Mengenal Kondisi Abses Payudara, Munculnya Bengkak dan Nanah Akibat Peradangan
Saat masa menyusui, kesehatan payudara perlu sangat diperhatikan karena bisa saja terserang penyakit. Salah satunya abses payudara.
“Abses payudara adalah kumpulan cairan berupa nanah yang ada di jaringan payudara,” jelas dr. Rachmawati, Sp.B.SubBOnk, Dokter Spesialis Bedah Subspesialis Bedah Onkologi RS Pondok Indah – Pondok Indah dan RS Pondok Indah Bintaro Jaya.
Umumnya, abses payudara terjadi karena adanya peradangan atau yang biasa dikenal dengan mastitis atau radang pada kulit payudara yang tidak respon terhadap terapi obat antibiotik.
Simak penjelasan lebih lengkap mengenai abses payudara berikut ini, Moms.
Baca Juga: 4 Posisi Menyusui yang Salah Ini Membuat Payudara Kendur dan Nyeri
Gejala Abses Payudara
Foto: Orami Photo Stock
“Gejala abses payudara berupa nyeri di massa payudara yang fluktuatif disertai gejala demam dan kelemahan.
Radang pada payudara (mastitis) dan abses dapat terjadi dalam waktu yang bersamaan, dapat juga abses terjadi 5 sampai 28 hari setelah pengobatan mastitis,” terang dr. Rachmawati.
Sementara menurut jurnal National Center for Biotechnology Information, gejala abses payudara juga mungkin disertai dengan:
- Mual dan muntah
- Benjolan berfluktuasi yang jelas di payudara
- Kemerahan
- Bengkak
- Adanya nanah yang keluar dari puting susu
Baca Juga: Serba-Serbi Milk Blister, Jerawat Payudara yang Mengganggu Proses Menyusui
Penyebab Abses Payudara
Foto: Orami Photo Stock
Seperti yang Moms ketahui, penyebab abses payudara yang sering kali terjadi ialah karena adanya radang pada payudara yang biasa dikenal dengan mastitis.
Ini juga bisa terjadi akibat radang pada kulit payudara yang tidak respon terhadap terapi obat antibiotik.
“Hal ini dapat juga menjadi tanda awal dari infeksi payudara. Namun, angka kejadiannya cukup jarang pada ibu menyusui sekitar 0,4 – 11 persen,” jelas dr. Rachmawati.
Jadi, apabila Moms mengalami mastitis dan tidak segera ditangani dengan benar, kondisi ini dapat memicu infeksi pada bagian payudara yang ditandai dengan terbentuknya kantung atau terasa seperti benjolan berisi nanah.
Penyebab paling sering abses payudara disebabkan oleh kuman Staphylococcus aureus.
Methicillin-resistant S. aureus (MRSA) merupakan kuman patogen penting pada ibu menyusui dan tidak menyusui, sebanyak 12 persen pada ibu menyusui dan 8 persen pada ibu tidak menyusui.
Infeksi pada payudara ini dapat terjadi jika bakteri masuk melalui celah-celah puting susu, saluran susu tersumbat, benda asing memasuki area tersebut, seperti karena adanya tindik puting atau implan payudara.
Baca Juga: Apa Penyebab dan Cara Mengatasi Benjolan Pada Payudara?
Faktor Risiko Abses Payudara
Foto: Orami Photo Stock
Meski dapat terjadi pada siapa saja, tetapi ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya abses payudara.
“Faktor-faktor risiko ada pada ibu menyusui biasanya usia di atas 30 tahun, kehamilan pertama, usia kehamilan lebih dari 41 minggu, dan perokok,” jelas dr. Rachmawati.
Satu studi melaporkan abses payudara karena kuman stafilokokus pada ibu pekerja sebagai salah satu faktor risiko.
Perokok merupakan faktor risiko yang cukup signifikan untuk terjadinya abses yang berulang.
Suatu studi retrospektif melaporkan dari 89 pasien abses payudara, 39 pasien (43 persen) adalah perokok berat.
Sementara pada pasien yang tidak menyusui, kejadian abses payudara sering dikaitkan dengan penyakit penyerta seperti diabetes, rheumatoid arthritis, terapi steroid, dan trauma.
Baca Juga: Mengenal 13 Jenis Kacang-Kacangan, Makanan Sehat untuk Kehamilan
Diagnosis Abses Payudara
Foto: Orami Photo Stock
“Diagnosis abses payudara dapat dikonfirmasi dengan USG payudara.
USG payudara dapat dijadikan panduan untuk melakukan penyedotan pada cairan abses, kemudian dilakukan tindakan kultur cairan untuk menentukan antibiotik yang sensitif terhadap kuman,” menurut dr. Rachmawati.
Selain itu, dalam beberapa kasus, aspirasi jarum (memasukkan jarum dan menyedot cairan) mungkin akan dilakukan.
Cairan nantinya akan dianalisis untuk memastikan adanya abses payudara.
Cara Mengatasi Abses Payudara
Foto: Orami Photo Stock
Lebih lanjut, dr. Rachmawati mengatakan bahwa abses payudara dapat diobati. Salah satunya melalui terapi.
“Terapi abses payudara adalah dengan melakukan drainase dan terapi antibiotik.
Drainase dapat dilakukan dengan melakukan penyedotan (aspirasi) lewat jarum suntik dan terapi pembedahan, "pungkasnya.
