18 Penyebab Vagina Gatal dan Cara Mengatasinya, Simak yuk!
Pernahkah Moms mengalami vagina gatal? Awas, jangan dianggap sepele!
Faktanya, vagina gatal bisa mengganggu aktivitas sehari-hari.
Apabila tidak segera diatasi, Moms juga akan lebih berisiko mengalami komplikasi.
Waspada, komplikasi akibat vagina gatal bisa menurunkan kualitas hidup sepenuhnya, lho.
Lantas, apa penyebab vagina gatal yang sebenarnya? Bagaimana cara mengatasinya?
Yuk, cari tahu selengkapnya lewat ulasan di bawah ini, Moms!
Baca Juga: 6 Pilihan KB yang Paling Aman dalam Mencegah Kehamilan dan Minim Efek Samping
Bibir Kemaluan Gatal dan Bentol Seperti Digigit Semut
Gatal di vagina merupakan keluhan yang bisa terjadi akibat menopause, paparan zat iritan, atau infeksi.
Vagina gatal juga bisa disebabkan oleh penyakit menular seksual (PMS).
Dalam kasus yang jarang terjadi, gatal pada vagina dapat berkembang karena stres atau kanker vulva.
Moms harus menghubungi dokter atau ginekolog jika rasa gatalnya parah atau disertai keluhan lainnya.
Dokter dapat menentukan penyebab gatal pada vagina melalui pemeriksaan dan pengujian.
Dokter juga dapat merekomendasikan perawatan yang tepat untuk mengatasi keluhan yang satu ini.
Menurut dr. Devy Amelia, Sp.KK Dokter Spesialis Kulit & Kelamin RS Pondok Indah – Pondok Indah dan J-Clinic, gatal pada vagina bisa disebabkan oleh infeksi jamur dan bakteri.
"Vagina gatal dapat disebabkan iritasi, infeksi jamur atau bakteri, eksim, stres, menopause, dan penyakit menular seksual (PMS)," jelas dr. Devy Amelia.
Vagina gatal juga bisa disertai dengan bentol. Nah, pada kasus ini, keluhan tersebut mungkin disebabkan oleh gigitan serangga.
"Penyebab bibir kemaluan gatal dan bentol biasanya karena gigitan serangga, eczema (eksim), atau jenis alergi lain," tutur dr. Devy Amelia.
Selain karena gigitan serangga, dermatitis seboroik, biang keringat, fluktuasi hormonal, psoriasis, erupsi obat, atrofi vagina, alergi atau iritan juga berisiko membuat bibir kemaluan bentol dan gatal.
Apabila bibir kemaluan bentol dan gatal serta tidak kunjung sembuh, sebaiknya Moms segera periksa ke dokter untuk mencegah perburukan kondisi.
"Jika rasa gatal pada vagina berkelanjutan sebaiknya berkonsultasi langsung ke dokter spesialis kulit dan kelamin atau ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan agar dapat ditangani secara tepat dan tuntas," kata dr. Devy Amelia.
Baca Juga: 17 Cara Menghilangkan Bau Vagina, Mudah dan Ampuh!
Penyebab Vagina Gatal yang Harus Diwaspadai
Agar lebih jelas lagi, berikut ini penyebab vagina gatal yang mesti Moms waspadai.
Segera berobat ke dokter apabila mengalami salah satu gejalanya, ya!
1. Infeksi Jamur
Penyebab vagina gatal seringkali dikaitkan dengan infeksi jamur.
Riset yang dilakukan Mayo Clinic menyebutkan bahwa ternyata 3 dari 4 wanita setidaknya pernah mengalami infeksi jamur pada vagina sebanyak 1 kali dalam seumur hidup.
Meskipun tidak termasuk penyakit menular seksual, tetapi salah satu penyebab infeksi jamur adalah kontak mulut ke vagina yang terjadi pada saat seks oral.
Cegahlah infeksi jamur dengan mengganti celana dalam secara teratur agar daerah vagina tidak lembap.
2. Iritasi Akibat Mencukur atau Waxing
Bagi Moms yang memilih untuk waxing atau mencukur bulu kemaluan, waspadalah terhadap bahaya iritasi.
Setelah mencukur maupun waxing, kulit sekitar area vagina menjadi lebih sensitif.
