5 Dampak Terhadap Janin Apabila Ibu Hamil Menderita Penyakit Autoimun
Dulu, wanita dengan penyakit autoimun sering dinasihati untuk tidak hamil.
Tapi saat ini, berkat teknologi kedokteran yang semakin maju, semakin banyak wanita dengan berbagai kondisi autoimun menikmati kehamilan yang sehat.
Menurut Michael Lockshin, MD, profesor kedokteran kebidanan-ginekologi, di Weill Medical College of Cornell University, New York, gangguan autoimun yang paling umum mempengaruhi wanita usia subur di antaranya penyakit lupus, rheumatoid arthritis, dan penyakit tiroid seperti Hashimoto.
Lalu, bagaimana jika Moms dengan gangguan autoimun ini kemudian hamil? Adakah pengaruhnya terhadap janin?
Lockshin menambahkan, bahwa sekitar dua pertiga dari wanita hamil dengan rheumatoid arthritis membaik selama kehamilan dan kambuh setelah melahirkan.
Baca Juga: Cegah Autoimun Lewat Makanan, Ini 6 Sayuran yang Bisa Jadi Pilihan
Tapi, hal ini tergantung pada seberapa miripnya gen janin dengan gen milik Moms. Jika gen janin lebih menyerupai Dads, maka semakin besar kemungkinan Moms untuk menjalani remisi atau sembuh sementara dari gangguan autoimunnya.
Mengenai pengaruhnya terhadap janin, inilah beberapa hal yang mungkin akan terjadi jika ibu hamil menderita penyakit autoimun.
1. Keguguran
Risiko ini sangat besar peluangnya terjadi ketika kehamilan Moms memasuki trimester pertama. Pada Moms yang menderita penyakit lupus, sekitar 10 persen mengalami keguguran di trimester pertama kehamilan.
2. Sindrom Antiphospholipid Antibody
Ini adalah kondisi di mana terjadinya penggumpalan darah di sekitar plasenta dan menyebabkan plasenta tak berfungsi.
Hal ini menyebabkan perkembangan janin terhambat. Seperti yang Moms tahu, plasenta adalah jalur penghubung oksigen dan nutrisi untuk janin.
Baca Juga: 8 Penyakit Autoimun yang Harus Kita Ketahui
3. Bayi Lahir Prematur
Kelahiran prematur dapat terjadi pada 25% Moms yang menderita lupus.
4. Bayi Lahir dengan Berat Badan Rendah
Ini artinya, berat badan bayi saat lahir kurang dari 2500 gram.
Hal ini juga bisa dipengaruhi oleh kondisi plasenta yang jelek, di mana fungsi plasenta sebagai penyalur oksigen dan nutrisi untuk janin terganggu.
Baca Juga: Celiac Disease Pada Bayi: Gangguan Autoimun Genetik Penyebab Kekurangan Gizi
5. Preeklampsia
Preeklampsia ditandai dengan tekanan darah tinggi dan adanya protein di dalam urin. Komplikasi ini biasanya muncul setelah kehamilan berusia 20 minggu.
Nah, itu dia kemungkinan yang akan terjadi pada Moms dan janin jika hamil dalam kondisi mengalami gangguan autoimun.
Oleh karena itu, pastikan Moms rutin melakukan check-up ke dokter. Waspada dengan gejala dan komplikasi yang mungkin terjadi selama masa kehamilan.
(VAN)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.