kelelahan. Meskipun mendesah dapat berperan dalam komunikasi dan emosi, rupanya hal ini juga penting secara fisiologis untuk menjaga kesehatan fungsi paru-paru.
Ya, kini Moms bisa mengabaikan nasihat itu sepenuhnya, karena ternyata mendesah sebenarnya adalah refleks penting dalam menjaga kesehatan paru-paru seseorang.
Beberapa tahun lalu, para peneliti menemukan tombol di otak manusia yang mengendalikannya hal tersebut.
Baca Juga: Obstructive Sleep Apnea, Gangguan yang Menyebabkan Berhentinya Pernapasan Saat Tidur
Bagaimana Seseorang Bisa Mendesah?
Foto: scimex.org
Saat kita memikirkan bagaimana seseorang bisa mendesah, itu sering kali berkaitan dengan penyampaian suasana hati atau emosi. Misalnya, terkadang kita menggunakan ungkapan "menarik napas lega".
Namun, banyak dari desahan seseorang sebenarnya tidak disengaja. Itu berarti, seseorang tidak dapat mengontrol kapan hal itu dapat terjadi.
Sebuah tim penelitian mengidentifikasi dua kelompok kecil neuron di batang otak yang secara otomatis mengubah napas normal menjadi desahan ketika paru-paru seseorang membutuhkan bantuan ekstra.
Sebuah penelitian dari Current Biology menjelaskan bahwa mendesah biasanya dilakukan kira-kira setiap 5 menit ( 12 kali dalam satu jam).
Jumlah ini terlepas dari apakah seseorang sedang atau tidak memikirkan sesuatu yang menyedihkan.
Itu berarti seseorang menghela napas setiap 5 menit sekali. Desahan ini dihasilkan di batang otak seseorang oleh sekitar 200 sel saraf.
Mengutip University of California, salah satu peneliti bernama Mark Krasnow, dari Fakultas Kedokteran Universitas Stanford, mengatakan bahwa tidak seperti alat pacu jantung yang hanya mengatur seberapa cepat seseorang bernapas, pusat pernapasan otak juga mengontrol jenis napas yang diambil seseorang
"Sistem ini terdiri dari sejumlah kecil jenis neuron yang berbeda. Masing-masing berfungsi seperti tombol yang mengaktifkan jenis napas yang berbeda. Satu tombol memprogram pernapasan biasa, yang lain mendesah, dan tombol lainnya bisa untuk menguap, mengendus, batuk, dan bahkan mungkin tertawa dan menangis," katanya menjelaskan dengan detail, seperti dikutip dari Science Alert.
Tim tersebut sekarang dapat mengidentifikasi untuk pertama kalinya tombol 'desah', dan ini sangat sederhana. Secara Biology, mendesah adalah salah satu refleks yang paling penting, seperti 'terbang atau bertarung'
Baca Juga: Cari Tahu Apa Saja Minuman Pembersih Paru-Paru, Cegah Gangguan Pernapasan
Apakah Mendesah Merupakan Hal Yang Penting?
Foto: wellandgood.com
Jadi mengapa mendesah begitu penting?
Ternyata tanpa melakukan hal ini, kantung kecil seperti balon di paru-paru seseorang yang dikenal sebagai alveoli bisa runtuh dan berjuang untuk mengembang kembali.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, salah satu peneliti, Jack Feldman dari University of California, Los Angeles, mengatakan bahwa hmerupakan napas dalam-dalam, tetapi bukan napas dalam yang disengaja.
Mendesah dimulai sebagai napas normal, tetapi sebelum seseorang menghembuskan napas, maka dia akam mengambil napas kedua di atasnya.
"Ketika alveoli runtuh, mereka mengganggu kemampuan paru-paru untuk menukar oksigen dan karbon dioksida. Satu-satunya cara untuk membukanya lagi adalah dengan mendesah, yang membuat volume napas normal menjadi dua kali lipat," ujarnya.
Jika seseorang tidak mendesah setiap 5 menit sekali, alveoli perlahan akan runtuh dan menyebabkan gagal paru-paru hingga berujung kematian.
Bagi sebagian besar orang, hal itu bukan masalah.
Akan tetapi, bagi orang yang menderita kondisi yang membuat mereka tidak bisa bernapas dalam-dalam atau di sisi lain yang terlalu sering menghela nafas sehingga melemahkan, ini bukanlah perihal sederhana. Itulah mengapa sangat penting untuk mengetahui bagaimana proses ini diatur.