Seperti yang dilansir oleh Young Women’s Health, gatal dapat terjadi ketika bulu pubik kembali tumbuh.
Untuk mencegah hal ini terjadi, pastikan alat bercukur maupun alat waxing aman ya, Moms!
Baca Juga: Mengenal KB Steril, Prosedur Kontrasepsi yang Efektif Cegah Kehamilan
3. Alergi Akibat Produk Bahan Sehari-hari
Ternyata, penyebab vagina gatal bisa karena produk sehari-hari yang kita pakai, lho!
Reaksi alergi bisa terjadi karena adanya kontak kulit sekitar vagina dengan produk yang Moms gunakan sehari-hari.
Cleveland Clinic menyebutkan alergi dapat disebabkan oleh tisu toilet, pembalut, maupun material celana dalam yang Moms pakai.
Vagina gatal dapat pula dialami oleh Moms yang alergi terhadap kondom berbahan lateks.
4. Penyakit dan Kelainan Kulit
Tak hanya itu, penyakit dan kelainan kulit juga salah satu pemicu gatal pada area vagina.
Menurut Harvard Health Publishing, beberapa kondisi kulit yang bisa jadi penyebab vagina gatal, antara lain:
- Eksim: kondisi peradangan kulit yang menyebabkan bercak merah, retakan tipis, dan kerak yang sangat gatal.
- Psoriasis: kondisi di mana sel-sel kulit baru diproduksi terlalu cepat sehingga menimbulkan kulit bersisik dan gatal.
- Lichen Sclerosus: kondisi inflamasi kulit yang biasanya terjadi pasca menopause. Menurut penelitian, 1 dari 30 wanita mengalaminya setelah menopause.
5. Ketidakseimbangan pH
Penyebab vagina gatal lainnya adalah karena pH yang tidak seimbang.
Ketidakseimbangan pH membuat bakteri dan jamur berkembang di area kemaluan sehingga mengakibatkan gatal.
Dilansir dari Medical News Today, ketidakseimbangan pH disebabkan oleh menopause atau saat menstruasi.
Hal ini dapat dicegah dengan selalu rajin membersihkan vagina dengan air bersih agar pH tetap seimbang dan teratur mengganti pembalut ya, Moms.
Baca Juga: Waspada 12 Penyebab Vagina Sakit yang Wajib Mom Ketahui!
6. Bacterial Vaginosis (BV)
Bacterial vaginosis merupakan infeksi karena tidak seimbangnya jumlah bakteri baik dan bakteri jahat yang ada pada vagina.
Rata-rata perempuan dengan umur 15-44 tahun yang mengalami gatal pada vagina disebabkan oleh bacterial vaginosis.
Kondisi tersebut tidak selalu menimbulkan gejala. Gejala yang muncul biasanya berupa:
- Gatal pada vagina dan keluarnya cairan yang tidak normal dan berbau busuk.
- Warna cairan mungkin tipis dan abu-abu kusam atau putih. Dalam beberapa kasus, mungkin juga berbusa.
- Keputihan yang lebih encer daripada kental (kebalikannya terjadi pada infeksi jamur)
Bacterial vaginosis diobati dengan antibiotik oral, gel antibiotik vagina, atau krim.
Jika tidak diobati, vaginosis bakterial dikaitkan dengan kelahiran prematur, infeksi setelah operasi, dan penyakit radang panggul.
Lakukan pencegahan dengan menjaga kebersihan vagina dan hindari produk-produk yang memicu iritasi.
Baca Juga: 13 Cara Merapatkan Vagina Karena Sering Berhubungan, Mudah!
7. Penyakit Menular Seksual
Penyebab vagina gatal dapat pula dipicu oleh penyakit menular seksual. Beberapa infeksi yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual, antara lain chlamydia, ghonorrhea, dan trichomoniasis.
Menurut The Centers for Disease Control and Prevention (CDC), penyakit menular seksual dapat dicegah dengan:
- Tidak melakukan hubungan seks dengan pasangan yang berganti-ganti.
- Menggunakan kondom dengan benar.
- Setia pada pasangan.
- Menerima vaksin HPV (human papillomavirus).
8. Faktor Menopause
Ketika menopause, tubuh mengalami ketidakseimbangan hormon yang dapat memicu terjadinya vaginal atrophy.
