13 November 2024

5 Penyebab Anak Suka Melempar Barang, Yuk Simak Moms!

Fase ini normal, namun anak perlu diarahkan

Anak suka melempar barang mungkin membuat orang tua khawatir, namun perilaku ini sebenarnya merupakan bagian dari tahap perkembangan motorik anak.

Pada usia balita, anak-anak sering kali mengekspresikan keingintahuan dan melatih keterampilan fisik mereka.

Biasanya bisa dengan melalui kegiatan seperti melempar, menjatuhkan, atau bahkan merobohkan barang di sekitar mereka.

Kebiasaan ini bukan sekadar perilaku iseng, ada banyak alasan di baliknya yang berkaitan dengan perkembangan sensorik, koordinasi tangan-mata, dan eksplorasi lingkungan.

Yuk, simak selengkapnya di bawah ini, Moms.

Baca Juga: 9 Cara Menghadapi Anak Suka Memukul, Yuk Disiplinkan Si Kecil

Penyebab Anak Suka Melempar Barang

Berikut penyebab anak suka melempar barang yang mungkin saja terjadi pada Si Kecil.

1. Tantrum pada Anak

Anak Suka Melempar Barang
Foto: Anak Suka Melempar Barang

Jika Si Kecil suka melempar barang bisa jadi merupakan bagian dari tantrum pada anak.

Hal ini disebutkan dalam studi di Journal of Developmental & Behavioral Pediatrics, bahwa anak tantrum bisa menunjukkan banyak perilaku, salah satunya melempar barang.

Sebab, kemampuan mereka terbatas dalam menghadapi emosi, situasi sulit, serta lelah atau lapar.

2. Ingin Tahu

Anak suka melempar barang juga bisa karena mereka memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, Moms.

Anak penasaran mengapa dan apa yang mereka lempar jatuh dan tidak bisa naik. Meski Si Kecil belum paham soal gravitasi, mereka bisa melihat efeknya.

Ternyata jika melempar bola, bolanya bisa memantul, sedangkan kalau melempar telur, telurnya bisa pecah!

Mereka juga penasaran bagaimana rasanya memukul benda yang berbeda.

Anak kecil biasanya menyukai pengulangan, eksperimen, dan mengembangkan pemahaman tentang sebab-akibat melalui perilaku ini.

3. Untuk Bersenang-senang

Untuk bersenang-senang juga bisa menjadi alasan anak suka melempar barang.

Melempar adalah kemampuan baru yang menyenangkan bagi anak-anak usia 18 bulan-3 tahun.

Diperlukan keterampilan motorik halus untuk membuka jari dan melepas benda serta koordinasi mata dan tangan untuk melempar.

Tak heran balita suka mempraktikkan kegiatan ini!

4. Mencari Perhatian

Mengutip dari What to Expect, anak suka melempar barang juga bisa disebabkan karena mereka sedang mencari perhatian.

Pada usia dini, anak-anak masih sangat bergantung pada interaksi dan perhatian dari orang dewasa.

Ketika mereka merasa kurang diperhatikan, mereka mungkin mulai melakukan tindakan yang menarik perhatian, seperti melempar barang.

Bahkan respons kecil dari orang tua, seperti menegur atau memarahi, bisa dilihat anak sebagai bentuk perhatian.

5. Kondisi Tertentu

Anak suka melempar barang bisa juga disebabkan karena kondisi tertentu seperti Sensory Processing Disorder (SPD)

Mengutip dari Neouro Launch, melempar benda adalah salah satu perilaku yang sering muncul pada individu dengan SPD.

Ketika benda dilepaskan dari tangan dan benda otomatis melayang di udara. Nah, anak menerima berbagai informasi sensorik pada saat melempar barang.

Seperti berat benda, tenaga yang dibutuhkan untuk melempar, dan bagaimana benda bergerak di udara.

Bagi anak dengan gangguan pemrosesan sensorik atau SPD, melempar bisa menjadi cara untuk memenuhi kebutuhan sensorik tubuh mereka.

Sensasi yang didapat dari melempar mencakup proprioseptif (kesadaran posisi tubuh) dan stimulasi vestibular (keseimbangan dan orientasi ruang).

Sensai itulah yang bisa sangat memuaskan dan membantu menenangkan anak-anak dengan SPD.

Cara Menghadapi Anak yang Suka Melempar Barang

Anak Suka Melempar Barang (Orami Photo Stock)
Foto: Anak Suka Melempar Barang (Orami Photo Stock)

Percuma jika Moms berusaha menghentikan kebiasaan melempar barang pada anak balita.

Jadi, lebih baik Moms fokus pada membatasi apa yang dia lempar dan ke mana ia melempar dengan tips ini.

