Bagaimana Usia Ayah Mempengaruhi Perkembangan Sosial Anak?
Usia ayah mempengaruhi perkembangan sosial anak? Ternyata ada hubungannya Moms.
Beberapa artis pria Indonesia ada yang kembali memiliki anak di usia yang sudah tidak muda lagi. Vokalis band rock legendaris God Bless yaitu Ahmad Albar kembali menjadi ayah saat usianya sudah 70 tahun. Adapula, Doyok, pelawak legendaris, yang juga menjadi ayah pada saat usianya 62 tahun.
Penelitian terbaru yang diterbitkan dalam Journal of American Academy of Child dan Adolescent Psychiatry, menyebutkan bahwa anak-anak yang lahir dari pria yang berusia lebih dari 35 tahun memiliki risiko lebih besar terkena autisme dan skizofrenia, keterampilan sosial mereka mungkin sebenarnya menderita juga.
Para peneliti meminta orang tua dari 15.000 anak kembar yang berusia antara 4 dan 16 tahun untuk mengisi penilaian perilaku tentang anak-anak mereka. Mereka kemudian membandingkan jawaban dengan usia ayah setiap anak.
Penelitian ini menemukan bahwa anak-anak dengan ayah yang lebih tua, yaitu lebih dari 51 tahun menunjukkan perkembangan sosial yang besar di usia dini, tetapi kemudian mengalami perlambatan ketika sudah lebih besar, jika dibandingkan dengan anak yang memiliki ayah lebih muda.
Baca Juga: 5 Aktivitas Ini Bisa Mendekatkan Ayah dan Anak Perempuan
"Studi kami menunjukkan bahwa keterampilan sosial anak dipengaruhi oleh usia ayah," jelas penulis studi utama Magdalena Janecka, PhD.
Yang menarik adalah bahwa perlambatan keterampilan sosial yang sama juga terjadi pada keturunan ayah yang umurnya sangat muda, yakni di bawah umur 25 tahun. Tetapi, walaupun hasil kedua kelompok umur serupa, Dr. Janecka mengatakan alasannya mungkin tak sama.
Tentu saja, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami dengan tepat bagaimana struktur otak anak dipengaruhi oleh usia ayah mereka. Tetapi sementara itu, jika usia ayah masih sangat muda atau tua, akan menjadi tantangan bagi anak-anak secara sosial.
Kontribusi Ayah terhadap Perkembangan Anak
Foto: pixabay.com
Kontribusi kedua orang tua sangat penting bagi perkembangan anak. Secara umum, ibu melakukan lebih banyak pengasuhan eksplisit, sementara ayah cenderung lebih terlibat dalam permainan, terutama permainan fisik.
Namun, kini ayah melakukan pengasuhan lebih banyak daripada satu generasi yang lalu, mulai dari mengganti popok, bangun di malam hari, membawa anak-anak ke dokter, berbagi antar dan jemput, serta membantu pekerjaan rumah.
Baca Juga: 6 Kekhawatiran yang Paling Sering Dialami Calon Ayah Baru
Michael Lamb, profesor di departemen psikologi di University of Cambridge, mengatakan anak-anak memilih ayah ketika mereka ingin bermain dan beralih ke ibu ketika mereka stres atau kesal. Selain itu, ayah juga lebih protektif terhadap anak perempuan mereka dibandingkan anak lelaki mereka.
Sekitar masa remaja, kadang-kadang anak laki-laki suka menyatakan bahwa mereka bisa menjadi lelaki dengan cara mereka sendiri, tetapi akhirnya ayah dan anak lelaki dapat mengembangkan hubungan pertemanan. Hubungan antara ayah dan anak dapat sangat bervariasi dan tidak ada model yang sempurna.
Beberapa ayah kesulitan dalam mengungkapkan kasih sayang mereka, terutama kepada anak laki-laki, dan anak laki-laki mereka kemudian mengalami kesulitan mengungkapkan kasih sayang kepada ayah mereka secara langsung.
Oleh karena itu, penting pula bagi ayah untuk bisa mendengar, mengungkapkan, dan memperlihatkan kasih sayang mereka.
Baca Juga: Ayah Mengalami Perubahan Setelah Memiliki Anak? Benarkah?
(TPW/DIN)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.