Vaginal atrophy merupakan kondisi penipisan, pengeringan, dan peradangan yang terjadi pada vagina saat tubuh kekurangan hormon estrogen.
Kondisi ini dapat dicegah dengan menjaga gaya hidup tetap sehat saat menopause.
Usia rata-rata untuk menopause pada wanita adalah sekitar 51 tahun, tetapi dapat terjadi lebih awal atau lebih lambat.
Wanita yang merokok cenderung mengalami menopause lebih awal dibandingkan wanita yang tidak merokok.
Baca Juga: 13 Cara Merapatkan Vagina Karena Sering Berhubungan, Mudah!
9. Stres dan Gangguan Kecemasan
Keadaan mental seperti stres dan gangguan kecemasan dapat berpengaruh langsung terhadap kesehatan tubuh Moms, lho.
Dilansir dari Calm Clinic, stres dan gangguan kecemasan dapat memicu ketidakseimbangan bakteri pada vagina sehingga menyebabkan gatal.
Kurangi stres dengan perbanyak relaksasi dan rekreasi ya, Moms!
10. Kanker Vulva
Kanker vulva adalah jenis kanker yang terjadi pada area permukaan luar alat kelamin wanita.
Vulva adalah area kulit yang mengelilingi uretra dan vagina, termasuk klitoris dan labia.
Salah satu gejala kanker vulva adalah gatal pada area vagina.
Gejala lainnya berupa pendarahan, perubahan warna kulit permukaan alat kelamin, dan adanya benjolan di area kemaluan.
Lakukanlah pemeriksaan ke dokter untuk menerima pengobatan apabila gejala-gejala tersebut terus timbul.
11. Perubahan Hormon
Penyebab vagina gatal selanjutnya adalah perubahan hormon. Saat menyusui, kadar estrogen Moms menurun.
Perawatan juga menyebabkan kadar estrogen turun.
Estrogen yang rendah dapat menyebabkan lapisan vagina Moms menipis dan menyebabkan gatal serta iritasi.
Gejala akan hilang saat Moms berhenti menyusui dan kadar estrogen meningkat lagi.
Baca Juga: Bibir Vagina Bengkak, Ketahui Penyebab dan Cara Mengobatinya
12. Kutu Kemaluan
Penyebab vagina gatal selanjutnya adalah kutu kemaluan.
Makhluk mungil seperti kepiting ini menyebabkan rasa gatal yang hebat di area vagina dan kemaluan.
Mereka biasanya menempel pada rambut kemaluan.
Mereka mungkin juga menempel pada area tubuh lain yang ditutupi rambut kasar.
Kutu kemaluan dapat diobati dengan lotion pembunuh kutu yang dijual bebas. Kasus yang parah mungkin memerlukan obat resep topikal.
13. Sabun atau Pewangi Tidak Cocok
Jika Moms mengalami gatal-gatal, tetapi tidak mengalami gejala yang berhubungan dengan keputihan atau infeksi jamur atau bakterial vaginosis, salah satu pemicunya adalah produk alergen, lho.
Perubahan produk dapat menyebabkan kondisi yang disebut dermatitis kontak, di mana kulit bereaksi terhadap alergen atau iritan yang tidak sesuai.
Ini bisa seperti sabun baru, losion, pewarna, deterjen, atau bahkan pembalut.
"Beberapa wanita lebih sensitif terhadap produk beraroma atau pewarna dan benar-benar mengalami reaksi alergi," kata Dr. Audra Williams, MD, asisten profesor kebidanan dan ginekologi di University of Alabama di Birmingham School of Medicine.
Jadi, alih-alih penyebabnya infeksi atau ketidakseimbangan pada bakteri vagina, gatal juga bisa disebabkan oleh paparan sesuatu produk yang tidak cocok.
Lebih baik sekarang menggunakan produk tanpa beraroma, ya, Moms!
14. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi bakteri yang dapat terjadi di mana saja di saluran kemih termasuk ginjal, uretra, ureter dan kandung kemih.
ISK dapat menyebabkan nyeri panggul, urgensi untuk selalu buang air kecil, nyeri saat buang air kecil dan urin keruh dan berbau busuk.
Jika infeksi berada di dekat uretra kita, inu dapat menyebabkan gatal dan iritasi parah.
