Ciri-Ciri Toxic People dan Cara Keluar dari Zona Red Flag
Istilah toxic people sering terdengar beberapa waktu belakangan, baik di sosial media maupun kehidupan nyata.
Istilah tersebut mengacu pada kondisi kepribadian seseorang yang memberikan energi negatif kepada orang lain di sekitarnya.
Rasa tidak nyaman dan depresi pun menjadi dampak yang sering ditimbulkan akibat perilaku toxic people.
Waspada, perilaku yang dilakukan oleh orang toksik bisa saja "menular" dan membuat Moms melakukan hal yang serupa.
Agar Moms tidak demikian, yuk kenali selengkapnya tentang toxic people!
Baca Juga: Mengenal INFJ, Kepribadian Introvert 'Terlangka' di Dunia
Apa Itu Toxic People?
Jodie Gale, psikoterapis di Australia, mengatakan bahwa orang dengan perilaku toksik dapat memberikan pengaruh buruk pada orang sekitarnya.
Bahkan, perilaku tersebut juga bisa menyebabkan munculnya perilaku toksik dalam percintaan.
Kendati demikian, apa yang dimaksud dengan toxic people sebenarnya tidak termasuk ke dalam gangguan kesehatan mental.
Penelitian yang dilakukan Walden University menilai bahwa perilaku toksik sebagai salah satu tanda adanya gangguan kepribadian.
Dikatakan gangguan kepribadian, karena kondisi tersebut dapat merugikan orang lain dan mengganggu kondisi mental maupun fisik.
Orang toksik kemungkinan pernah sangat terluka di masa lalunya, tapi belum dapat healing sepenuhnya.
Secara tak sadar, orang lainlah yang merasakan dampak negatif dari proses healing yang belum teratasi itu.
Misalnya, orang yang mengidap gangguan narsistik, akan berperilaku toksik karena tak dapat mengenali kebutuhan orang lain.
Akibatnya, perilaku yang dilakukannya tidak didasari rasa tulus. Jadi, hanya untuk meningkatkan harga dirinya saja.
Cukup berbahaya, ya, Moms?
Baca Juga: Mengalami Masalah Kesehatan Mental? Ini 5 Rekomendasi Psikolog Jakarta
Penyebab Orang Menjadi Toksik
Menurut psikoterapis Amy Tatsumi, perilaku seseorang yang toksik dikaitkan dengan bagaimana orang lain bereaksi.
Reaksi ini termasuk perasaan dikhianati, menarik diri, mati rasa, atau menjadi terlalu mengikuti kemauan orang lain.
Penyebab toxic people biasanya terjadi karena seseorang telah melewati masa lalu yang kelam dan membawa trauma.
Beberapa penyebab atau asal muasal orang yang toksik ini, meliputi:
- Kekerasan verbal di masa lalu
- Kurang kasih sayang dari orang sekitar
- Kekerasan fisik yang merugikan diri sendiri
- Hubungan percintaan tak berjalan mulus
- Tekanan dari orang terdekat
Selain itu, beberapa alasan lain bersikap toxic adalah karena mengalami hal memalukan saat masa sekolah.
Contohnya, yaitu perilaku bullying atau merasa diintimidasi oleh orang lain.
Toxic people mungkin mengidap gangguan kesehatan mental yang tidak terdiagnosis, seperti:
- Depresi
- Kecemasan
- Gangguan bipolar
- Gangguan makan
Segala bentuk trauma yang dimiliki mengacu pada orang yang toksik dan berisiko terjadi dalam pernikahan.
Baca Juga: 7 Tanda Hubungan Abusive, Bisa Berdampak Buruk bagi Fisik dan Kesehatan Mental
Ciri-Ciri Toxic People
Toxic people bisa terjadi pada siapa saja, seperti teman, rekan kerja, atasan, hingga anggota keluarga sendiri.
Malah, sebagian orang merasa bahwa dirinya sendiri toksik untuk orang lain.
Daripada salah menilai, berikut ini beberapa tanda-tanda toxic people yang sebaiknya Moms kenali:
1. Energi Terkuras Berlebihan
Setiap kali selesai bertemu atau berinteraksi dengan toxic people, Moms sangat mungkin untuk merasa capek dan lelah.
Hal ini tidak hanya dirasakan secara fisik, tapi juga emosional.
Hubungan beracun dapat menyerap energi positif dalam diri, sehingga Moms tidak memiliki kekuatan dan kontrol atas diri sendiri.
Orang yang mengalami kelelahan secara emosional dapat berakibat pada timbulnya sikap apatis.
Inilah yang membawa dampak buruk lebih jauh ke dalam kehidupan sehari-hari.
2. Ada Ancaman dan Intimidasi
Toxic people umumnya menggunakan intimidasi dan ancaman untuk mendapatkan hal yang mereka inginkan.
