Waspada Dampak TBC pada Ibu Hamil, Berikut Pengobatannya
Yuk, simak ulasan mengenai TBC pada ibu hamil dalam artikel di bawah ini!
Tuberkulosis atau yang lebih dikenal dengan sebutan TBC adalah penyakit infeksi yang cukup mudah menular.
Bagi Moms yang sedang hamil dan menyusui memang harus ekstra hati-hati terhadap penyakit ini. Pasalnya, ada beberapa risiko dan masalah yang mungkin Moms hadapi.
Jadi, siapa pun yang didiagnosis dengan TBC saat hamil memerlukan perawatan untuk menjaga agar infeksinya tidak tumbuh menjadi penyakit mematikan.
Namun, pengobatan TBC pada ibu hamil tentu lebih rumit dibandingkan keadaan normal.
Hal ini dikarenakan beberapa obat yang biasa digunakan untuk mengobati infeksi TBC saat hamil dapat membahayakan janin yang sedang berkembang atau bayi baru lahir yang menyusui.
Baca Juga: Fakta Penting tentang Ambeien pada Ibu Hamil, Jangan Disepelekan!
Gejala TBC pada Ibu Hamil
Menurut dr. Grace Valentine, dokter spesialis kebidanan dan kandungan RS Pondok Indah – Puri Indah, sebagian besar ibu hamil yang menderita TBC tidak menunjukkan tanda-tanda yang mencurigakan.
Hal ini tentunya menyebabkan dokter sedikit lebih sulit untuk mendiagnosis TBC saat hamil.
“Tanda-tandanya tertutupi oleh keluhan-keluhan ibu hamil,” jelas dr. Grace Valentine.
Gejala penurunan berat badan yang umumnya terjadi pada penderita TBC agak sulit untuk dilihat pada ibu hamil. Selain itu, gejala lemas dan lesu sering disalahartikan sebagai keluhan akibat kehamilan.
Gejala TBC pada ibu hamil sama seperti gejala TBC pada umumnya, yaitu batuk lebih dari dua minggu atau batuk berdarah, demam, lemah, lesu, sesak napas, berkeringat saat malam, nyeri dada, dan nafsu makan menurun.
Baca Juga: Begini Cara Cegah Hb Rendah pada Ibu Hamil
Penyebab TBC pada Ibu Hamil
Lantas, apa yang menjadi penyebab TBC pada ibu hamil?
Penyakit tuberkulosis umumnya disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang menyebar melalui udara dan dari orang ke orang.
Risiko terkena penyakit TBC selama kehamilan akan meningkat apabila Moms memiliki kontak langsung dengan orang yang mengidap tuberkulosis.
Pasalnya, penyakit ini mudah menular sehingga adanya orang terdekat yang terinfeksi akan meningkatkan risiko kita untuk mengalami hal serupa.
Moms akan sangat berisiko tertular apabila kontak dengan seseorang pengidap TBC aktif yang tidak diobati batuk, berbicara, bersin, meludah, tertawa atau bernyanyi.
Namun, sebagian besar orang dengan TB aktif yang telah menjalani pengobatan yang tepat selama setidaknya dua minggu biasanya tidak lagi dapat menulari penyakitnya.
Ibu hamil bisa lebih rentan tertular TBC apabila mereka hidup bersama orang yang terinfeksi, daripada sekadar berhubungan dengan orang asing.
Paparan debu atau polusi berlebihan juga bisa saja menyebabkan TBC karena bakteri penyebab tuberkulosis dapat menyebar melalui udara.
Baca Juga: 5 Gejala Hipertiroid saat Hamil, Wajib Diperhatikan!
Diagnosis TBC pada Ibu Hamil
TBC adalah infeksi bakteri yang menyerang organ paru-paru. Bila Moms terdiagnosis mengalami TBC saat hamil, biasanya dokter akan segera melakukan beragam tes.
Tes ini ditujukan untuk mengetahui apakah sang janin juga mengalami efek dari penyakit TBC tersebut.
Berdasarkan penelitian dari Journal of Pregnancy, kebanyakan Moms tidak menyadari bahwa tubuhnya telah terinfeksi bakteri penyebab TBC.
Hal ini karena saat itu infeksi bakteri belum menunjukkan tanda-tanda khas apapun.
Meski sebenarnya, mungkin Moms mengalami gejala seperti batuk yang tak kunjung sembuh, tenggorokan terasa mengganjal, dan berkeringat di malam hari.
Jika Moms ternyata mengalami hal tersebut, sebaiknya segera periksakan ke dokter. Pasalnya, semakin cepat TBC terdeteksi semakin baik bagi kesehatan Moms dan Si Kecil.
Para ahli mengungkapkan bahwa bila pengobatan TBC sudah dilakukan sejak kehamilan awal, maka risiko kesehatan yang mungkin muncul tidak terlalu besar.
Proses persalinan normal juga masih bisa dilakukan, sama seperti ibu yang tak terkena TBC.
