27 September 2024

Proses Pembentukan Zigot Manusia dan Perkembangannya

Ketahui juga perbedaannya dengan embrio dan janin

Zigot merupakan salah satu tahapan proses perkembangan sel dalam rahim sebelum akhirnya menjadi janin.

Ternyata, proses pembentukan zigot menjadi embrio dan janin tidak membutuhkan waktu lama, lho!

Meskipun terbilang singkat, proses ini sangat krusial karena bisa menentukan apakah bayi yang lahir nantinya hanya satu (tunggal) atau justru bayi kembar.

Lantas, bagaimana proses ini terjadi? Yuk, simak ulasan tentang zigot dan tahapan perkembangannya sampai menjadi janin di bawah ini!

Baca Juga: Jam Berapa Ibu Hamil Boleh Tidur Pagi? Ini Kata Dokter

Apa Itu Zigot?

Ilustrasi Kromosom (Orami Photo Stock)
Foto: Ilustrasi Kromosom (Orami Photo Stock)

Melansir dari Byjus, zigot terbentuk karena adanya proses pembuahan sel telur di dalam rahim melalui hubungan seksual.

Oleh sebab itu, zigot juga kerap disebut sebagai sel telur yang dibuahi atau fertilized egg cell.

Sel ini terdiri dari 46 kromosom, yang berasal dari 23 kromosom genetik dari ibu dan 23 kromosom genetik dari ayah.

Uniknya, masing-masing kromosom ini mampu membawa hingga 2.000 gen, lho!

Kromosom ini berfungsi untuk menentukan susunan genetik janin, seperti jenis kelamin, warna rambut, warna mata, hingga golongan darah.

Selain itu, kromosom juga turut mewariskan kepribadian, kombinasi DNA, kecerdasan, hingga penyakit kepada janin.

Beberapa penyakit yang bisa diturunkan secara genetik yaitu sakit jantung, diabetes tipe 1, asma, kanker, dan gangguan bipolar.

Tak hanya memengaruhi penampilan fisik dan kepribadian, kromosom juga bertanggung jawab sebagai penentu jenis kelamin janin.

Tiap zigot mewarisi 1 pasang kromosom seks dari ayah (kromosom Y) dan ibu (kromosom X).

Kromosom X menghasilkan jenis kelamin perempuan, sedangkan kromosom Y menghasilkan jenis kelamin laki-laki.

Kromosom X sudah pasti ada pada tiap sel telur yang telah dibuahi, sehingga yang paling menentukan jenis kelamin bayi adalah kromosom ayah.

Jika sperma membawa kromosom X, maka jenis kelamin janin adalah perempuan (XX).

Sebaliknya, apabila sperma membawa kromosom Y, maka jenis kelamin janin adalah laki-laki (XY).

Baca Juga: Penyebab dan Cara Mendeteksi Kelainan Kromosom pada Janin, Ketahui di Sini!

Perbedaan Zigot, Embrio, dan Janin

Ilustrasi Janin
Foto: Ilustrasi Janin (Blog.pregistry.com)

Proses perkembangbiakan manusia terdiri dari 3 tahap, yaitu pembentukan zigot, embrio, dan janin.

Melansir dari Invitra, zigot merupakan cikal bakal janin, dimana terjadi pembuahan antara sel sperma dan sel telur.

Sel telur yang telah dibuahi ini kemudian berkembang di tuba falopi dan menjadi embrio.

Setelah menjadi embrio, sel ini akan dipindahkan ke rahim dan berkembang di sana selama 7 minggu.

Dalam kurun waktu tersebut, embrio akan melalui 2 tahap perkembangan, yaitu fase grastula dan fase organogenesis.

Fase grastula adalah fase dirombaknya sel-sel blastula menjadi 3 lapisan germinal.

Ketiga lapisan ini nantinya menjadi bahan dalam fase organogenesis, yaitu pembentukan organ-organ tubuh pada janin.

Kemudian, pada minggu ke-8, embrio akan berubah menjadi fetus atau janin. Organ tubuh janin akan berkembang dengan sempurna hingga waktu kelahiran.

Selain itu, ukuran tubuh janin juga akan bertambah secara signifikan selama masa kehamilan.

Namun, apabila terjadi gangguan dalam masa perkembangan ini, janin berisiko lahir prematur atau mengalami postmature birth.

Postmature birth merupakan keterlambatan lahir lebih dari 3 minggu dari waktu prediksi kelahiran.