Ancaman ini juga bisa berupa ultimatum atau pilihan yang sangat sulit untuk ditolak.
Misalnya, dipaksa memilih antara bekerja atau pemotongan gaji jika mengambil cuti sakit dalam lingkup pekerjaan.
Sering disebut sebagai toxic friendship, mereka melakukan ini demi keuntungan pribadi, lho.
Baca Juga: Karakter ENTJ, Kepribadian Pemimpin yang Ambisius
3. Playing Victim
Toxic people umumnya tidak menyadari bahwa perilaku mereka terhadap orang lain sesungguhnya 'beracun'.
Mereka malah sering merasa atau meyakini bahwa dirinya adalah korban.
Dengan ini, orang toksik menyalahkan orang lain ketika terjadi sesuatu akibat perbuatannya sendiri.
Playing victim pun menjadi tanda-tanda yang sangat terlihat dari orang yang sangat toksik.
4. Tidak Senang dengan Keberhasilan Orang Lain
Apakah Moms kenal dengan seseorang yang senang memberikan pujian, namun diikuti sesuatu yang negatif setelahnya?
Misalnya, memuji bahwa masakan Moms enak, tapi tidak cantik penyajiannya.
Toxic people biasanya tidak senang melihat orang lain bahagia, sehingga merasa perlu merendahkan kepercayaan diri orang tersebut.
Orang yang toksik ini mendapatkan kepercayaan diri dengan menjatuhkan orang lain agar dirinya merasa lebih baik.
Jangan sampai kita bertemu dengan orang seperti ini, ya, Moms.
5. Emosinya Sulit Ditebak
Orang dengan gangguan kepribadian ini memanfaatkan situasi dengan memanipulasi orang lain.
Berinteraksi dengan seseorang yang toxic akan membuat Moms merasakan kecemasan.
Dalam berkomunikasi pun harus sangat berhati-hati, termasuk ketika menyampaikan atau berbuat sesuatu.
Toxic people juga terkadang memiliki masalah dengan pengelolaan emosi, sehingga dapat menjadi sangat sulit ditebak.
Ada masanya ia merasa senang, tetapi bisa berubah jadi 'dingin', emosional, dan 'meledak' tiba-tiba.
Baca Juga: Mengenal Peaceful Parenting, Mengasuh Anak Tanpa Marah dan Membentak
6. Tak Ada Batasan
Tanda lain dari orang yang toksik adalah tidak menghormati batasan.
Sering terjadi dalam toxic relationship, mereka tidak punya batasan untuk melampiaskan kebutuhan pribadinya.
Padahal, hubungan yang sehat didasarkan pada kepercayaan dan kemampuan untuk menghormati batasan orang lain.
Terkadang, gangguan kepribadian ini berbeda tipis dengan rasa cemburu terhadap pasangan.
Baca Juga: 9 Tanda Anak dengan Toxic Parents, Moms Wajib Tahu!
7. Drama Queen
Apakah Moms pernah memerhatikan ketika kehidupan seseorang selalu dipenuhi drama?
Ini mungkin bukan kebetulan, sebab tanda-tanda toxic people adalah selalu menciptakan drama bagi orang-orang di sekitarnya.
Mereka kerap mengobarkan emosi dan menciptakan konflik secara terus-menerus. Mereka yang demikian kerap disebut drama queen.
Orang yang seperti ini lebih menyukai pertentangan dibandingkan hubungan yang sehat dan harmonis.
8. Tidak Berperilaku Konsisten
Bagian dari menjadi manusia adalah mengalami pasang surut.
Jadi, wajar jika Moms kadang berbuat baik dan sesekali melakukan kesalahan.
Namun, toxic people hampir tidak pernah konsisten dalam hal tersebut.
Perilaku mereka tidak menentu, dan sering kali tidak menindaklanjuti komitmen atau janji yang dibuat.
Moms bahkan tidak pernah tahu apa yang akan mereka lakukan selanjutnya.
Baca Juga: Mengenal Toxic Positivity yang Buruk Bagi Kesehatan Mental
Cara Menghadapi Toxic People
Journal of Health and Social Behavior menunjukkan, hubungan sosial manusia memiliki efek jangka pendek dan panjang terhadap kesehatan.
Dalam arti lain, orang yang toksik dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental seseorang.
Jika dibiarkan, hal ini dapat mengganggu kesehatan jangka panjang yang menguras emosi.
Lalu, apa saja yang bisa dilakukan untuk menghadapi toxic people? Berikut ini triknya, Moms.
1. Buatlah Batasan
Langkah pertama adalah menyadari bahwa perkataan, perilaku, dan hubungan dengan orang ini adalah toxic.
Kemudian, buatlah batasan personal dan jangan biarkan toxic people melewatinya.
Misalnya, membatasi percakapan menjadi lebih singkat atau hindari memberikan informasi personal terlalu banyak.
