Mengenal Fungsi Ureter dan Gangguan yang Menyertainya
Ureter adalah saluran yang mengangkut urine dari ginjal ke kandung kemih.
Di dalam tubuh, terdapat dua ureter yang terhubung ke setiap ginjal.
Tabung ureter terbuat dari otot polos yang berkontraksi untuk mendorong urine dari ginjal ke kandung kemih.
Organ ini juga dapat mengalami infeksi dan penyumbatan jika tidak dijaga dengan baik.
Jika terjadi gangguan di ureter, Moms dapat mengalami kerusakaan pada ginjal.
Baca Juga: Infeksi Saluran Kemih: Gejala, Penyebab, Komplikasi, dan Pengobatan
Fungsi Ureter
Foto: Orami Photo Stock
Ureter adalah bagian dari sistem kemih, yang berfungsi untuk menyaring darah dan membuat urine sebagai produk limbah.
Perannya dalam proses ini adalah untuk membawa urine dari ginjal ke kandung kemih.
Kontraksi di ureter memaksa urine menjauh dari ginjal dan masuk ke kandung kemih.
Ureter bekerja terus-menerus, mengosongkan urine ke dalam kandung kemih setiap 10 hingga 15 detik.
Selain berperan dalam membuang limbah dari tubuh, ginjal juga menyeimbangkan cairan dalam tubuh, melepaskan hormon untuk mengatur tekanan darah, dan mengontrol produksi sel darah merah.
Seperti ureter, kandung kemih adalah organ berotot yang berkontraksi untuk mengeluarkan urine.
Kandung kemih orang dewasa rata-rata dapat menampung hingga sekitar 2 cangkir urine.
Baca Juga: 7 Masalah Pemberian ASI Eksklusif dan Solusinya
Masalah Pada Ureter dan Cara Mengatasinya
Foto: Orami Photo Stock
Kondisi uretra dapat bersifat bawaan atau disebabkan oleh cedera atau infeksi.
Masalah ureter terjadi ketika aliran urine dari ginjal ke kandung kemih terpengaruh.
Jika urine tidak bisa keluar dari ginjal, infeksi ginjal bisa berkembang.
1. Obstruksi Ureter
Obstruksi ureter adalah penyumbatan di ureter.
Jika tidak diobati, obstruksi dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal.
Penyebab obstruksi antara lain:
- Pembesaran prostat
- Batu ginjal
- Jaringan parut
- Tumor
- Kehamilan
- Gangguan darah dan pembekuan darah
- Batu ureter
- Kelainan kongenital
Gejala ureter yang tersumbat termasuk nyeri di samping atau perut, darah dalam urine, mual, pembengkakan kaki, dan penurunan produksi urine.
Mengutip Medical Subject Headings obstruksi mungkin dapat bersifat parsial, akut atau kronis, tergantung dari gejala dan penyebabnya.
Perawatan ureter yang tersumbat mungkin melibatkan antibiotik untuk membersihkan infeksi, drainase, dan pembedahan.
2. Batu Ureter
Batu ureter adalah batu ginjal yang berjalan melalui ureter.
Batu ginjal terbentuk ketika limbah menumpuk dan menempel pada ginjal.
Batu ini dapat membesar seiring perkembangan waktu hingga menyumbat saluran urine ke kandung kemih.
Jika batu ureter kecil, mungkin tidak memiliki gejala yang mencolok.
Namun, jika ukurannya besar dan macet, mungkin mengalami beberapa kondisi berikut ini:
- Buang air kecil yang menyakitkan
- Kram di perut bagian bawah dan selangkangan
- Darah dalam urine
- Sensasi terbakar saat buang air kecil
- Terkadang batu ureter dapat menyebabkan infeksi. Jika ada infeksi, mungkin mengalami demam dan kedinginan.
Perawatan untuk batu ureter salah satunya adalah konsumsi banyak cairan.
Cara ini dapat secara alami membuat batu keluar dari tubuh tanpa bantuan medis.
Namun, saat batu menyebabkan banyak rasa sakit, penyedia layanan kesehatan mungkin meresepkan obat penghilang rasa sakit.