Baca Juga: Waspada! Ketahui 8 Ciri-Ciri Janin Tidak Berkembang

Proses Pembentukan Zigot

Sperma Menembus Sel Telur
Foto: Sperma Menembus Sel Telur (Wikipedia.org)

Melansir dari Byjus, proses pembentukan zigot diawali dengan adanya hubungan seksual antara laki-laki dan perempuan.

Jutaan sel sperma diejakulasi dalam tuba fallopi, namun hanya beberapa ratus sel saja yang mampu bergerak menuju ovum.

Setelah sampai di ovum, sel-sel sperma ini akan berusaha menembus dinding ovum yang terdiri dari corona radiata dan zona pellucida.

Corona radiata merupakan dinding terluar ovum yang masih bisa ditembus oleh beberapa sel sperma.

Sementara zona pellucida adalah dinding ovum yang lebih dalam dan hanya bisa ditembus oleh satu sel sperma saja.

Sel sperma yang berhasil menembus zona pellucida inilah yang bisa membuahi ovum.

Proses pembuahan ini mulai terjadi ketika sel sperma menyentuh selaput ovum, membentuk jalan pembuahan, lalu masuk ke dalam ovum.

Ketika sel sperma menembus ke dalam ovum, ekor sperma akan menghilang dan membentuk male pronucleus.

Pronucleus merupakan nukleus haploid dari sel sperma dan sel telur sebelum keduanya bergabung dalam proses pembuahan.

Jika male pronucleus dan female pronucleus bergabung, maka akan membentuk sel diploid (terdiri dari 2 kromosom) yang disebut zigot.

Nah, sel inilah yang menjadi cikal bakal janin dalam rahim.

Proses Perkembangan Zigot

USG Janin (Orami Photo Stock)
Foto: USG Janin (Orami Photo Stock)

Proses perkembangan zigot terjadi cukup singkat sebelum akhirnya berkembang menjadi embrio.

Sel telur yang telah dibuahi akan membelah menjadi 2 sel, 4 sel, 8 sel, hingga 16-32 sel. Sel yang berjumlah 16-32 ini disebut morula.

Setiap pembelahan ini terjadi dalam 12-24 jam sekali.

Selanjutnya, morula akan masuk ke tahap berikutnya yang disebut blastula.

Pada tahap ini, sel-sel terbentuk menjadi 2 bagian, yaitu lapisan dalam (embryoblast), dan lapisan luar (trophoblast).

Trophoblast akan membentuk lapisan luar blastula. Sel ini pula yang akan mengeluarkan cairan untuk membentuk plasenta.

Sementara itu, embryoblast akan berkembang menjadi banyak sel lagi dan terpolarisasi sekaligus.

Di sini embryoblast akan membentuk pre-embrio atau embrio yang belum sempurna. Tahapan ini disebut conceptus.

Setelah pre-embrio sempurna dan menetas, ia akan dibawa menuju rahim sebagai embrio dan berkembang menjadi janin.


Proses Terjadinya Bayi Kembar

Foto USG Bayi Kembar (Orami Photo Stock)
Foto: Foto USG Bayi Kembar (Orami Photo Stock)

Bayi kembar bisa saja terjadi apabila satu zigot membelah menjadi 2 sel terpisah pada awal pertumbuhannya.

Kedua sel telur yang telah dibuahi ini akan terus berkembang hingga menjadi embrio dan janin.

Kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya bayi kembar identik, yang tentunya berbeda dengan bayi kembar fraternal.

Bayi kembar fraternal terjadi ketika ada 2 sel telur yang dibuahi oleh 2 sel sperma.

Hasilnya, bayi yang lahir nantinya disebut kembar tidak identik.

Baca Juga: Ini Ciri-Ciri Keguguran dan Penyebabnya, Jangan Lengah!

Kondisi yang Terjadi Jika Zigot Tidak Berkembang

Ilustrasi ZigotTidak Berkembang (Orami Photo Stock)
Foto: Ilustrasi ZigotTidak Berkembang (Orami Photo Stock)

Nah, setelah Moms mengetahui apa itu zigot hingga proses pembentukkannya, lantas apa yang terjadi jika zigot tidak berkembang?

Jika zigot tidak berkembang dengan baik, maka dapat mengakibatkan berbagai masalah dalam perkembangan awal embrio dan kemungkinan terjadinya keguguran spontan.

Nah, normalnya sel telur yang dibuahi akan membelah dan berkembang menjadi embrio.

Jika hormon kehamilan meningkat, plasenta juga mulai berkembang.

Jika janin gagal berkembang ini mengakibatkan zigot atau sel telur yang sudah dibuahi tadi tidak membelah diri.

Artinya, pembelahan zigot berhenti ketika sudah menempel ke dinding rahim.

