Batuk Pilek Berulang pada Balita, Apa Penyebabnya?
Anak yang sehat adalah anak yang ceria. Ketika anak sehat, ia dapat melakukan ragam aktivitas yang tentunya dapat menunjang tumbuh kembangnya.
Tentu saja, untuk menjadi anak yang sehat dibutuhkan kekebalan tubuh yang kuat. Karena, tidak ada orang tua yang ingin anaknya sakit.
Mungkin dalam beberapa kesempatan Si Kecil akan mengalami batuk dan pilek karena kondisi tertentu, seperti saat musim pancaroba. Hal ini mungkin wajar bila kekebalan anak cenderung menurun.
Namun, bagaimana jika Si Kecil mengalami batuk dan pilek berulang?
Mengutip dari Parents, jika anak mengalami batuk lebih dari empat minggu, ini bisa merupakan bentuk dari batuk kronis.
Penting untuk diketahui bahwa jika Si Kecil mengalami batuk dan pilek berulang, ada kecenderungan penyebabnya karena ia mengalami penyakit berikut ini.
1. Anak Alami Demam Ringan
Batuk pilek berulang bisa jadi tanda anak mengalami demam ringan. Jika terjadi batuk berulang, bisa berarti Si Kecil mengalami demam ringan dengan batuk dan pilek sebagai gejalanya.
"Anak Anda mungkin mengalami demam ringan akibat virus dan batuk," jelas William Berger, M.D., Profesor Klinis di Departemen Pediatri di University of California, Irvine.
Ia menambahkan, anak-anak biasanya mengalami batuk dan pilek sekitar 8-10 kali dalam setahun. "Paling lama berlangsung 5-7 hari, meskipun batuknya bisa bertahan lebih lama daripada pilek," tambahnya.
Apa yang Harus Dilakukan?
Jika anak sulit bernapas atau gejalanya memburuk, hubungi dokter untuk diperiksa lebih lanjut dan mendapatkan diagnosis yang tepat.
Moms bisa memberikan anak banyak cairan seperti air, teh hangat, bahkan es bisa membantu. Jauhi minuman berkarbonasi atau jus jeruk, yang dapat mengiritasi tenggorokan.
Perlu diingat bahwa American Academy of Pediatrics tidak merekomendasikan obat batuk dan pilek untuk anak di bawah 6 tahun.
Baca Juga: Bisakah Mengatasi Batuk Pilek Bayi Baru Lahir dengan ASI?
2. Anak Alami Sinusitis
Batuk pilek berulang bisa jadi tanda anak mengalami sinusitis. Jika batuk berlangsung lebih dari 10 hari dan tidak menunjukkan tanda-tanda membaik, dan hidung anak mengeluarkan cairan hidung yang tebal dan berwarna hijau kekuningan, ia mungkin menderita sinusitis, radang selaput lendir hidung dan sinus.
Selain batuk kronis, anak-anak mungkin memiliki bau mulut, tingkat energi rendah, bengkak dan terbentuknya lingkaran hitam di sekitar mata.
Anak-anak dengan usia lebih besar bisa mengeluh sakit kepala. Bahkan infeksi sinus tingkat rendah dapat menyebabkan batuk yang tidak pernah berakhir.
Apa yang Harus Dilakukan?
Dokter bisa meresepkan antibiotik untuk menghilangkan infeksi dan semprotan hidung untuk meredakan gejala sinusitis.
Jika setelah beberapa hari kondisi anak masih tidak membaik, ia mungkin memerlukan antibiotik atau obat lain. Moms bisa memberikan obat asetaminofen, ibuprofen, dan/atau kompres hangat agar dapat membantu mengatasi sakit kepala atau sakit wajah.
Dokter mungkin merujuk ke ahli THT, yang dapat memeriksa telinga, hidung, dan tenggorokan anak dengan alat khusus untuk melihat apa yang terjadi.
