Sering Nyeri di Ulu Hati? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Apakah Moms termasuk orang-orang yang sering merasakan nyeri ulu hati?
Jika ya, sebaiknya Moms lebih waspada. Pasalnya, ulu hati terasa nyeri dapat menjadi tanda dari adanya suatu penyakit.
Yuk, Moms, cari tahu selengkapnya tentang penyebab nyeri ulu hati dan cara mengatasinya lewat ulasan di bawah ini!
Baca Juga: Infeksi Lambung: Penyebab, Gejala, dan Perbedaan dengan Asam Lambung!
Nyeri Ulu Hati
Ulu hati atau yang di dalam dunia medis disebut epigastrium, merujuk pada perut bagian atas, tepat di bawah tulang rusuk.
Beberapa orang merasa ulu hati mengalami rasa nyeri yang dirasakan selama makan, sesudah makan, atau ketika berbaring terlalu cepat setelah makan.
Nyeri ulu hati ini mungkin merupakan salah satu gejala umum gastroesophageal reflux (GERD) atau maag.
Pemicunya bisa jadi asam lambung yang naik, bergerak ke bagian atas menuju bagian belakang tenggorokan.
Mengutip dari healthgrades.com, nyeri ulu hati juga dapat terjadi dengan kondisi yang menyebabkan peradangan pada organ pencernaan, seperti gastritis dan pankreatitis.
Selain itu, nyeri ulu hati juga dapat dialami oleh wanita hamil karena tekanan perut yang meningkat dan perubahan hormonal yang memperlambat proses pencernaan.
Nyeri ulu hati juga bisa timbul dari kondisi yang mengganggu sistem pencernaan normal, seperti tukak lambung, hernia hiatus, atau batu empedu.
Dalam kasus ini, biasanya sering terjadi setelah makan, dan bisa menjadi kronis.
Baca Juga: GERD, Gangguan Pencernaan yang Mirip Serangan Jantung
Penyebab Nyeri Ulu Hati
Nyeri ulu hati tidak selalu mengkhawatirkan. Sebagian orang yang mengalami nyeri ulu hati ringan setelah makan dapat mereda dengan cepat.
Sementara sebagian lainnya mungkin mengalami rasa terbakar di perut, dada, dan leher yang dapat membuat tidur tidak nyaman.
Penyebab nyeri ulu hati dapat berbeda pada tiap orang. Ketahui beberapa penyebab nyeri ulu hati agar dapat mencegahnya, antara lain:
1. Tukak Lambung
Penyebab nyeri ulu hati yang pertama adalah akibat perut mengalami tukak lambung.
Tukak lambung terjadi ketika naiknya asam lambung dari lambung ke kerongkongan.
Tukak lambung dapat berbahaya jika dibiarkan begitu saja.
Karena asam lambung yang naik dapat menyebabkan iritasi serta infeksi pada kerongkongan dan dapat menyebabkan penyakit GERD.
Gejala umum asam lambung, di antaranya:
- Maag
- Gangguan pencernaan
- Rasa asam abnormal di mulut
- Sakit tenggorokan atau suara serak
- Tenggorokan terasa tidak nyaman
- Batuk terus menerus
2. Heartburn dan Gangguan Pencernaan
Mengutip dari Mayoclinic, heartburn adalah rasa sakit yang membakar di dada, tepat di belakang tulang dada.
Rasa sakitnya sering muncul setelah makan, di malam hari atau saat berbaring dan membungkuk.
Sedangkan gangguan pencernaan (dispepsia) adalah sebutan untuk gejala masalah pencernaan yang terjadi saat Moms mengonsumsi jenis makanan yang tidak cocok dengan perut.
Heartburn dan gangguan pencernaan merupakan akibat dari adanya tukak lambung dan menimbulkan gejala berupa nyeri di ulu hati.
Baca Juga: 7 Bahan Alami untuk Mengobati Sakit Perut
3. Makan Berlebihan
Penyebab nyeri ulu hati selanjutnya adalah karena makan secara berlebihan. Saat Moms dan Dads makan terlalu banyak, perut dapat membesar melebihi ukuran normalnya.