Jangan sampai orang toksik menggunakan informasi tersebut untuk menyerang Moms atau orang lain.
2. Evaluasi Hubungan dengan Orang Tersebut
Menghadapi orang toksik perlu mempertimbangkan beberapa hal.
Evaluasi kembali makna keberadaan orang tersebut dalam hidup Moms dan Dads.
Apakah opininya berharga untuk didengar dan keberadaannya membawa hal positif dalam hidup?
Jika tidak, sudah saatnya untuk menjaga jarak.
Tak ada salahnya juga untuk membiarkan orang toksik itu jauh dari kehidupan kita, lho.
Baca Juga: Pilihan Cara Self Healing Terbaik, Sesuaikan dengan Kebutuhan, Moms!
3. Minta Dukungan Orang Lain
Cara lain adalah meminta dukungan teman atau kerabat lain yang tidak toksik.
Jangan sampai Moms menjadi ketergantungan dengan orang yang toksik.
Saat ini sudah banyak platform untuk berkonsultasi dengan pakar, seperti psikolog atau psikiater.
Bertemu dengan pakar bisa menjadi solusi yang tepat agar kesehatan mental Moms dan Dads tetap terjaga.
4. Kontrol Emosi
Tidak semua hal dalam hidup dapat dikontrol dan dipilih.
Karena itu, tidak ada salahnya untuk mencoba berfokus terhadap hal-hal yang dapat dikontrol.
Seperti, mengontrol emosi diri, serta memilih untuk tidak memperdebatkan semua hal.
Lakukan aktivitas lain yang dapat membuat pikiran dan perasaan Moms lebih positif.
Baca Juga: Meditasi dalam Islam, Bagaimana Hukumnya?
5. Tegur dengan Berani
Moms, apabila bertemu dengan orang yang toksik, tak ada salahnya untuk menegur orang tersebut.
Tegur toxic people tentang kebohongan atau inkonsistensi apa pun yang dilakukannya.
Beri tahukan kepada dirinya bahwa Moms tidak menghargai perilaku tersebut.
Cara ini menunjukkan kepada orang yang toxic agar mereka mampu menyadari kesalahan yang diperbuatnya.
6. Alihkan Waktu dengan Orang yang Positif
Alih-alih menghabiskan waktu dan energi untuk orang toksik, lebih baik habiskan lebih banyak waktu dengan orang-orang yang positif.
Orang yang positif biasanya akan menerima Moms apa adanya.
Mereka pun dapat menciptakan rasa nyaman dalam diri Moms ketika berkumpul atau mengobrol bersama.
Remove toxic people! Cara ini adalah salah satu yang cukup banyak dilakukan dan terbilang ampuh.
Membawa energi positif ke dalam diri akan membuat lingkungan juga ikutan 'bersih', lho.
7. Mencoba Memaafkan Orang Lain
Ikhlas memaafkan orang lain adalah remove toxic people yang cukup sulit dilakukan, bukan?
Kebanyakan orang memaafkan kesalahan, namun tidak sepenuhnya melupakan perilaku tersebut.
Padahal, cara ini merupakan langkah awal untuk bisa terlepas dari orang-orang yang toksik.
Memaafkan orang lain dengan ikhlas adalah tanda bahwa Moms siap memulai hidup yang baru dan lebih baik.
Jangan sampai, rasa dendam tersebut membuat sulit untuk keluar dari lingkaran toksik.
8. Hindari Menghakimi Orang Lain
Terkadang orang yang toksik akan membuat orang lain merasa tidak nyaman.
Salah satunya dengan menilai atau menghakimi penampilan atau perbuatan yang terlihat ataupun tidak.
Meski orang yang toksik sering menghakimi, jangan sampai kita termakan umpannya dan melakukan perbuatan yang sama.
Seseorang diizinkan untuk melakukan kesalahan sesekali dalam hidup.
Bahkan kecuali kita telah melakukan suatu tindakan yang memengaruhi seseorang, tidak ada yang berhak untuk menghakimi.
Baca Juga: 9 Gerakan Senam Hamil Trimester 2, Ikuti Yuk!
Memang tidak mudah untuk melepaskan diri dari toxic people, apalagi jika orang tersebut memiliki hubungan dekat dengan diri Moms.
Meski demikian, tetaplah melangkah ke arah yang lebih baik agar Moms dapat kembali memiliki hubungan yang sehat.
Semoga Moms bisa segera dijauhkan dari toxic people, ya!
- https://www.webmd.com/mental-health/signs-toxic-person
- https://www.waldenu.edu/online-masters-programs/ms-in-clinical-mental-health-counseling/resource/strategies-for-dealing-with-toxic-people
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/20943583/
- https://psychcentral.com/health/things-you-absolutely-must-know-about-toxic-people
- https://www.delawarepsychologicalservices.com/post/7-ways-to-remove-toxic-people-from-your-life
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.