Namun, bila Moms baru menjalani pengobatan di akhir masa kehamilan, Moms mungkin akan mengalami kelahiran prematur.
Selain itu, masalah serius pada organ paru berpotensi terjadi.
Meskipun jarang terjadi, TBC kongenital pada bayi (bayi sejak lahir terkena TBC) juga memiliki angka kematian yang cukup tinggi.
Sebagaimana yang dipaparkan peneliti dalam The Journal of Infectious Diseases, penyakit TBC yang tidak diobati selama kehamilan dapat berisiko lebih tinggi menyebabkan kematian ibu dan bayi.
TBC kongenital ini terjadi akibat penyebaran infeksi melalui aliran darah ibu ke janin atau akibat tertelannya cairan ketuban yang terinfeksi.
Baca Juga: 13+ Menu Makanan Ibu Hamil Trimester 1 2 3, Moms Wajib Tahu!
Apakah TBC akan Menular Pada Janin?
Salah satu hal yang Moms paling cemaskan adalah ketakutan akan penyakit TBC pada ibu hamil berpindah ke janinnya.
Untungnya, kemungkinan untuk infeksi TBC berpindah ke janin itu cukup kecil.
Namun, hal ini dengan catatan jika TBC Moms telah terdeteksi sejak dini dan melakukan pengobatan dari kehamilan awal.
Sementara jika TBC baru terdeteksi dan baru menjalani pengobatan ketika ibu sudah hamil tua, ada beberapa risiko yang mungkin muncul seperti:
- Keguguran
- Bayi lahir prematur
- Pertumbuhan janin terhambat
- Berat badan lahir rendah
- Kemungkinan kematian janin dan ibu meningkat 4 kali lipat
Infeksi dapat menular ke janin bila sampai waktu persalinan TBC pada ibu belum diobati dengan baik.
Bila hal ini terjadi pada Moms, sebaiknya segera konsultasikan pada dokter kandungan dan dokter anak.
Baca Juga: Segudang Manfaat Jalan Pagi untuk Ibu Hamil, Baik untuk Ibu dan Janin!
Cara Mengatasi TBC pada Ibu Hamil
Lalu, bagaimana cara mengatasi TBC pada ibu hamil? Ada berbagai pilihan perawatan TBC pada ibu hamil yang cukup aman untuk dilakukan.
Moms tidak perlu khawatir saat menjalani pengobatan TBC selama kehamilan karena dokter akan memilih pengobatan terbaik dan aman untuk ibu maupun bayinya.
Jadi, pastikan TBC pada ibu hamil tetap diobati karena akan lebih buruk jika penyakit ini tidak segera diatasi.
Nah, pengobatan TBC yang dilakukan akan didasarkan pada jenis TBC yang Moms alami. Berikut cara mengatasi TBC pada ibu hamil berdasarkan golongan penyakitnya.
- TBC Laten
Jika Moms tidak memiliki gejala TBC, tetapi tes menunjukkan bahwa Moms mengidap penyakit tersebut, kemungkinan besar akan mengonsumsi obat yang disebut isoniazid.
Moms mungkin perlu meminumnya setiap hari selama 9 bulan, atau hanya dua kali seminggu selama waktu itu.
Selain itu, Moms harus mengonsumsi suplemen vitamin B6 secara bersamaan. Bisa juga menggunakan kombinasi isoniazid dan rifampisin selama 3 bulan.
Namun bagi sebagian besar wanita hamil, pengobatan infeksi TBC laten ini dapat ditunda hingga 2-3 bulan setelah melahirkan untuk menghindari pemberian obat yang tidak perlu selama kehamilan.
Cobalah untuk konsultasi dengan dokter guna mendapatkan pilihan perawatan yang paling tepat, Moms.
- TBC Aktif
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), ibu hamil dengan infeksi TB laten tidak boleh menunda pengobatannya.
Biasanya, Moms akan mendapatkan tiga obat pada awalnya yaitu isoniazid, rifampisin, dan etambutol.
Dokter mungkin akan menyarankan Moms untuk meminum ketiganya setiap hari selama 2 bulan.
Selama sisa akhir kehamilan menjelang kelahiran bayi, kemungkinan Moms hanya akan mengonsumsi isoniazid dan rifampisin, baik setiap hari atau dua kali seminggu.
- HIV dan TBC
Jika Moms juga mengidap HIV, dokter mungkin akan memberi obat yang sama untuk mengobati kedua penyakit yang akan diberikan kepada seseorang yang tidak hamil.
Bicaralah dengan dokter sehingga Moms memahami pilihan yang paling aman untuk diri sendiri dan bayi dalam kandungan.
Baca Juga: Keluhan Ibu Hamil pada Trimester 1 Hingga 3, Yuk Cari Tahu!
Menjalani Pengobatan TBC saat Menyusui
TBC adalah penyakit dengan perjalanan pengobatan yang cukup panjang.
