Tumor Otak: Gejala, Penyebab, Diagnosis dan Pengobatan
Gejala tumor otak bisa bervariasi dan sering kali tidak disadari karena menyerupai gejala penyakit lain.
Umumnya, pengidap tumor otak biasanya mengeluhkan beberapa kondisi akibat peningkatan tekanan intrakranial, seperti sakit kepala, mual, hingga kejang.
Komplikasi dari tumor otak dapat menimbulkan disabilitas bagi pasien.
Oleh karena itu, penting untuk mengenali tumor otak agar dapat dilakukan penanganan yang tepat.
Baca Juga: 18 Obat Kuat Alami untuk Pria Berstamina dan Kuat Tahan Lama di Ranjang
Apa Itu Tumor Otak?
Melansir Journal of Advances in Medical and Biomedical Research, tumor otak adalah adanya pertumbuhan dan berkembangnya sel-sel yang tidak normal, di mana sel-sel ini berkembang biak secara tidak terkendali.
Mengutip American Associaton of Neurological Surgeons, ada lebih dari 150 tumor otak yang telah dicatat, tetapi ada dua kelompok utama tumor otak: primer dan metastasis.
Tumor otak primer berasal dari jaringan otak atau lingkungan terdekat otak.
Tumor primer dikategorikan lagi menjadi: glial atau non-glial. Tumor jenis ini ada yang jinak atau ganas.
Sementara, tumor otak metastasis muncul di tempat lain di tubuh (seperti payudara atau paru-paru) dan bermigrasi ke otak, biasanya melalui aliran darah.
Tumor metastasis dianggap kanker dan ganas.
Tumor otak adalah salah satu penyakit yang dapat dialami oleh penderita pada usia berapapun.
Namun, Yayasan Kanker Indonesia menyebut penyakit ini lebih sering terjadi pada anak-anak berusia 3-12 tahun dan orang dewasa berusia 40-70 tahun.
Adapun dilihat dari jenisnya, tumor sekunder lebih sering terjadi daripada tumor primer pada orang dewasa.
Moms dapat terhindar dari penyakit satu ini dengan mengurangi fator-faktor risiko yang dapat menyebabkannya.
Baca Juga: 6 Pilihan KB yang Paling Aman dalam Mencegah Kehamilan dan Minim Efek Samping
Gejala Tumor Otak
Mengutip Mayo Clinic, tanda dan gejala tumor otak sangat bervariasi, dan tergantung pada ukuran, lokasi, dan laju pertumbuhan tumor otak.
Tanda dan gejala umum tumor otak bisa termasuk:
- Baru mengalami atau ada perubahan pola sakit kepala
- Sakit kepala secara bertahap menjadi lebih sering dan lebih parah
- Mual atau muntah karena alasan yang tidak bisa dijelaskan
- Masalah penglihatan, seperti penglihatan kabur, penglihatan ganda
- Hilangnya sensasi atau gerakan secara bertahap di lengan atau kaki
- Kesulitan menjaga keseimbangan
- Kesulitan bicara
- Kebingungan dalam urusan sehari-hari
- Perubahan kepribadian atau perilaku
- Kejang, terutama pada seseorang yang tidak memiliki riwayat kejang
- Masalah pendengaran
Baca Juga: 12 Penyebab Ketiak Hitam dan Cara Menghilangkannya, Bisa Gunakan Kentang!
Penyebab Tumor Otak
Tumor otak ada yang berasal dari jaringan otak sendiri (tumor otak primer), ada juga yang berasal dari tumor di organ lain yang menyebar ke otak (tumor otak sekunder).
Tumor otak primer terjadi akibat mutasi atau perubahan genetik pada sel di jaringan otak, yang menyebabkan sel tersebut tumbuh tanpa terkendali.
Penyebab perubahan genetik ini sendiri belum diketahui dengan pasti.
Meski begitu, ada beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami tumor otak, antara lain:
1. Paparan Radiasi
Sekitar satu persen tumor otak diperkirakan disebabkan oleh radiasi pengion.
Radiasi pengion termasuk sinar-X dan sinar gamma, seperti yang digunakan dalam X-ray, CT scan, atau radioterapi.
Orang yang sering terkena paparan radiasi tersebut memiliki risiko lebih tinggi terkena tumor otak, termasuk penyintas bom atom atau nuklir.
Radiasi tertentu bisa memengaruhi manusia dan terkena radiasi di tempat kerja atau menjalani terapi radiasi bisa menjadi penyebab tumor otak.