"Selain itu, tetap menyusui atau memompa ASI sangat dianjurkan untuk mempercepat penyembuhan dan mengurangi rasa sakit, serta bukan merupakan kontraindikasi untuk abses payudara pada ibu menyusui,” jelasnya.
dr. Rachmawati juga menyampaikan, terdapat satu studi yang menyatakan bahwa pengosongan payudara secara optimal dapat mengurangi lama gejala dan mempercepat proses penyembuhan.
Apabila ibu tetap menyusui atau memompa ASI, suplai ASI juga menjadi lancar.
Namun, perlu Moms ketahui juga bahwa jenis perngobatan atau terapi yang diberikan dokter untuk mengatasi abses payudara mungkin berbeda satu sama lainnya.
Hal ini karena dokter akan mempertimbangkan dan memilih perawatan yang paling sesuai dengan kondisi kesehatan pasien.
Misalnya saat pemberian antibiotik, biasanya dokter akan meresepkan antibiotik yang memang terbukti aman digunakan pada ibu menyusui.
Begitu pun jika pasien abses payudara perlu tindakan operasi, dokter akan menjelaskan prosedur, anestesi, perawatan luka pasca pembedahan, hingga kemungkinan pemberian antibiotik intravena.
Selain itu, abses payudara dapat berulang kembali (rekuren) meski telah melalui proses pengobatan.
Biasanya hal ini sering kali terjadi pada pasien-pasien yang tidak menyusui, adanya penyakit penyerta seperti diabetes, dan perokok.
Baca Juga: Ketahui 3 Bahaya Merokok Saat Hamil, Ayo Distop!
Mengatasi Bengkak Payudara secara Alami
Foto: Orami Photo Stock
Tak hanya menggunakan beberapa prosedur medis, bengkak yang disebabkan abses payudara juga dapat diatasi dengan cara alami. Misalnya, dengan menggunakan kompres dan daun kubis.
Mengutip U.S National Library of Medicine, kompres dan daun kubis ini bekerja untuk mengurangi pembengkakkan pada pasien abses payudara.
Pada tahun 2008, sebuah penelitian dilakukan di bangsal bersalin dari All India Institutes of Medical Sciences, New Delhi, untuk menilai dan membandingkan kemanjuran daun kubis dingin serta kompres panas dan dingin dalam pengobatan pembengkakan payudara.
Penelitian ini terdiri dari 60 ibu, dengan jumlah 30 ibu pada kelompok eksperimen dan 30 ibu tergabung dalam kelompok kontrol.
Kelompok kontrol menerima alternatif kompres panas dan dingin, sementara kelompok eksperimen menerima perlakuan daun kubis dingin untuk menghilangkan pembengkakan payudara.
Baca Juga: 3 Kisah Haru Perjuangan Pasien Kanker Payudara di Dunia
Mereka menyimpulkan bahwa daun kubis dingin serta kompres panas dan dingin alternatif efektif dalam pengobatan pembengkakan payudara.
Namun, kompres panas dan dingin dilaporkan lebih efektif daripada daun kubis dingin dalam mengurangi rasa sakit karena pembengkakan payudara.
Berikut metode penggunaan daun kubis untuk mengatasi bengkak pada payudara:
- Gunakan daun kubis hijau.
- Daun kubis tidak boleh digunakan jika seseorang memiliki alergi dan penggunaan daun kubis harus segera dihentikan jika muncul ruam.
- Daun kubis harus dicuci bersih.
- Sesuaikan daun kubis dengan bentuk payudara.
- Daun kubis dapat didinginkan terlebih dahulu di lemari es. Hal ini karena beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengendalian rasa sakit dan pembengkakan yang lebih baik jika daun kubis didinginkan.
- Daun kubis dapat dikenakan dalam bra olahraga atau dililitkan di sekitar payudara dengan puting terbuka selama dua jam atau sampai layu.
Penting bagi Moms untuk memeriksa apakah payudara merespons metode ini dengan menunjukkan perubahan atau tanda-tanda kesembuhan lainnyaa.
Selain itu, penggunaan daun kubis harus dihentikan setelah pembengkakan berkurang.
Hal ini karena penggunaan daun kubis setelah pembengkakan mereda dalam jangka panjang bisa berisiko menekan produksi ASI.
Komplikasi Abses Payudara
Foto: Orami Photo Stock
Komplikasi abses payudara dapat menyebabkan kosmetik (penampilan) yang jelek karena terapi yang tidak adekuat, fistel, dan antibioma.
"Fistel yaitu terbentuknya tract dari saluran di payudara dengan kulit. Hal ini dapat terjadi pada abses yang berulang atau setelah tindakan bedah," terang dr. Rachmawati.
Biasanya fistel dapat sembuh spontan dengan berhenti menyusui. Antibioma dapat terjadi jika abses payudara diobati dengan antibiotik saja tanpa drainase.
"Pada antibioma, timbul bengkak yang tidak nyeri dan nanah yang timbul bersifat steril. Hal ini dapat diterapi dengan dilakukan penyedotan (aspirasi) pada nanahnya dan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk sembuh," tambahnya lagi.
Itulah beberapa informasi penting terkait abses payudara yang perlu Moms waspadai.
Jika Moms mengalami salah satu gejalanya, segera konsultasikan dengan dokter agar tak semakin parah, ya!
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459122/
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3900741/
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/19876476/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.