Tak jarang menyebabkan sebagian wanita merasakan gatal pada area vaginya.
Segera konsultasi dengan dokter apabila merasakan gejala seperti ini untuk mendapatkan perawatan.
Baca Juga: 5 Danau Terbesar di Afrika yang Wajib Diketahui
15. Kondisi Lichen Sclerosus
Melansir National Health Service, lichen sclerosus adalah suatu kondisi kulit yang menyebabkan area kulit berwarna putih dan warna tidak merata yang tampak lebih tipis dari kulit normal.
Ini umumnya mempengaruhi daerah anal dan genital, dan penyebab pastinya tidak diketahui.
Ketidakseimbangan hormon atau sistem kekebalan yang hiperaktif mungkin berperan satu sama lain.
Kondisi ini sering terjadi pada wanita setelah menopause. Gejala dan tanda lichen sclerosus adalah:
- Kemerahan
- Vagina gatal parah
- Rasa sakit atau ketidaknyamanan
- Bercak putih dan halus di kulit
- Bercak keriput dan bernoda
- Pendarahan atau robek di sekitar vagina
- Sakit saat berhubungan intim
- Luka melepuh, ulserasi, atau berdarah pada kasus yang parah
Dokter umumnya akan menyarankan krim/salep kortikosteroid yang dapat membantu kulit kembali ke normal dan mengurangi kemungkinan jaringan parut.
Lichen sclerosus bisa kambuh, jadi Moms mungkin perlu perawatan dan pencegahan lanjut dalam jangka panjang.
16. Herpes Genital
Herpes genital adalah jenis infeksi menular seksual, dan dapat disebabkan oleh dua jenis virus, yakni virus herpes simpleks 1 dan virus herpes simpleks 2.
Gejala herpes genital adalah lepuh kecil, yang dapat pecah membentuk luka terbuka di dekat alat kelamin, paha, atau anus.
Biasanya mengalami rasa terbakar, kesemutan, atau gatal-gatal sekitar vagina, rasa sakit saat buang air kecil dan keputihan yang tidak biasa.
Pada umumnya, dokter akan meresepkan obat antivirus untuk mencegah gejala semakin parah.
Moms juga dapat mengoleskan krim penghilang rasa sakit atau petroleum jelly ke area yang terkena untuk mengurangi rasa sakit saat buang air kecil.
17. Terlalu banyak berkeringat
Alasan kenapa Miss V gatal tidak melulu karena kondisi medis.
Ada kalanya, gaya hidup yang jadi penyebab masalah ini.
Berolahraga, atau aktivitas lain yang membuat Momsberkeringat, dapat menyebabkan keringat menumpuk di bagian vagina.
Jika keringat dan kotoran lain yang ada di vagina tidak dibersihkan secara rutin, maka bakteri dapat tumbuh dan menyebabkan rasa gatal serta iritasi.
Selain olahraga, keringat berlebih di area vagina biasanya disebabkan bahan pakaian dalam yang tidak menyerap keringat dan kelebihan berat badan.
Wanita yang mencukur habis rambut kemaluannya juga berisiko lebih tinggi mengalami vagina gatal saat berkeringat.
Sebab, tidak ada rambut yang menjadi pembatas antara keringat dan kulit.
18. Luka karena Bercukur
Ketika mencukur rambut kemaluan, terkadang pisau cukur dapat melukai atau mengiritasi kulit sehingga menyebabkan rasa gatal pada alat kelamin.
Kondisi yang dikenal sebagai razor burn ini kerap menjadi penyebab Miss V gatal dan perih.
Untuk mencegah razor burn, Moms disarankan untuk mencukur bulu kemaluan dengan cara yang bersih dan benar.
Baca Juga: 8 Rekomendasi Highlighter yang Bagus, Wajah Glowing Seketika
Cara Mengatasi Vagina Gatal
Vagina gatal memang sangat mengganggu, ya, Moms.
Tentunya, menggaruknya malah bisa memperburuk keadaan.
Alih-alih menggaruk, lebih baik Moms melakukan cara menghilangkan vagina gatal berikut ini:
1. Mengenakan Pakaian Dalam Berbahan Katun
Pakaian dalam katun sangat membantu jika mengalami gatal pada vagina atau vulva.