Biasanya pasien TBC harus minum obat rutin selama setidaknya 6 bulan tanpa putus sama sekali.
Hal ini yang mungkin membuat Moms khawatir, karena takut obat TBC bisa memengaruhi kualitas ASI atau bahkan ‘terminum’ oleh sang bayi.
Faktanya, semua Moms yang sedang menjalani pengobatan TBC tetap dianjurkan untuk menyusui bayinya dengan ASI eksklusif. Pengobatan lini pertama dari TBC tidak akan meracuni bayi melalui ASI.
Kemungkinan ada sedikit dosis yang terbawa ke dalam ASI, tapi hal tersebut tidak berdampak buruk bagi sang buah hati.
Meski ada sedikit dosis obat TBC yang terbawa ke dalam ASI, air susu ibu juga tidak bisa dijadikan obat untuk mengatasi TBC pada bayi.
Bila memang bayi terdiagnosis mengalami TBC, Moms harus membawanya ke dokter supaya mendapatkan pengobatan yang sesuai
Namun, jika sang buah hati terbukti bebas dari TBC, Moms juga tak perlu takut memberikannya ASI.
Pasalnya, penyakit TBC tidak akan menular melalui ASI dan menyebab bayi terinfeksi, kecuali Moms mengalami tuberkulosis mastitis.
Baca Juga: 11 Makanan Penambah Hb Ibu Hamil, Cegah Risiko Anemia!
Cara Mencegah Penyakit TBC
Menjaga sistem kekebalan Moms tetap sehat dan menghindari paparan seseorang dengan TBC aktif adalah cara terbaik untuk mencegah infeksi TBC selama kehamilan.
Menurut laman TB Alert, 60% orang dewasa dengan sistem kekebalan tubuh yang sehat dapat membunuh bakteri penyebab TBC secara efektif.
Jangan lupa juga untuk melakukan pemeriksaan TBC secara rutin sehingga Moms bisa melakukan pengobatan segera apabila terbukti mengalami infeksi.
Jika Moms terbukti mengidap TBC, sebaiknya lakukan hal ini untuk mencegah penularan:
- Minumlah semua obat sesuai resep, sampai dokter menyatakan Moms telah sembuh.
- Lakukan pemeriksaan lanjutan secara rutin, sesuai dengan janji dokter yang dibuat.
- Selalu tutup mulut dengan tisu saat batuk atau bersin. Tutup tisu di dalam kantong plastik, lalu buang.
- Cuci tangan setelah batuk atau bersin.
- Jangan mengunjungi orang lain dan jangan mengundang mereka untuk mengunjungi Moms.
- Jauhi rumah dari tempat kerja, sekolah, atau tempat umum lainnya.
- Gunakan kipas angin atau buka jendela saat bergerak di sekitar udara segar.
- Jangan menggunakan transportasi umum.
Selain itu, Moms dapat melakukan pencegahan TBC dengan memerhatikan kebersihan lingkungan sekitar.
Hal ini karena TBC adalah infeksi yang ditularkan melalui udara, bakteri TBC dilepaskan ke udara ketika seseorang dengan TBC menular batuk atau bersin.
Namun, risiko infeksi dapat dikurangi dengan menggunakan beberapa tindakan pencegahan sederhana seperti:
- Menggunakan ventilasi yang baik karena TBC dapat bertahan di udara selama beberapa jam tanpa ventilasi.
- Dapatkan paparan cahaya alami dari matahari karena sinar UV dapat membunuh bakteri TBC.
- Selalu menjaga kebersihan yang baik dengan menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin mengurangi penyebaran bakteri TBC.
Sementara untuk anak-anak, bisa mencegah penyakit TBC dengan vaksinasi BCG (Bacille Calmette-Guérin). Vaksin ini biasanya diberikan satu kali seumur hidup saat bayi dengan dibarengi vaksin polio 1.
Baca Juga: 7 Rekomendasi Buku Hamil untuk Para Calon Ibu
Itu dia Moms, penjelasan penyakit TBC pada ibu hamil yang perlu diketahui. Semoga bermanfaat.
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/tuberculosis/symptoms-causes/syc-20351250#:~:text=Tuberculosis%20is%20caused%20by%20bacteria,%2C%20spits%2C%20laughs%20or%20sings.
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3206367/
- https://academic.oup.com/jid/article/205/suppl_2/S216/803545
- https://assets.publishing.service.gov.uk/government/uploads/system/uploads/attachment_data/file/851836/RA_Pregnancy_TB_Clinicians.pdf
- https://www.cdc.gov/tb/topic/treatment/pregnancy.htm#:~:text=The%20preferred%20initial%20treatment%20regimen,harmful%20effects%20on%20the%20fetus.
- https://www.tbalert.org/about-tb/what-is-tb/prevention/
- https://www.webmd.com/lung/tuberculosis-prevention#:~:text=Wash%20your%20hands%20after%20coughing,to%20move%20around%20fresh%20air.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.