Anak IVF Berisiko Diabetes dan Hipertensi
Prosedur in vitro fertilization (IVF) merupakan salah satu cara untuk mendapatkan kehamilan bagi pasangan yang mengalami infertilitas.
Meski dijalankan dengan prosedur tertentu, namun para ahli memiliki bukti kesuksesan, bahwa bayi yang lahir dengan IVF sama sehatnya dengan kehamilan alami.
Tapi tentu tetap tidak sempurna, karena Dokter telah mengidentifikasi adanya diabetes dan hipertensi IVF di masa dewasa para anak yang lahir melalui IVF.
Risiko Kesehatan Anak IVF
Foto: Public Co – Pixabay.com
Sebuah tim peneliti menganalisis tingkat ekspresi gen pada 75 anak yang lahir melalui IVF dan membandingkannya dengan 100 bayi yang lahir dengan kehamilan alami.
Hasilnya, ditemukan perbedaan sekitar 6-10% pada gen yang diteliti juga berhubungan dengan diabetes dan hipertensi IVF. Beberapa gen yang berbeda diketahui memainkan peran dalam perkembangan dan pertumbuhan anak normal, sedangkan lainnya dihubungkan dengan masalah metabolisme dan pembentukan lemak dalam tubuh.
“Mereka (anak IVF) memiliki frekuensi lebih tinggi untuk lahir dengan berat badan rendah dan ini mengakibatkan kecenderungan lebih tinggi untuk menjadi obesitas, diabetes tipe 2 dan hipertensi ketika usia mereka mencapai 50 tahun,” ungkap Carmen Sapienza, Profesor Patologi di Temple University School of Medicine, Philadelphia, seperti dikutip dari theguardian.com.
Baca Juga: Anak yang Lahir dengan IVF Akan Memiliki Badan Lebih Tinggi
Obesitas memiliki peran hingga 4% sebagai penyebab kanker, termasuk kanker payudara dan rahim. Selain itu juga dihubungkan dengan penyakit di usus dan ginjal.
Dalam kebanyakan kasus, hormon yang dilepaskan dari lemak yang seringkali dihubungkan dengan penyebab dari masalah ini.
Ekspresi Gen
Foto: PublicDomainPictures – Pixabay.com
Belum ada cara pasti untuk mengetahui apakah diabetes dan hipertensi IVF disebabkan karena teknologi yang digunakan pada IVF atau karena ada hubungannya dengan masalah infertilitas orang tua.
Hal yang juga belum terlalu jelas adalah apakah perbedaan ekspresi gen ini juga menghasilkan masalah kesehatan yang berbeda. Namun yang pasti, hal tersebut membuktikan bahwa anak yang dikandung dengan prosedur IVF memiliki hal unik pada tingkatan tertentu.
Tidak seperti bayi yang dikandung secara alami, embrio IVF menghabiskan tiga hari pertama mereka setelah pembuahan dalam wadah di luar rahim Moms.
Embrio pun terpapar lebih banyak oksigen daripada yang ada di dalam rahim. Kadar oksigen yang berubah dan media yang digunakan untuk menjaga embrio tetap hidup diperkirakan dapat mengubah bagaimana gen dibentuk pada embrio IVF.
Baca Juga: Waspadai Kelebihan Estrogen Memengaruhi IVF
Masa Depan Anak ICSI
Foto: RitaE - Pixabay.com
Tidak hanya melihat efek diabetes dan hipertensi IVF, ahli kesuburan lainnya juga melihat perkembangan anak yang lahir dengan bantuan intra cytoplasmic sperm injection (ICSI).
Salah satu pelopor ICSI, Dr Andre van Steirteghem menyebutkan bahwa klinik saat ini terlalu banyak menggunakan teknik yang diciptakan untuk infertilitas ini. “Ada penyebab genetik dari infertilitas yang bisa diturunkan pada anak.
Artinya, generasi selanjutnya juga bisa mengalami infertilitas dan ini adalah hal yang klinik perlu sampaikan kepada pasien,” ungkap Dr. Andre van Steirteghem, seperti dikutip dari dailymail.co.uk.
Human Fertilisation and Embryology Authority merekomendasikan ICSI hanya digunakan saat masalah kesuburan terjadi pada sperma pria atau saat percobaan IVF pernah gagal dilakukan sebelumnya.
Baca Juga: 3 Fakta Unik seputar IVF yang Belum Banyak Diketahui
Risiko cacat lahir lebih tinggi pada bayi ICSI dimana prosedur kehamilan ini dilakukan dengan menyuntikkan sperma yang sudah terpilih langsung ke telur wanita.
Salah satu kekhawatiran prosedur ICSI adalah sperma yang digunakan bisa jadi sebenarnya tidak layak untuk membuahi telur, sehingga risiko cacat genetik pada anak lebih besar.
Dengan mengetahui kemungkinan diabetes dan hipertensi IVF, para orang tua yang menjalani IVF beserta ahli medis dapat lebih waspada pada kemungkinan masalah kesehatan ini di kemudian hari.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.