3. Anak Alami Alergi
Batuk pilek berulang bisa jadi tanda anak mengalami alergi. Bila batuk disertai dengan hidung meler dan mata gatal, atau jika batuk tersebut datang di sekitar waktu yang sama setiap tahun atau setelah setiap kunjungan ke rumah yang memiliki binatang peliharaan, ia mungkin mengalami alergi.
Alergi hanyalah reaksi berlebihan tubuh terhadap suatu zat (alergen) yang biasanya tidak berbahaya bagi kebanyakan orang.
Alergen memicu pelepasan histamin dan zat biokimia lainnya, yang menyebabkan peradangan dan mampet, dan batuk.
Ada beberapa alergen bersifat musiman seperti serbuk sari dari pohon, gulma, rumput, dan jamur luar ruangan, atau alergen yang abadi seperti hewan peliharaan, tungau debu, dan jamur dalam ruangan.
Apa yang Harus Dilakukan?
Dokter mungkin meresepkan semprotan hidung kortikosteroid atau antihistamin. Bila alergi musiman jadi pemicunya, usahakan anak tetap di dalam rumah pada pagi hari karena serbuk sari yang tersebar sedang tinggi-tingginya.
Jika tidak ada obat yang bekerja, temui ahli alergi/imunologi untuk tes awal ramah anak untuk menentukan apa yang memicu batuk dan bisa dilakukan rencana perawatan.
Jika tidak diobati, alergi hidung dapat menyebabkan sinusitis kronis, infeksi telinga, gangguan tidur, dan asma, dan dapat memengaruhi perkembangan bicara dan bahasa.
Baca Juga: 5 Cara Mencegah Penularan Batuk Pilek dari Orang Tua ke Anak
4. Anak Alami Asma
Batuk pilek berulang bisa jadi tanda anak mengalami asma. Asma adalah kondisi pernapasan yang memengaruhi saluran udara kecil di paru-paru. Ini adalah penyakit kronis yang paling umum terjadi pada anak-anak selama beberapa dekade.
Gejala asma dapat dipicu oleh infeksi saluran pernapasan atas, menghirup alergen, iritasi seperti asap rokok, udara dingin dan kering, olahraga, bahkan emosi.
Bila mengidap asma, ia mungkin mengalami sesak napas, mengi perasaan sesak di dadanya, atau batuk. Namun, tidak setiap anak mengi berarti memiliki asma.
Apa yang Harus Dilakukan?
Dokter akan menanyakan riwayat gejala anak, serta riwayat medis keluarga. Jika anak cukup tua, dokter dapat melakukan tes fungsi paru-paru untuk memastikan paru-parunya sehat.
Perhatikan juga apa yang memicu asma. Bisa karena musim alergi, kehabisan napas saat sedang melakukan aktivitas fisik, terbangun batuk di tengah malam.
5. Anak Alami Batuk Pertusis
Batuk pilek berulang bisa jadi tanda anak mengalami batuk pertusis. Pertusis adalah penyakit dari bakteri yang sangat menular pada saluran udara dan paru-paru yang sering dimulai dengan gejala seperti pilek, bersin, diikuti oleh semburan singkat batuk tak terkendali.
Anak-anak dapat muntah dan membiru ketika mereka sedang berusaha mendapatkan oksigen.
"Ini sering dikenal sebagai batuk 100 hari," kata Dr. Berger.
Apa yang Harus Dilakukan?
Hubungi dokter sesegera mungin, karena anak membutuhkan antibiotik. Antibiotik paling efektif diberikan dalam 7 hari pertama infeksi, dan juga dapat diberikan kepada anggota keluarga lain untuk mencegah penyebaran penyakit.
Anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa dengan pertusis mungkin hanya mengalami batuk ringan, tetapi pertusis dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa.
Terutama pada bayi yang terlalu muda untuk divaksinasi, atau belum memiliki dosis DTaP (vaksin yang juga melindungi tubuh dari virus tetanus dan difteri).
Baca Juga: 6 Cara Menidurkan Bayi Saat Batuk Pilek
Itulah beberapa kondisi yang mungkin terjadi jika Si Kecil mengalami batuk pilek berulang. Sebaiknya, Moms juga segera menghubungi dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.