5 Jenis Tes Laboratorium yang Dialami Ibu Hamil
Betapa senangnya setelah menikah mendapati dua garis merah saat cek urine. Itu berarti, Moms akan punya bayi. Namun, ada baiknya memeriksakan kesehatan terlebih dahulu sebelum janin semakin besar.
Nah, tujuan utama pemeriksaan ini adalah meminimalkan terjadinya gangguan kehamilan yang bisa membahayakan kesehatan ibu dan janin.
Beberapa penyakit yang bisa mengganggu proses kehamilan bisa dideteksi secara dini. Sehingga, Moms bisa terhindar dari keadaan yang lebih buruk.
Wawancara sebelum Tes Laboratorium
Foto: mooimom.id
Menurut dr. I Made C. Irawan dalam bukunya @BLOGDOKTER, sebelum melakukan tes laboratorium untuk ibu hamil, biasanya dokter akan melakukan wawancara.
Mengenai riwayat penyakit, kebiasaan makan Moms, riwayat pengobatan, pengaruh lingkungan, hingga riwayat persalinan jika sebelumnya sudah pernah mengalami.
’’Anda akan ditanya tentang riwayat penyakit yang pernah diderita oleh keluarga. Terutama penyakit-penyakit yang diturunkan. Seperti talasemia, cacat saat kelahiran, gangguan darah, hormon, alergi, dan sebagainya,’’ jelasnya.
Jika sudah wawancara, maka selanjutnya tes laboratorium. Berikut tes laboratorium yang lazim dilakukan untuk ibu hamil.
1. Cek Golongan Darah
Penting bagi Moms untuk mengetahui golongan darah sendiri. Informasi mengenai golongan darah akan sangat berguna apabila Moms mengalami pendarahan hebat. Baik saat kehamilan maupun ketika melahirkan.
Baca juga : Mengenal Tes Urine HCG dalam Kehamilan dan Risikonya
2. Pemeriksaan Darah Lengkap (CBC)
Tes ini bertujuan mengukur angka sel darah merah dan sel darah serta hemoglobin dalam tubuh.
Dikutip dari laman The American College of Obstetricians and Gynecologist, tes CBC dapat mengungkap jika Moms memiliki jenis anemia tertentu. Bahkan infeksi virus seperti HIV dan kanker darah bisa terdeteksi.
3. Urinalisis
Analisis urine biasanya digunakan untuk melihat apakah Moms memiliki penyakit saluran kemih, kemudian mengukur kadar glukosa. Sebab, kadar glukosa yang tinggi mengarah pada diabetes mellitus.
Menurut Pusat Informasi Diabetes Internasional, bayi yang dilahirkan oleh ibu penderita diabetes, berisiko menjadi gemuk dan menderita diabetes pada usia muda.
4. Tes Hepatitis B dan C
Virus hepatitis B dan hepatitis C menginfeksi organ hati. Ibu hamil yang terinfeksi virus hepatitis B atau hepatitis C dapat menularkan virus ke janin, lho.
Semua ibu hamil disarankan untuk cek infeksi virus hepatitis B. Jika Moms memiliki faktor risiko, Moms juga dapat dites untuk virus hepatitis C.
Baca juga : Bolehkah Ibu Diabetes Menyusui? Ini Kata Ahli!
5. Tes IMS (Infeksi Menular Seksual)
Tes ini untuk mengetahui apakah Moms terkena sifilis dan klamidia di awal kehamilan. Sifilis dan klamidia dapat menyebabkan komplikasi bagi ibu janin.
Jika Moms memiliki salah satu dari IMS ini, Moms akan dirawat selama kehamilan dan diuji lagi untuk melihat apakah perawatan tersebut berhasil.
Itulah tes laboratorium yang lazim dilakukan kepada ibu hamil. Rangkaian tes ini bertujuan untuk meminimalkan gangguan kehamilan di masa depan atau setelah bayi lahir.
Moms bisa konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter atau bidan mengenai tes ini. Dokter juga wajib memberi informasi lengkap mengenai tes laboratorium yang akan Moms jalani.
(CT/CAR)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.