Jika ada infeksi, dokter akan meresepkan antibiotik.
Korean Journal of Urology menjelaskan mengetahui karakteristik batu dapat mempercepat proses pengobatan untuk pasien batu ureter.
Biasanya, dokter menyarankan beberapa pengobatan termasuk pembedahan jika batu sudah membesar dan menyumbat saluran ureter.
Selain itu, dokter juga akan memberikan antibiotik sebagai langkah awal pengobatan.
Baca Juga: 8 Rekomendasi Buah yang Mengandung Vitamin A yang Menyehatkan
3. Striktur Ureter
Striktur ureter adalah penyempitan ureter yang menyebabkan obstruksi urine.
Striktur dapat menyebabkan cadangan urine ke ginjal dan dapat mengakibatkan infeksi atau kerusakan ginjal.
Kondisi ini dapat disebabkan oleh cedera pada ureter, batu ginjal, infeksi saluran kemih (ISK), dan tumor.
Striktur biasanya hasil dari penumpukan jaringan parut.
Gejala termasuk nyeri di perut atau samping, darah dalam urine, kesulitan buang air kecil, mual, dan infeksi saluran kemih.
Perawatan mungkin termasuk pembedahan, endoskopi, nefrostomi perkutan, atau stent.
4. Kanker Ureter
Kanker ureter adalah kanker yang terbentuk di ureter.
Kanker ureter jarang terjadi.
Kondisi inidapat berkembang menjadi kanker kandung kemih juga, lho, Moms!
Gejala kanker ureter, antara lain sakit punggung, nyeri di sepanjang tulang rusuk, darah dalam urine, nyeri saat buang air kecil, penurunan berat badan, dan kelelahan.
Perawatan tergantung pada seberapa lanjut kanker itu, tetapi mungkin melibatkan pengangkatan tumor dan organ di sekitarnya, radiasi, dan kemoterapi.
Baca Juga: 14 Tips Hubungan Suami Istri yang Baik agar Tetap Langgeng
5. Refluks Vesikoureteral
Refluks vesikoureteral (VUR) ditandai dengan urine mengalir ke belakang, keluar dari kandung kemih, melalui ureter dan kembali ke ginjal.
Jika tidak diobati, dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal dan tekanan darah tinggi.
Gejala VUR yang paling umum adalah infeksi saluran kemih berulang (ISK).
Gejala lainnya termasuk inkontinensia, diare, sembelit, mual, muntah, dan penambahan berat badan yang buruk pada bayi.
VUR dapat disebabkan oleh cacat bawaan (disebut VUR primer) atau oleh penyumbatan kandung kemih atau ureter atau masalah saraf (disebut VUR sekunder).
Jika VUR disebabkan oleh kelainan kongenital, seorang anak dapat tumbuh lebih besar dari waktu ke waktu.
Antibiotik akan diresepkan untuk mengobati ISK akut.
Jika VUR adalah sekunder, penyedia layanan kesehatan dapat melakukan operasi atau menggunakan kateter untuk mengobati masalah yang mendasarinya.
Baca Juga: Memahami Fungsi Kandung Kemih dan 9 Tips Menjaga Kesehatannya
6. Infeksi Saluran Kemih
Infeksi saluran kemih dapat mempengaruhi bagian manapun dari saluran kemih, termasuk ureter.
Bagian paling umum dari sistem kemih yang terkena ISK adalah kandung kemih.
ISK terjadi ketika bakteri memasuki uretra dan menginfeksi saluran kemih.
Gejala ISK adalah rasa sakit dan terbakar saat buang air kecil, sering buang air kecil, atau merasa ingin buang air kecil, bahkan saat kandung kemih kosong.
Pengobatan ISK bisa dilakukan dengan pemberian antibiotik.
Demikian penjelasan tentang fungsi dan masalah yang sering terjadi pada ureter.
Yuk, mulai jaga kesehatan ginjal dari sekarang!
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4610899/
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/mesh?Db=mesh&Cmd=DetailsSearch&Term=%22Ureteral+Obstruction%22%5BMeSH+Terms%5D
- https://www.verywellhealth.com/ureters-anatomy-5093297
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.