Kupas Tuntas Kondisi Ulat Gigi di dalam Mulut, Cek Faktanya!
Apakah Moms pernah mendengar tentang ulat gigi?
Salah satu hal yang paling menyebalkan dan membuat hari terasa berat serta penuh amarah adalah ketika sakit gigi.
Kondisi tersebut sering dihubungkan dengan keberadaan ulat gigi di dalam mulut.
Lantas, apakah ulat gigi benar adanya? Jika ada, bagaimana cara mengeluarkannya?
Yuk, simak penjelasannya lebih lanjut berikut ini, Moms!
Baca Juga: 4 Cara Mengobati Kencing Nanah Agar Tak Jadi Komplikasi
Ulat Gigi, Mitos atau Fakta?
Sebagian besar orang dalam satu titik dalam hidupnya pasti pernah merasakan sakit gigi.
Ternyata, tidak sedikit yang percaya bahwa salah satu penyebab gigi menjadi sakit dan berlubang adalah ulat gigi.
Ulat gigi dipercaya bisa menggerogoti bagian dalam mulut dan menyebabkan gigi busuk.
Sayangnya, kepercayaan itu hanyalah mitos belaka alias tidak terbukti secara medis.
Keberadaan ulat gigi adalah salah kaprah yang dipercaya orang-orang zaman dahulu.
Dilansir dari Lybrate, ulat gigi adalah teori yang keliru. Sesungguhnya, sakit atau infeksi gigi bukan disebabkan oleh ulat yang berada di dalam gigi.
Sakit gigi bisa disebabkan karena paparan bakteri, kebiasaan ngemil makanan manis, dan kebersihan gigi yang tidak dijaga.
Kebiasaan buruk tersebutlah yang menyebabkan terbentuknya gigi berlubang dan menumpuknya karang gigi.
Jika tidak dirawat dengan benar, gigi yang tidak bersih dapat rusak sehingga meningkatkan risiko infeksi parah atau kehilangan gigi tersebut.
Gigi berlubang bisa terjadi dan berkembang pada siapa saja, mulai dari balita hingga orang dewasa.
Baca Juga: 10+ Rekomendasi Dokter Gigi Tangerang, Tersedia Operasi Gigi Bungsu!
Pengertian Ulat Gigi Menurut Medis
Ulat gigi bukanlah suatu kondisi gangguan gigi, melainkan sebuah bentuk struktur gigi yang terlihat seperti 'ulat',
Sebuah penelitian di University of Maryland Dental School mengungkapkan, adanya benda-benda silinder yang memanjang atau 'tumbuh' keluar dari pori-pori alami atau tubulus gigi.
Di dalam gigi manusia, lebih dari 50.000 tubulus per milimeter persegi bertindak sebagai saluran dari saraf ke atas melalui gigi.
American Dental Association (ADA) mengatakan, tugas tubulus gigi sebenarnya cukup penting, yaitu menyalurkan kepekaan terhadap panas atau dingin dari permukaan gigi ke saraf.
Namun, dapat muncul rasa sakit dan ketidaknyamanan saat tubulus terbuka.
Jika diperiksa, tubulus ini terlihat seperti ulat gigi di bawah pantauan mikroskop.
Tapi, sekali lagi, itu bukan ulat sungguhan, seperti yang dibayangkan.
Jadi, ulat gigi adalah sebuah ungkapan untuk menggambarkan struktur gigi yang sebenarnya, bukan ulat sungguhan.
Baca Juga: 5 Cara Mengatasi Sakit Gigi pada Ibu Hamil
Gejala Sakit Gigi
Jadi, Moms sudah tahu bahwa sakit gigi akibat ulat gigi hanyalah mitos belaka, bukan?
Faktanya, seseorang bisa mengalami gigi yang sakit karena dipicu oleh infeksi bakteri.
Melansir Cleveland Clinic, ada sejumlah tanda-tanda seseorang mengalami sakit gigi.
Berikut gejala dari sakit gigi yang umum dirasakan:
- Gigi terasa sakit dan berdenyut
- Gigi sakit saat menggigit makanan
- Bengkak di sekitar gigi
- Demam atau sakit kepala
- Bau tidak sedap dari mulut
Pulpa di dalam gigi merupakan bahan lunak yang berisi saraf, jaringan, dan pembuluh darah.
Saraf pulpa ini termasuk yang paling sensitif di tubuh.