Hal ini dapat memberikan banyak tekanan pada organ sekitarnya.
Tekanan ini bisa menyebabkan nyeri pada lambung, dan membuat kesulitan bernapas karena paru-paru hanya memiliki sedikit ruang untuk mengembang ketika Moms menarik napas.
Makan secara berlebihan juga dapat membuat asam lambung naik, yang menyebabkan heartburn dan tukak lambung.
4. Radang Lambung (Gastritis)
Radang lambung, atau dalam istilah medis dikenal dengan gastritis, merupakan salah satu penyebab nyeri ulu hati yang sering dijumpai.
Radang lambung terjadi ketika lapisan perut (mukosa) meradang karena infeksi bakteri, gangguan sistem kekebalan tubuh atau kerusakan perut yang diakibatkan oleh GERD.
Secara umum radang lambung atau gastritis dibagi menjadi dua, yaitu radang lambung akut dan radang lambung kronis.
Radang lambung akut biasanya terjadi secara tiba-tiba, dan menyebabkan nyeri ulu hati yang hebat.
Sedangkan radang lambung kronis terjadi secara perlahan dalam waktu yang lama.
Meskipun nyeri yang dirasakan pada radang lambung kronis tidak sesakit radang lambung akut, namun jika tidak diobati radang lambung kronis dapat berkembang menjadi kanker.
Gejala radang lambung meliputi:
- Nyeri ulu hati
- Perut kembung
- Mual
- Muntah
- Hilang nafsu makan
- Cepat merasa kenyang saat makan
- Buang air besar dengan tinja berwarna hitam
- Muntah darah
5. Radang Kerongkongan (Esofagitis)
Esofagitis merupakan penyebab terjadinya nyeri ulu hati selanjutnya. Esofagitis atau radang kerongkongan terjadi karena terjadinya iritasi pada kerongkongan.
Penyebab esofagitis pada umumnya adalah tukak lambung, efek samping obat tertentu, atau infeksi bakteri atau virus.
Bila tidak diobati, esofagitis dapat merusak jaringan esofagus atau kerongkongan dan menyebabkan penyempitan pada kerongkongan.
Baca Juga: 5 Pencegahan Agar Anak Tidak Kena Sakit Maag
6. Peradangan Kantong Empedu
Kantong empedu merupakan organ yang berbentuk seperti buah pir dan berada di bawah hati yang bertugas menyimpan cairan empedu.
Peradangan di kantong empedu juga bisa menyebabkan nyeri ulu hati. Peradangan kantong empedu terjadi akibat penyumbatan yang biasanya disebabkan oleh batu empedu.
Sehingga membuat kantung empedu menjadi bengkak dan terinfeksi.
Beberapa gejala peradangan kantung empedu adalah:
- Kehilangan nafsu makan
- Nyeri ulu hati
- Mual dan muntah
- Demam
- Kulit terlihat kuning
7. Preeklamsia
Wanita hamil biasanya sering mengalami nyeri ulu hati ringan karena tekanan yang ditimbulkan oleh kehamilan yang sedang tumbuh di area perut.
Hal ini juga umum terjadi karena perubahan hormon yang memengaruhi sistem pencernaan.
Tetapi, jika nyeri ulu hati pada masa kehamilan sering terjadi, maka Moms perlu waspada karena bisa jadi ini merupakan gejala dari kondisi serius yang dikenal dengan preeklamsia.
Preeklamsia adalah komplikasi pada kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan tanda-tanda kerusakan pada sistem organ lainnya, seperti ginjal dan hati.
Dalam penelitian PMC Labs, dikatakan bahwa preeklamsia memengaruhi sekitar satu dari 10 kehamilan di seluruh dunia.
Kondisi ini diperkirakan akan terus meningkat di seluruh dunia dan terus berlanjut.
Untuk itu, kemajuan dalam skrining, deteksi, dan diagnosis serta manajemen preeklamsia antenatal, perinatal, dan postnatal sangat diperlukan.