Selain mengenakan yang berbahan katun, pastikan bahannya juga breathable untuk membantu mengurangi kondisi kulit yang gatal.
Mengenakan pakaian dalam katun dapat mencegah infeksi jamur, karena jamur tumbuh subur di area yang tidak memiliki sirkulasi udara dengan baik.
2. Krim Anti Jamur
Vagina gatal yang disebabkan oleh infeksi jamur, bisa diringankan dengan menggunakan krim antijamur guna membunuh jamur sekaligus meredakan gatal.
Jika menggunakan krim antijamur pada vagina, usahakan untuk menggunakan pantyliner agar kebersihan tetap terjaga.
Krim antijamur seperti apa yang paling bagus?
Untuk mengetahui jawaban tersebut, Moms perlu berkonsultasi dengan dokter.
Sebab, tingkat keparahan gatal pada vagina akibat infeksi jamur bisa berbeda-beda pada setiap orang.
Karenanya, dosis antijamur yang dibutuhkan pun tidak bisa disamaratakan.
Baca Juga: Bacaan Surat Ar Rad Ayat 31 dan Artinya yang Bermakna Allah Sebagai Pemegang Kehendak Semesta
3. Menjaga Kebersihan
Menjalankan hidup bersih dapat mencegah vagina gatal.
Meski vagina bisa membersihkan diri dengan sendirinya, membantu vagina dalam menjaga kebersihannya juga hal yang tepat.
Biasakan untuk mencuci vagina dengan air hangat yang mengalir. Hindari penggunaan sabun atau pembersih lainnya yang beraroma.
Tapi, mencuci vagina yang berlebihan juga berisiko gatal.
4. Krim Kortison
Krim ini umum digunakan setelah mencukur rambut kemaluan.
Sebab, krim kortison dapat membantu mengobati eksim, kondisi kulit alergi, dan beberapa ruam.
Penggunaanya juga membantu untuk menenangkan kulit dan mengurangi rasa gatal di vagina.
Perlu diketahui, krim kortison tidak boleh dioleskan di dalam vagina.
Oleskan hanya ke kulit luarnya, yaitu tempat tumbuhnya rambut kemaluan.
Agar bisa merasakan manfaat optimal dari penggunaan krim ini, Moms perlu berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
5. Suplemen Probiotik
Bakteri sangat penting untuk kesehatan vagina dan probiotik mampu meningkatkan bakteri baik di vagina.
Mengonsumsi probiotik mendorong pertumbuhan bakteri baik yang bermanfaat bagi vagina dan usus.
Guna mendapatkan probiotik yang tepat untuk kesehatan, Moms wajib berkonsultasi dengan dokter.
Lalu, bagaimana mengatasi gatal di vagina dalam?
Untuk mengatasi gatal di vagina dalam sebaiknya konsultasi ke dokter, ya, Moms.
"Kondisi vagina gatal di bagian dalam sebaiknya segera dikonsultasikan langsung ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan," kata dr. Devy Amelia.
Baca Juga: Rekomendasi Tempat Wisata Takengon, Menarik untuk Dikunjungi!
Cara Mengatasi Vagina Gatal dengan Bahan Alami
Ada beberapa cara alami yang bisa dilakukan untuk membantu meredakan gatal sementara waktu, seperti:
6. Greek Yogurt
Makanan yang satu ini merupakan salah satu cara mengobati infeksi jamur dan berpotensi mengobati gatal yang muncul pada vagina secara alami.
Greek yogurt mengandung probiotik yang merupakan lawan dari bakteri jahat dalam tubuh.
Dengan menambahkan banyak bakteri baik dalam tubuh, maka bakteri jahat dapat dihilangkan.
Beginilah caranya greek yogurt dapat meredakan gatal pada vagina.
Moms dapat minum segelas greek yogurt murni tanpa gula setiap hari untuk mengobati gatal pada vagina .
Cara lain yang bisa Moms lakukan adalah dengan mengoleskan yogurt langsung pada miss V.
Dengan cara ini, masalah pada vagina mungkin dapat segera hilang.
Pastikan greek yogurt yang Moms gunakan tidak mengandung gula karena justru dapat membuat jamur tumbuh subur.
7. Minyak kelapa
Cara mengatasi vagina gatal pada wanita secara alami berikutnya adalah dengan minyak kelapa murni.