Ketika saraf ini teriritasi atau terinfeksi oleh bakteri (abses), mereka dapat menyebabkan rasa sakit yang parah.
Sakit gigi juga membuat seseorang kurang nyaman beraktivitas, hal ini dipicu dari sakit kepala dan juga badan demam.
Baca Juga: Ini Arti Kedutan Paha Kiri Menurut Primbon Jawa dan Medis
Penyebab Sakit Gigi
Jika bukan ulat di gigi dan gusi, lalu apa yang menyebabkan sakit gigi?
Agar tidak misinformasi lagi, berikut penyebab dari gangguan pada gigi, di antaranya:
1. Infeksi Bakteri
Penyebab sakit gigi yang paling umum adalah bakteri dalam plak yang menyebabkan kerusakan gigi.
Plak terbentuk saat ada penumpukan bakteri di gigi.
Plak dapat menyebabkan gigi berlubang dan penyakit gusi, misalnya radang gusi.
Dikutip dari situs Kementerian Kesehatan RI, hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menyatakan bahwa proporsi terbesar masalah gigi di Indonesia adalah gigi rusak, berlubang, atau sakit sekitar 45,3%.
Sedangkan masalah kesehatan mulut yang mayoritas dialami penduduk Indonesia adalah gusi bengkak dan/atau keluar bisul (abses) sebesar 14%.
2. Tidak Menjaga Kesehatan Gigi
Pada tahap awal, bakteri menumpuk di lapisan terluar gigi dan merusak email gigi yang keras.
Tahap ini juga terkait dengan pembentukan plak.
Plak akan terbentuk ketika seseorang makan terlalu banyak makanan bertepung atau manis dan tidak sering membersihkan gigi.
Selanjutnya, bakteri menyerang lapisan yang lebih lunak tepat di bawah email yang disebut dentin, kemudian lubang kecil terbentuk pada gigi.
Lubang ini biasanya tidak terlihat karena sering terbentuk plak di bagian belakang gigi.
Pada akhirnya, saraf dan pembuluh darah akan terdampak dan menyebabkan rasa sakit.
Baca Juga: 3 Tips Merawat Gigi Anak saat Pandemi, Jangan sampai Si Kecil Sakit Gigi!
3. Gingivitis
Gingivitis juga salah satu kondisi yang sering terlihat seperti ulat gigi.
Gingivitis adalah jenis penyakit gusi yang paling umum.
Penyakit gusi disebabkan oleh kebersihan gigi yang buruk yang mengakibatkan penumpukan plak.
Seiring waktu, bakteri tersebut akan menyebabkan gusi menjadi merah, berdarah, dan membengkak.
Jika tidak diobati dengan cepat, kondisi ini dapat membuat gigi terpaksa dicabut dan hilang permanen.
Pastikan Moms membersihkan gigi setiap hari, menyikat gigi dengan efektif, dan menggunakan obat kumur antibakteri.
4. Tumbuh Gigi Bungsu
Jika mengalami nyeri di punggung atas dan area geraham bawah, waspada keberadaan gigi bungsu.
Gigi bungsu adalah gigi terakhir yang tumbuh ketika seseorang berusia 20 tahun ke atas.
Sebagian orang mengalami rasa sakit yang hebat ketika gigi bungsu mulai tumbuh.
Rasa sakit ini hanya akan bertambah seiring dengan terus tumbuhnya gigi bungsu tersebut.
Jika ini terjadi, mereka dapat menekan saraf dan tulang serta gigi di sekitarnya.
5. Kebiasaan Memainkan Gigi
Jangan salah, penyakit sakit gigi juga bisa dipicu dari kebiasaan-kebiasaan yang tidak disadari.
Salah satunya sering menggeretakkan gigi, lho.
Kondisi ini dapat menyebabkan sakit gigi yang berhubungan dengan sendi temporomandibular (TMJ).
TMJ adalah sendi yang menghubungkan rahang bawah ke tengkorak, memungkinkan untuk makan dan berbicara.
Saat mengatupkan rahang atau menggemeretakkan gigi, ini akan memperburuk gigi serta memberikan tekanan ekstra pada otot rahang.
Mengompres air hangat dapat meredakan gejala sakit gigi yang mengganggu.
Baca Juga: Kenali 9 Jenis Bahan Sofa yang Awet, Pilih yang Mana?
