3 Kondisi Janin Sungsang, Penyebab dan Cara Mengatasinya
Setiap wanita tentu ingin kehamilannya lancar tanpa kendala. Akan tetapi, terkadang kenyataan tak sesuai dengan harapan. Salah satunya, posisi janin sungsang dalam rahim. Kondisi ini memang lazim dialami para ibu hamil.
Sekitar 3-4 persen kehamilan mengalami posisi janin sungsang. Jadi, bila Moms mengalami hal serupa, tak perlu khawatir berlebihan.
Janin sungsang terjadi saat ketika posisi kepalanya berada di bagian atas rahim, sedangkan kaki atau bokongnya justru berada pada bagian bawah rahim dekat jalur lahir.
Baca Juga : Pijat Sungsang, Amankah?
Nah, Kondisi tersebut umumnya baru dapat dilihat dan dipastikan saat usia kehamilan menginjak minggu ke 35 atau ke 36. Pemeriksaan dilakukan dengan pemindaian USG (ultrasonografi).
Idealnya, posisi kepala janin erada di bawah dekat jalur lahir sebagai persiapan menghadapi persalinan.
Baca Juga : 5 Teknik Mengubah Posisi Janin Agar Tidak Sungsang
Perlu kita tahu Moms, ada tiga jenis hamil sungsang, di antaranya:
- Frank breech (bokong murni), saat bokong janin berada di posisi bawah mendekati jalan lahir dan kakinya sejajar dengan tubuh dan dekat dengan kepala.
- Complete breech (bokong sempurna), saat posisi bokong janin berada di posisi bawah dekat jalan lahir dengan kedua kakinya tertekuk dekat dengan pantat.
- Footling breech (presentasi kaki), saat satu atau kedua kaki berada di bawah dan kepala janin berada di atas. Jadi, saat proses melahirkan, kaki yang lebih dulu keluar.
Lalu sebenarnya, apa penyebab kehamilan sungsang? Hingga sekarang, dokter belum dapat menjelaskan secara pasti penyebab kehamilan sungsang. Akan tetapi, menurut American Pregnancy Association, ada berbagai kemungkinan penyebab posisi janin sungsang, yaitu:
- Moms telah berulang kali hamil. Ya, kehamilan yang kesekian kalinya dapat mengakibatkan rahim jadi sangat elastis. Alhasil, janin menjadi berputar posisi setiap kali bergerak dalam rahim.
- Moms mengalami kehamilan kembar
- Mons pernah mengalami kelahiran prematur
- <Air ketuban di dalam rahim terlalu banyak atau bahkan terlalu sedikit. Ya, kebanyakan cairan ketuban di rahim bisa memberi ruang yang banyak juga bagi janin untuk bergerak. Sementara, cairan yang terlalu sedikit justru tak memungkinkan bagi janin untuk bergerak.
- Bentuk rahim tak normal berisiko mengalami komplikasi, seperti fibroid rahim, tumor dalam rahim, dan lainnya.
- Plasenta previa, yaitu kondisi bila sebagian atau keseluruhan plasenta menutupi mulut rahim.
- Usia Moms ketika hamil terlalu muda atau bahkan terlalu tua.
Lalu, bagaimana cara menangani posisi janin sungsang? Sebenarnya ada beragam cara yang bisa diupayakan untuk mengatasi posisi janin sungsang. Salah satunya adalah dengan melakukan metode Eksternal Cephalic Version (ECV).
Metode tersebut dilakukan dengan cara pijatan atau penekanan pada permukaan perut untuk memutar posisi janin. Akan tetapi, bila Moms memiliki kondisi, seperti kehamilan kembar, kelainan pada sistem reproduksi atau ada masalah pada plasenta, dokter tak menganjurkan untuk dilakukan ECV.
Kemudian, bila upaya ECV tini tak berhasil mengubah posisi janin sungsang, upaya terakhir yang dapat dilakukan adalah dengan tindakan operasi caesar. Inilah langkah yan dinilai paling aman bila janin masih dalam posisi sungsang dan sudah memasuki waktu untuk persalinan. Apalagi bila diketahui pula terdapat lilitan tali pusar, misalnya.
Nah, sebagai upaya antisipasi, setiap ibu hamil dianjurkan untuk selalu kontrol secara teratur pada dokter spesialis kebidanan dan kandungan.
Dokter akan memantau perkembangan kehamilan, termasuk posisi janin di dalam rahim. Maka tenaga medis dapat menentukan metode persalinan yang tepat bagi ibu hamil sehingga bayi lahir dengan aman, lancar, dan sehat.
(HIL)
Sumber: babycentre.co.uk, webmd.com
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.