Radiasi pengion meningkatkan risiko berkembangnya tumor, sehingga risiko berkembangnya meningioma atau glioma akan lebih tinggi jika melakukan radioterapi ke kepala apalagi masih anak-anak terutama balita.
Sementara gelombang radiasi yang berasal dari menara listrik, ponsel, dan microwave belum terbukti terkait sebagai penyebab tumor otak.
Radiasi dari pancaran menara listrik dan ponsel yang berdampak pada tumor otak masih dilakukan penelitian lebih lanjut.
2. Pengidap HIV/AIDS
Orang dengan HIV atau AIDS berisiko terkena tumor otak berjenis limfoma SSP.
Meski belum diketahui alasan pastinya, kemungkinan tumbuhnya tumor jenis ini disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh melemah, terutama pada tahap lanjut atau fase akhir HIV/AIDS.
Dalam hampir semua kasus limfoma SSP, ditemukan virus yang disebut virus Epstein-Barr.
Baca Juga: Kenali Clubbing Finger, Jari Kuku Menebal dan Bengkak Akibat Penyakit Serius
3. Obesitas
Melansir PLoS One, sekitar 2 persen dari tumor otak diperkirakan disebabkan oleh kegemukan.
Terdapat bukti bahwa orang yang kelebihan berat badan memiliki peningkatan risiko mengembangkan tumor otak berjenis meningioma.
Ada juga beberapa kasus pada anak-anak yang lahir dengan berat lebih dari 4 kilogram berisiko tinggi terkena tumor otak jenis astrocytoma atau tumor embrional.
4. Faktor Keturunan
Sekitar 5-10 persen pengidap tumor otak dipengaruhi oleh faktor genetik atau turun-temurun dari keluarganya.
Meskipun pengidap tumor otak yang diwariskan secara genetik terbilang jarang.
Namun tak ada salahnya berkonsultasi dengan dokter jika terdapat anggota keluarga Moms terdiagnosis menderita tumor otak.
Dokter mungkin akan merujuk Moms pada konselor genetik.
5. Usia
Sebenarnya tumor otak bisa muncul pada usia berapa pun.
Balita hingga usia remaja pun rentan terhadap penyakit ini.
Akan tetapi, risiko terkena akan meningkat saat usia bertambah karena tumor otak lebih mudah terjadi pada manula, terutama berusia 65-75 tahun ke atas.
Baca Juga: 4 Penyebab Mual di Trimester 3 dan Cara Mengatasi serta Mencegahnya
Jenis Tumor Otak
Ada banyak sekali jenis tumor otak. Namun, berikut ini 4 jenis tumor yang umum dan paling banyak terjadi, mengutip dari PennMedicine.org.
1. Metastatis
Tumor otak ini umumnya terjadi pada orang dewasa. Tumor metastasis muncul dari kanker yang terbentuk di tempat lain di tubuh, kemudian menyebar ke otak.
Meskipun tingkat kejadian pasti tidak diketahui, American Brain Tumor Association memperkirakan antara 200.000 dan 300.000 tumor otak metastatik didiagnosis setiap tahun.
Robert Lustig, M.D., Profesor Onkologi Radiasi Klinis, mengatakan bahwa tumor metastasis paling sering berasal dari kanker paru-paru atau payudara.
"Tumor metastasis yang lebih besar akan ditangani melalui pembedahan (yang berarti dihilangkan), sementara tumor yang lebih kecil dapat diobati dengan pisau gamma, bentuk terapi radiasi yang memfokuskan 200 sinar radiasi kecil ke daerah tumor," jelasnya.
2. Meningioma
Tumor ini secara teknis bukan tumor otak, karena mereka terbentuk di meninges, selaput yang melapisi tengkorak dan kanal vertebral.
Tetapi pertumbuhan tumornya dapat memengaruhi otak dengan menyebabkan kecacatan seperti gangguan penglihatan dan pendengaran, hilang ingatan, atau kejang.
Serangan meningioma semakin meningkat seiring bertambahnya usia, dan tumor yang bertumbuh lambat, sehingga gejalanya dapat berkembang secara bertahap dari waktu ke waktu.
"Meningioma adalah tumor bersifat jinak. Namun, jika tumor mulai memengaruhi kualitas hidup, dokter akan mengangkatnya atau mengobatinya dengan terapi radiasi. Tanda awal meningioma yang paling umum adalah sakit kepala kronis," kata Dr. Lustig.
Baca Juga: 8 Rekomendasi Hydrating Toner untuk Kulit Sensitif, Harga Mulai dari Rp12 Ribuan!
3. Glioblastoma
Glioblastoma adalah tumor otak primer paling umum, yang berasal dari otak.