Virgin coconut oil juga ampuh meredakan gatal yang disebabkan eksim, bakterial vaginosis, serta infeksi candida.
Minyak kelapa (coconut oil) mengandung asam lemak yang dapat menenangkan kulit gatal serta antimikroba untuk mengatasi infeksi.
Kandungan asam laurat dalam minyak ini juga ampuh menghambat pertumbuhan infeksi bakteri sekaligus menutrisi kulit rusak akibat eksim.
Selain itu, minyak kelapa juga mampu melembapkan organ intim yang kering.
Melansir Journal of Medicinal Food, minyak kelapa jauh lebih berkhasiat atasi infeksi jamur dibanding fluconazole, obat yang biasa dipakai untuk mengatasi Candidiasis.
Cara menggunakan minyak kelapa dalam hal ini tak jauh beda dengan cuka apel, yaitu:
- Rendam tampon ke dalam minyak kelapa murni yang sudah diencerkan.
- Lalu diamkan itu selama 8 jam atau semalaman.
- Setelahnya, baru bilas organ keintiman menggunakan air hangat.
- Keringkan dengan benar sebelum memakai pakaian dalam.
- Lakukan setiap hari bila perlu.
- Moms juga bisa menambahkan beberapa tetes minyak tea tree ke dalam minyak kelapa untuk memperkuat efek antibakterinya.
Baca Juga: Mengenal Ciri-Ciri Keguguran, Penyebab, dan Tips Pencegahannya
8. Kimchi
Mengonsumsi makanan yang mengandung probiotik alias bakteri baik, seperti kimchi, dinilai bisa membantu mengembalikan keseimbangan pertumbuhan bakteri di tubuh, termasuk vagina.
Bakteri baik akan melawan bakteri jahat yang hingga dan menyebabkan infeksi di organ kewanitaan.
9. Bawang Putih
Bawang putih diketahui efektif dalam melawan Candida.
Dengan begitu, rasa gatal yang Moms rasakan bisa berkurang karena pengobatan alami ini.
Moms dapat menambahkan bawang putih dalam makanan.
Menggunakan bawang putih langsung ke area kewanitaan dapat menimbulkan rasa nyeri dan perih.
10. Tea Tree Oil
Bahan alami lain yang bisa atasi vagina gatal akibat infeksi jamur, bakteri, atau eksim adalah tea tree oil.
Alasannya karena minyak ini bersifat antibakterial, antijamur, serta antiradang.
Selain itu, kombinasi minyak kelapa dan tea tree ini juga ampuh atasi gatal pada payudara.
Menurut informasi dalam jurnal Clinical Microbiology Reviews, yang membuat tea tree oil berkhasiat adalah komponen bernama terpinen-4-ol.
Agen antimikroba ini efektif mengatasi kuman penyebab infeksi.
Ada beberapa cara menghilangkan vagina gatal pada wanita secara alami dengan tea tree oil:
- Isilah mangkuk kecil dengan air hangat.
- Lalu tambahkan beberapa tetes minyak tea tree, aduk rata.
- Gunakan air ini untuk membilas Miss V setiap hari.
Alternatif lain adalah seperti yang disebutkan, yakni tambahkan beberapa tetes tea tree oil ke tampon yang sudah direndam minyak kelapa, lalu diamkan itu selama 30-60 menit.
Baca Juga: Hari Kontrasepsi Sedunia: Rencanakan Jumlah Anak untuk Keluarga yang Lebih Sejahtera
Demikian penjelasan mengenai penyebab vagina gatal dan cara mengatasinya.
Jaga kesehatan area kewanitaan dengan memperhatikan kebersihannya dengan saksama.
Apabila gejala vagina gatal tak kunjung membaik, pastikan untuk segera berobat dokter, ya, Moms!
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/17651080/
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3860352/
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/yeast-infection/symptoms-causes/syc-20378999
- https://youngwomenshealth.org/2013/08/22/removing-pubic-hair/
- https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15175-vulvitis
- https://www.health.harvard.edu/staying-healthy/managing_common_vulvar_skin_conditions
- https://www.cdc.gov/std/general/default.htm
- https://www.nhs.uk/conditions/lichen-sclerosus/
- https://www.healthline.com/health/womens-health/itching-vagina-home-remedies#when-to-see-a-doctor
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.