1. Lihat dari Sudut Pandang Anak

Ketika anak mulai menguji kesabaran Moms dengan tingkah lakunya, selalu ingat untuk melihat dari sudut pandangnya.

Dengan memahami frustrasi, rasa marah, kelelahan, atau ketakutan anak, Moms jadi paham mengapa mereka “berulah”.

Respons Moms akan berubah dari kesal menjadi penuh kasih sayang.

2. Beri Contoh yang Baik

Terus-menerus menyuruh anak berhenti melempar sia-sia saja jika Moms atau Dads masih suka bersikap kasar di rumah.

Dilansir dari American Academy of Pediatrics, orang tua harus mengajarkan yang benar dan yang salah pada Si Kecil dengan suara yang tenang dan contoh nyata.

Berikan contoh perilaku yang Moms inginkan dari anak.

3. Jelaskan Saat Anak Sudah Tenang

Ketika anak sudah tenang, jelaskan padanya dengan singkat dan jelas bahwa tindakannya itu salah.

Jangan lupa beri tahu fungsi benda sebenarnya.

Misalnya “Blok bukan untuk dilempar ke adik bayi, ya. Blok itu untuk dibikin jadi bangunan, sayang.”

4. Bantu Anak Memahami Efek Tindakan Negatifnya

Tanyakan pada anak apa dampaknya jika balita suka melempar barang.

Contohnya “Kalau adik bayi dilempar blok, nanti adiknya gimana? Nangis, kan?”

Sebelum berumur 4 atau 5 tahun, anak mungkin sulit memahami sudut pandang orang lain.

Namun, dengan latihan, Si Kecil akan mengembangkan keterampilan sosial yang penting ini.

5. Beri Alternatif Melempar

Di usia ini, melempar adalah fase perkembangan normal yang harus dilewati.

Jadi, sampaikan pesan pada anak bahwa melempar atau memukul tidak apa-apa asalkan menggunakan benda yang benar di tempat dan waktu yang tepat.

Ajarkan anak apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan secara berulang kali sampai ia paham.

Misalnya saat anak ingin melempar sepatu, katakan “Sepatu bukan untuk dilempar, ya, Nak. Yang boleh dilempar itu bola.”

Lalu berikan bola yang ringan jika bermain di dalam ruangan atau, daripada memukul Moms, lebih baik anak memukul drum dan bermain musik.

Jika balita suka melempar barang atau memukul saat marah, ajak ia mengekspresikan emosinya dengan kata-kata atau tindakan yang lebih positif.

Contohnya “Kalau marah, adik tarik nafas dan hembuskan nafas. Bilang ke Mama ‘Mama, aku lagi marah!’. Adik juga bisa peluk Mama.”

Katakan kalimat tersebut satu per satu agar anak lebih mudah mengerti.

Dengan demikian, anak akan merasa Moms menerima perasaannya bahkan saat Moms menghentikan dan mengarahkan perbuatannya.

Baca Juga: 5 Tanda Tantrum yang Tidak Normal dan Cara Mengatasinya

Kapan Sebaiknya Dibawa ke Dokter?

Anak Berkonsultasi dengan Dokter
Foto: Anak Berkonsultasi dengan Dokter (Orami Photo Stock)

Anak suka melempar barang adalah bagian normal dari perkembangan anak, terutama pada usia balita, karena mereka mengeksplorasi lingkungan dan mengasah keterampilan motorik.

Namun, jika perilaku melempar ini berlanjut hingga usia yang lebih tua atau terjadi secara berlebihan dan mengganggu aktivitas sehari-hari, mungkin ada masalah.

Mengutip dari Parents, tanda-tanda bahwa perilaku anak memerlukan perhatian profesional meliputi:

  • Perilaku yang lebih parah dibandingkan dengan perilaku anak pada umumnya, seperti ketidakpatuhan yang konsisten, tantrum, atau perilaku kasar.
  • Pada anak yang lebih tua dan remaja, tanda-tanda seperti pembangkangan yang terus-menerus, iritabilitas berlebihan, atau penarikan diri yang ekstrem.

Jika Si Kecil menunjukkan perilaku melempar barang yang berlebihan atau tidak sesuai dengan usianya, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter anak.

Dokter bisa membantu mengidentifikasi penyebab perilaku tersebut dan memberikan strategi intervensi yang tepat.

Itulah informasi seputar anak suka melempar barang. Semoga menjawab pertanyaan, ya Moms.

  • https://www.whattoexpect.com/toddler/behavior/object-throwing.aspx
  • https://www.babycenter.com/toddler/behavior/throwing_1200989
  • https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC9462137/
  • https://neurolaunch.com/sensory-processing-disorder-throwing-things/
  • https://www.parents.com/when-to-seek-child-behavioral-therapist-8647299?utm_source=chatgpt.com

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.