8. Kanker Lambung
Penyebab nyeri ulu hati selanjutnya adalah akibat adanya kanker pada lambung.
Kanker lambung ditemukan kurang dari 2% dari semua kasus yang dirujuk untuk endoskopi.
Kanker lambung dini hanya terdiri dari 10% kasus kanker, tetapi penting untuk didiagnosa karena masih dapat disembuhkan. Sekitar 60-90% pasien awalnya datang dengan keluhan nyeri ulu hati.
Namun, risiko kanker lambung sangat rendah pada pasien di bawah usia 55 tahun gejala kanker biasanya disertai penurunan berat badan, disfagia, atau anemia.
Baca Juga: Heartburn dan GERD Saat Hamil, Ini Penjelasan tentang Keduanya
Cara Mengatasi Nyeri Ulu Hati
Perawatan untuk menyembuhkan nyeri ulu hati tergantung pada penyebabnya. Ada beberapa cara mengatasi nyeri ulu hati yaitu:
1. Mengubah Pola Makan
Jika penyebab nyeri ulu hati yang Moms rasakan akibat pola makan yang tidak teratur atau makan secara berlebihan, maka ubahlah pola makan menjadi lebih teratur dan mengontrol porsinya.
Selain itu konsumsilah makanan yang dapat membantu mengatasi gastritis dan mengurangi gejalanya, misalnya:
- Makanan berserat tinggi: buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan.
- Makanan rendah lemak: daging tanpa lemak, dan sayuran
- Makanan dengan keasaman rendah, termasuk sayuran dan kacang-kacangan
- Minuman non-berkarbonasi
- Minuman bebas kafein
Jurnal Experimental and Therapeutic Medicine menemukan bahwa probiotik dapat membantu mengatasi masalah perut yang disebabkan oleh bakteri Helicobacter pylori.
Bakteri ini menyebabkan infeksi pada sistem pencernaan yang dapat menyebabkan gastritis atau tukak lambung.
Oleh karena itu, makanan probiotik yang sehat dapat membantu mengatasi gastritis, seperti yogurt, kimchi, dan lain-lain.
2. Mengubah Pola Hidup
Cara mengatasi nyeri ulu hati selanjutnya adalah dengan mengubah pola hidup menjadi lebih sehat.
Misalnya berolahraga sekitar 30 menit setiap hari, konsumsi makanan yang lebih sehat, tidak minum alkohol, dan berhenti merokok.
3. Menjalani Pengobatan
Jika nyeri ulu hati yang dirasakan sudah cukup parah dan sering, mengonsumsi obat-obatan untuk menghilangkan nyeri dapat membantu.
Konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosa dan pengobatan yang tepat.
Untuk menetralkan asam lambung, konsumsilah obat antasida.
Moms dan Dads dapat mengonsumsinya sejam setelah makan dan sebelum tidur sebanyak 1-2 sendok makan atau satu tablet.
Jika penyebab nyeri ulu hati akibat GERD atau tukak lambung, Moms dan Dads mungkin perlu antibiotik serta pengobatan jangka panjang untuk mengatasi kondisi ini.
Baca Juga: Moms Sudah Tahu Beda Maag dan GERD?
Moms dan Dads tidak perlu ragu memeriksakan diri ke dokter ketika nyeri ulu hati terlalu sering kambuh.
Apalagi jika Moms belum tahu pasti penyebabnya, karena bisa jadi nyeri tersebut merupakan gejala dari penyakit lain.
Jangan lupa lebih sering mengonsumsi makanan yang lebih sehat untuk kesehatan lambung yang lebih baik. Semoga Moms dan Dads tetap sehat, ya!
- https://www.healthgrades.com/right-care/digestive-health/epigastric-pain
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/heartburn/symptoms-causes/syc-20373223#:~:text=Overview,and%20no%20cause%20for%20alarm.
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/preeclampsia/symptoms-causes/syc-20355745
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6832549/
- https://www.healthline.com/health/epigastric-pain
- https://www.healthline.com/health/gastritis-diet#what-to-eat
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1121753/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.