Tumor ini juga menjadi yang paling mematikan.
Sekitar 15.000 kasus baru glioblastoma didiagnosis setiap tahun, dengan tingkat kelangsungan hidup rata-rata dalam jangka waktu 11-15 bulan.
"Berbagai pendekatan perawatan sering digunakan untuk melawan glioblastoma, termasuk reseksi bedah, terapi radiasi, dan kemoterapi," kata Dr. Lustig.
4. Astrositoma
Tumor primer ini berasal dari sel yang disebut astrosit, terletak di serebrum otak.
Tingkat keganasan tumor astrositoma bisa bervariasi, kadang-kadang tumbuh lambat (Kelas II) dan kadang-kadang tumbuh lebih agresif (Kelas III).
"Pendekatan pengobatan untuk astrositoma selalu melibatkan pembedahan, dan kadang-kadang kemoterapi dan terapi radiasi," terang Dr. Lustig.
Secara garis besar, sakit kepala persisten adalah tanda-tanda awal paling umum dari tumor otak.
Dr. Lustig mengatakan ada beberapa cara untuk membedakan sakit kepala normal dengan sakit kepala yang bisa menandakan tumor otak.
"Jika frekuensi sakit kepala meningkat, dan terjadi selama berhari-hari dan berminggu-minggu, dan bila sakit kepala menjadi begitu kuat sehingga membangunkan Anda ketika tidur, ini bisa jadi gejala tumor otak," jelas Dr. Lustig.
Untuk orang yang tidak memiliki riwayat sakit kepala kronis, bila tiba-tiba mulai mengalami sakit kepala ini, maka ini adalah kondisi yang perlu dikhawatirkan.
Baca Juga: Tata Cara Salat Rebo Wekasan agar Terhindar dari Marabahaya dan Bencana, Yuk Lakukan!
Diagnosis Tumor Otak
Dalam membuat diagnosis tumor otak, dokter akan mengajukan pertanyaan tentang gejala yang rasakan serta melihat riwayat kesehatan pribadi dan keluarga.
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, termasuk pemeriksaan neurologis.
Jika dokter mencurigai adanya kemungkinan jaringan abnormal di otak, maka dokter akan melakukan satu atau lebih dari tes berikut
1. Pemindaian Otak
Moms dapat diminta untuk melakukan CT (CAT) scan atau MRI untuk melihat gambar otak dengan lebih jelas.
PET scan pun mungkin perlu dijalani bila tumor yang Moms miliki diketahui berasal dari organ tubuh lain, seperti paru-paru.
2. Angiogram Otak
Tes ini melibatkan penggunaan pewarna dan sinar X dari pembuluh darah di otak.
Hal ini untuk mencari tanda-tanda tumor atau pembuluh darah abnormal.
3. Biopsi
Biopsi dilakukan dengan mengambil sampel jaringan tumor untuk kemudian diteliti di bawah mikroskop.
Tes ini dilakukan untuk menentukan apakah tumor bersifat jinak atau ganas (kanker).
Beberapa tes lain mungkin juga diperlukan, tergantung pada kondisi masing-masing pasien.
Konsultasikan dengan dokter untuk jenis tes pemeriksaan yang tepat.
Baca Juga: 4 Penyebab Sakit Perut Sebelah Kanan Saat Hamil dan Cara Mengatasinya, Bisa Karena Kram
Stadium Tumor Otak
Diagnosis tumor otak ditentukan dalam 4 stadium.
Stadium ini dibagi berdasarkan tampilan sel tumor, seberapa cepat sel tersebut tumbuh, dan seberapa besar kemungkinannya untuk kambuh setelah diobati.
Berikut penjelasannya:
1. Stadium 1
Tumor otak yang termasuk ke dalam stadium satu adalah tumor yang paling jinak.
Sel tumor tampak normal, tumbuh dengan lambat dan tidak menyebar ke area lain.
Umumnya dapat disembuhkan melalui operasi dan penderitanya bisa hidup normal setelah tumor diangkat
2. Stadium 2
Tumor otak stadium dua masih termasuk tumor jinak dengan karakteristik sel tumor yang tampak sedikit abnormal.
Pertumbuhannya relatif lambat, tapi ada kemungkinan bisa menyebar ke jaringan di sekitarnya.
Tumor ini juga bisa muncul kembali setelah diobati.
3. Stadium 3
Tumor otak stadium 3 sudah termasuk ke dalam tumor ganas, alias kanker otak.
Selnya tampak abnormal dan tumbuh secara aktif ke jaringan otak disekitarnya.