Apa Artinya Jika Seseorang Mendesah?
Foto: huffpost.com
Meningkatnya desahan dapat dikaitkan dengan beberapa hal, seperti kondisi emosional seseorang terutama jika merasa stres atau cemas atau ada kondisi pernapasan yang mendasari.
Perlu Moms ketahui bahwa mendesah secara yang berlebihan dapat mengindikasikan masalah yang mendasarinya. Ini dapat mencakup hal-hal seperti kondisi pernapasan, cemas atau depresi yang tidak terkontrol.
Namun, mendesah juga bisa meredakan nyeri. Studi dalam jurnal Psychophysiology menemukan fakta bahwa lebih banyak desahan terjadi dalam kondisi lega daripada dalam skenario atau saat seseorang stress.
Sebuah penelitian dalam jurnal Physiology & Behavior menunjukkan bahwa bernapas dalam-dalam seperti mendesah, dapat mengurangi ketegangan pada orang yang sensitif terhadap kecemasan.
Baca Juga: Terapi Sentuhan untuk Mengatasi Depresi
Apa Penyebab Seseorang Sering Mendesah?
Foto: prevention.com
Jika seseorang merasa banyak menghela napas, ada beberapa hal yang mungkin menyebabkannya. Di bawah ini, adalah beberapa kemungkinan penyebab seseorang sering mendesah:
1. Tertekan
Stresor atau pemicu stress dapat ditemukan di seluruh lingkungan hidup seseorang. Mereka dapat mencakup tekanan fisik seperti kesakitan atau dalam bahaya fisik, serta tekanan psikologis yang mungkin dirasakan sebelum ujian atau wawancara kerja.
Saat seseorang mengalami stres fisik atau psikologis, banyak perubahan terjadi pada tubuh seseorang. Ini bisa termasuk detak jantung cepat, berkeringat, dan gangguan pencernaan.
Hal lain yang dapat terjadi saat seseorang merasa stres adalah napas yang cepat hiperventilasi. Hal ini dapat membuat seseorang merasa sesak dan disertai dengan peningkatan desahan.
Baca Juga: Tak Hanya Rokok, Ternyata Asap Dapur Juga Bisa Menyebabkan Kanker Paru-Paru!
2. Gelisah
Menurut jurnal Current Biology, mendesah berlebihan juga bisa berperan dalam beberapa gangguan kecemasan, termasuk gangguan panik, gangguan stres pascatrauma (PTSD), dan fobia.
Namun tidak jelas apakah jika hal ini terjadi berlebihan berkontribusi pada gangguan ini atau merupakan gejala dari gangguan tersebut.
Sebuah studi dalam Journal of Family Practice menyelidiki apakah mendesah terus-menerus dikaitkan dengan kondisi kesehatan fisik.
Meski tidak ada hubungan yang teridentifikasi, peneliti menemukan bahwa 32,5 % partisipan sebelumnya pernah mengalami peristiwa traumatis, sementara 25 % mengalami gangguan kecemasan atau gangguan mental lainnya.
Baca Juga: Gelisah Saat Hamil? Atasi dengan Cara Berikut Ini!
3. Depresi
Selain merasa stres atau cemas, seseorang juga bisa mendesah untuk memberikan tanda emosi negatif lainnya, termasuk kesedihan atau keputusasaan. Karena itu, penderita depresi mungkin lebih sering mengeluh.
Studi dalam jurnal Health Psychology menggunakan alat perekam kecil untuk mengevaluasi mendesah pada 13 peserta dengan rheumatoid arthritis. Mereka menemukan bahwa peningkatan desahan sangat terkait dengan tingkat depresi peserta.
4. Masalah Pernapasan
Meningkatnya desahan juga dapat terjadi seiring dengan beberapa kondisi pernapasan. Contoh kondisi tersebut termasuk asma dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
Selain peningkatan desahan, gejala lain seperti hiperventilasi atau perasaan ingin menghirup udara lebih banyak juga dapat terjadi.
Mendesah memiliki fungsi penting dalam tubuh seseorang. Jika Moms melihat peningkatan desahan yang terjadi bersamaan dengan sesak napas atau gejala kecemasan atau depresi, segera temui dokter.
Dokter dapat bekerja sama untuk mendiagnosis dan merawat kondisi seseorang yang kerap mendesah. Semoga berguna ya, Moms.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.