Umumnya terjadi karena kelainan kromosom pada zigot dan bisa jadi karena kualitas sperma atau sel telur kurang bagus.

Baca Juga: Ciri-Ciri Embrio Berkualitas untuk Program Bayi Tabung

Tips Menghindari Keguguran pada Awal Kehamilan

Perut Ibu Hamil Muda
Foto: Perut Ibu Hamil Muda (Freepik.com/senivpetro)

Nah, agar perkembangan zigot menjadi embrio berjalan sebagaimana mestinya, ada beberapa tips yang bisa calon ibu lakukan untuk menghindari keguguran pada awal kehamilan.

Sebelum Kehamilan

Calon ibu yang menginginkan kehamilan sehat, perlu menyiapkan dirinya sebelum kehamilan.

Berikut persiapan sebelum kehamilan yang dapat dilakukan sehingga terhindar dari kemungkinan keguguran.

1. Konsultasi Pra-kehamilan

Periksakan diri ke dokter untuk memastikan apakah kondisi kesehatan Moms siap untuk hamil.

Dokter biasanya akan membantu mengidentifikasi dan mengatasi masalah kesehatan yang dapat meningkatkan risiko keguguran.

2. Konsumsi Asam Folat

Asam folat penting untuk perkembangan otak dan saraf janin.

Jadi, minumlah suplemen asam folat 400 mcg setiap hari, minimal sebulan sebelum hamil.

3. Terapkan Gaya Hidup Sehat

Pastikan untuk konsumsi makanan bergizi seimbang, berolahraga teratur, hindari merokok, minum alkohol, dan konsumsi obat-obatan terlarang agar tubuh siap menjalani kehamilan yang sehat.

Baca Juga: 10 Sayuran yang Dilarang untuk Ibu Hamil dan Tips Memasaknya

Saat Hamil

Selama hamil, Moms bisa menerapkan beberapa tips di bawah ini agar dapat menjalani kehamilan yang sehat dan terhindar dari risiko keguguran.

1. Istirahat yang Cukup

Tubuh Moms membutuhkan banyak energi untuk mendukung kehamilan.

Jadi, pastikan tidur selama 7-9 jam setiap malamnya.

2. Kelola Stres

Stres dapat meningkatkan risiko keguguran.

Jadi, lakukanlah aktivitas yang membantu Moms rileks, seperti yoga, meditasi, atau mendengarkan musik.

3. Konsumsi Makanan Sehat

Konsumsi makanan kaya vitamin, mineral, dan serat.

Hindari makanan mentah, setengah matang, dan yang berisiko tinggi terkontaminasi bakteri.

4. Minum Air Putih yang Cukup

Dehidrasi dapat menyebabkan kelelahan dan komplikasi kehamilan.

Jadi, minumlah air putih minimal 8 gelas per hari.

Baca Juga: Aturan Hamil Lagi Setelah Operasi Caesar, Intip Waktu Ideal!

5. Hindari Kafein Berlebihan

Kafein bekerja dengan cara meningkatkan aliran darah dan menaikkan tekanan darah.

Hal ini dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah di rahim, sehingga mengurangi aliran darah ke janin.

Kurangnya aliran darah dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan janin, bahkan menyebabkan keguguran.

Batasi konsumsi kafein maksimal 200 mg per hari. Jangan mengonsumsinya berlebihan, Moms.

6. Hindari Aktivitas Fisik Berat

Trimester pertama kehamilan adalah masa yang sensitif bagi janin.

Pada masa ini, janin masih dalam tahap perkembangan awal dan belum memiliki sistem pendukung yang kuat.

Oleh karenanya, ibu hamil disarankan untuk menghindari aktivitas fisik yang berat.

Sebagai gantinya, coba konsultasikan dengan dokter tentang jenis dan intensitas olahraga yang aman untuk ibu hamil agar Moms bisa tetap aktif.

7. Waspadai Tanda Bahaya

Jika mengalami pendarahan vagina, sakit perut, atau kram, segera periksakan diri ke dokter.

Nah, kini Moms tak perlu bingung lagi dengan istilah zigot, embrio, dan janin karena tahapannya saling berkaitan. Semoga informasinya bermanfaat, ya Moms!

  • www.youtube.com/watch?v=gtPd4Yn_18c
  • https://thebiologynotes.com/zygote
  • www.britannica.com/science/ectoderm
  • www.britannica.com/science/aerobe
  • www.britannica.com/science/fetus
  • https://byjus.com/biology/zygote/
  • https://www.invitra.com/en/differences-between-a-zygote-an-embryo-and-a-fetus/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.