Tumor ini bisa muncul kembali dengan kondisi yang lebih parah.
4. Stadium 4
Tumor otak yang masuk ke dalam kategori stadium 4 adalah jenis tumor yang paling ganas.
Sel-selnya tampak abnormal, pertumbuhannya sangat cepat dan menyebar ke area lain dengan cepat pula.
Tingkat kekambuhannya pun tinggi.
Baca Juga: 19 Potret Artis Korea yang Hadir di Konser IU, Ada Kim Soo Hyun hingga Jungkook BTS!
Cara Mengobati Tumor Otak
Pengobatan untuk penyakit ini tergantung pada jenis, ukuran, dan lokasi tumor, serta kondisi kesehatan secara keseluruhan.
Beberapa obat dan pengobatan untuk tumor otak yang umumnya direkomendasikan dokter, yaitu:
1. Operasi
Operasi merupakan cara utama untuk mengobati tumor otak.
Pada jenis pengobatan ini, dokter akan mengangkat seluruh atau sebagian jaringan tumor yang mungkin bisa diangkat, tanpa merusak jaringan sehat di sekitarnya.
Meski begitu, operasi pengangkatan tumor juga memiliki beberapa risiko, seperti infeksi dan perdarahan.
Umumnya, risiko bergantung pada lokasi tumor di otak.
Contohnya, operasi pengangkatan tumor yang terletak di dekat saraf yang terhubung dengan mata berisiko menyebabkan pasien mengalami kebutaan setelah menjalani operasi.
Oleh sebab itu, sebelum menentukan pengobatan yang sesuai, lebih baik diskusikan terlebih dahulu dengan dokter mengenai berbagai risiko yang mungkin terjadi setelah operasi.
Jika prosedur operasi dirasa terlalu berisiko, dokter tentu akan menyediakan berbagai pilihan lain atau alternatif pengobatan yang dianggap lebih aman untuk mengatasi kondisi ini.
2. Radioterapi
Bila seluruh jaringan tumor sulit diangkat atau pembedahan tidak mungkin dilakukan, cara lain untuk menyembuhkan tumor otak adalah dengan melakukan terapi radiasi.
Terapi radiasi atau radioterapi dilakukan dengan memancarkan radiasi berkekuatan tinggi, seperti sinar X atau proton, atau brakiterapi untuk membunuh sel tumor.
Baca Juga: 6 Faktor yang Memengaruhi Emosi Anak, Mulai dari Kondisi dalam Diri, Keluarga, dan Lingkungan
3. Kemoterapi
Sama seperti radioterapi, kemoterapi juga umumnya dilakukan setelah operasi untuk membunuh sisa sel tumor yang tidak terangkat.
Jenis pengobatan ini dilakukan dengan menggunakan obat-obatan, baik dalam bentuk pil minum atau intravena.
Obat kemoterapi yang biasanya digunakan untuk penyembuhan tumor otak, yaitu temozolomide (Temodar).
4. Obat-obatan
Dokter juga mungkin akan meresepkan beberapa obat-obatan, seperti steroid untuk mengurangi pembengkakan di sekitar tumor, pereda nyeri, dan antikonvulsan (anti kejang) yang diberikan sebelum dan sesudah operasi.
Obat-obatan lain juga mungkin diresepkan untuk membantu mengatasi gejala yang muncul.
Baca Juga: 10 Tips Memakai Tunik dan Mix and Match yang Kece untuk OOTD, Cantik Dipadu Celana Maupun Rok!
Cara Mencegah Tumor Otak
Sampai saat ini belum ada cara pasti untuk mencegah terjadinya kanker otak.
Namun Moms dapat mengurangi risiko terkena kanker otak dengan menjalankan langkah berikut:
- Menghindari paparan pestisida dan insektisida
- Menghindari paparan bahan kimia bersifat karsinogenik
- Tidak merokok
- Menghindari paparan radiasi yang tidak perlu
- Menerapkan gaya hidup sehat dengan diet seimbang dan aktif berolahraga
- Membatasi konsumsi alkohol
Nah, itulah tumor otak yang paling sering dialami. Semoga kita semua dijauhkan dari penyakit ini, ya, Moms. Jaga kesehatan selalu!
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4300589/
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4558052/
- https://www.cancer.org/cancer/brain-spinal-cord-tumors-adults/causes-risks-prevention/what-causes.html
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/brain-tumor/symptoms-causes/syc-20350084
- https://yayasankankerindonesia.org/article/mengenal-kanker-otak
- https://www.healthline.com/health/brain-tumor
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.