Cara Mengobati Dampak Ulat Gigi
Setelah mengenal apa itu sebenarnya ulat gigi dan apa penyebab pastinya, lalu bagaimana untuk ‘mengeluarkan’ ulat gigi tersebut?
Lebih tepatnya, ‘mengeluarkan’ di sini dimaksudkan sebagai cara pengobatan atau perawatan ketika merasa sakit akibat gangguan pada gigi.
Berikut beberapa tips untuk merawat gigi yang sakit:
1. Penggunaan Fluoride
Pengobatan dimulai dengan pemeriksaan oleh dokter gigi yang nantinya akan membantu menegakkan diagnosis.
Dokter mungkin akan memerlukan gambaran yang jelas, sehingga akan melakukan rontgen di bagian gigi dan mulut.
Dalam terapinya, dokter biasanya akan memberikan fluorida (fluoride).
Menurut jurnal Pediatric Clinics of North America, fluorida adalah unsur yang ditemukan dalam obat kumur, pasta gigi, dan air yang melindungi email gigi.
Jika gigi berlubang terdeteksi pada tahap awal, perawatan fluorida akan membantu memulihkan kesehatan gigi.
2. Menambal Gigi
Dokter gigi mungkin akan meresepkan obat yang mengandung fluorida konsentrasi tinggi.
Jika terdapat gigi berlubang atau karies gigi yang telah berkembang melebihi tahap awal, maka harus dilakukan tambalan gigi yang terbuat dari bahan yang meniru komposisi gigi.
Untuk gigi yang sudah rusak cukup parah, tooth crown atau mahkota gigi akan direkomendasikan.
Mahkota gigi adalah bahan pengganti yang dapat meniru komposisi gigi.
4. Mencabut Gigi
Dalam jurnal Dental Worm Disease, disebutkan siapa pun bisa mengalami gigi berlubang dan sering kali gigi berlubang pada tahap awal tidak menunjukkan gejala apa pun.
Ketika gigi berlubang terdeteksi pada tahap yang sangat awal, maka perawatannya juga semakin mudah.
Selain itu jika Moms atau keluarga menderita sakit gigi atau gigi sensitif, sebaiknya segera kunjungi dokter gigi untuk pemeriksaan dan pengobatan lebih lanjut.
Namun, ketika gigi berlubang hingga menyebabkan kehilangan gigi total, biasanya pasien tidak bisa dirawat dengan penambalan lagi.
Sisa gigi harus dicabut untuk mencegah penyebaran bakteri lebih lanjut dan mencegah infeksi.
5. Implan Gigi
Sebagai pilihan, pasien dapat memilih implan gigi untuk mengisi celah yang tersisa setelah pencabutan gigi.
Efek samping mungkin dapat terjadi pada tambalan gigi yang digunakan untuk merawat gigi berlubang.
Terkadang muncul celah yang terbentuk antara gigi asli dan tambalan.
Celah ini dapat menyebabkan penumpukan bakteri dan kerusakan lebih lanjut.
Oleh karena itu, jika Moms atau keluarga menyadari adanya celah antara gigi dan tambalan, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter gigi.
Baca Juga: Ini Dia 5 Cara Menghilangkan Sakit Gigi Akibat Berlubang
Itu dia penjelasan mengenai ulat gigi, serta penyebab dan cara mengatasinya.
Jadi, sekarang sudah tahu bahwa istilah ini merupakan mitos saja, ya!
Hal yang terpenting, Moms tetap harus menjaga kesehatan rongga mulut dengan menyikat gigi setidaknya 2 kali sehari.
Jangan lupa juga untuk periksa ke dokter gigi setidaknya setiap 6 bulan sekali, ya, Moms.
Semoga gigi Moms dan keluarga tetap sehat!
- https://www.lybrate.com/topic/tooth-worm
- https://www.sciencedaily.com/releases/2009/07/090727205901.htm
- www.sciencedaily.com/releases/2009/07/090727205901.htm
- https://www.mouthhealthy.org/en/az-topics/t/tooth
- https://www.colgate.com/en-us/oral-health/cavities/tooth-worm
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28011975/
- https://doi.org/10.1016/j.pcl.2018.05.014
- https://www.kemkes.go.id/article/view/20030900005/situasi-kesehatan-gigi-dan-mulut-2019.html
- https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/10957-toothache
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.