10 Penyebab Bayi Keringat Dingin dan Cara Mengatasinya!
Pernahkah Moms dan Dads panik ketika bayi keringat dingin? Sebenarnya, mengapa hal itu bisa terjadi, ya?
Keringat dingin adalah salah satu kondisi pada bayi yang cukup umum terjadi.
Penyebab bayi keringat dingin biasanya karena ia sedang pilek, flu, atau infeksi sinus, yang akan membuat mereka mengalami demam.
Saat demam mereda dan penyakitnya hilang, suhu tubuh biasanya masih akan tetap tinggi beberapa derajat.
Untuk itu, tubuh bayi akan berkeringat guna membantu suhu tubuh menjadi dingin dan kembali normal.
Melansir Calpol, tubuh bayi akan melepaskan keringat ke permukaan kulit untuk kemudian diuapkan oleh panas tubuh.
Energi yang dibutuhkan untuk menguapkan keringat ini yang akan membuat tubuh bayi kemudian terasa dingin.
Keringat dingin juga biasanya terjadi karena tubuh bayi belum mampu mengatur suhu tubuh dengan baik.
Keringat dingin biasanya bisa muncul di beberapa bagian tubuh, seperti telapak kaki, telapak tangan, atau ketiak.
Keringat dingin bisa dibagi menjadi dua jenis tergantung penyebabnya.
Keringat dingin bisa muncul tanpa alasan jelas atau sebagai akibat dari kondisi medis tertentu.
Untuk lebih jelasnya, simak ulasannya berikut ini:
Baca Juga: 9 Cara Menurunkan Panas pada Bayi, Ampuh dan Aman!
Gejala Bayi Keringat Dingin
Ada beberapa gejala bayi keringat dingin, biasanya hal ini terjadi di malam hari saat Si Kecil tertidur Moms.
Mengutip Healthline, berikut dua gejala bayi keringat dingin:
- Berkeringat Lokal
Ini terjadi ketika bayi berkeringat berlebih hanya di satu area, misalnya kulit kepala, seluruh kepala, wajah, atau leher.
Moms mungkin menemukan bantal Si Kecil basah kuyup sementara tempat tidurnya kering.
Anak yang lebih besar mungkin hanya berkeringat di ketiak saat tidur.
- Berkeringat Umum
Ini terjadi ketika Si Kecil berkeringat di seluruh tubuh.
Seprai, bantal, dan pakaian anak Moms basah oleh keringat, tetapi mereka tidak mengompol.
Selain berkeringat, Si Kecil mungkin juga mengalami:
- Wajah atau tubuh yang memerah
- Tangan atau tubuh yang terasa hangat
- Menggigil atau kulit yang lembap (karena basah oleh keringat)
- Rewel atau menangis di tengah malam karena merasa tidak nyaman
- Mengantuk di siang hari karena tidurnya terganggu oleh keringat
Selain itu, bayi yang mengalami keringat dingin mungkin menunjukkan beberapa gejala berikut:
- Tubuh bayi terasa dingin meskipun berkeringat
- Kulit bayi terasa lembap atau dingin saat disentuh
- Bayi sulit tidur nyenyak atau sering terbangun
- Bayi tampak lemas atau lesu karena gangguan tidur
Baca Juga: Ini Penyebab Sakit Kepala pada Bayi, Moms Perlu Catat!
Penyebab Bayi Keringat Dingin
Berikut ini penyebab munculnya keringat dingin pada bayi:
1. Ruangan yang Panas
Menidurkan anak dengan memberinya terlalu banyak selimut atau di ruangan yang panas dapat membuat bayi keringat dingin.
Sebagai pengingat, Moms sebetulnya tidak diperkenankan untuk memberikan bantal, selimut, atau barang lain yang tidak diperlukan di tempat tidurnya.
Jadi, pastikan bantal hanya sebagai pelindung di sisi kasur saja agar ia tidak jatuh dan biarkan bayi mengenakan pakaian yang nyaman saat tidur.
2. Tanpa Alasan
Moms sudah mengecilkan suhu ruangan dan memberikan bayi pakaian yang nyaman serta tidak terlalu tebal, tapi tetap saja bayi keringat dingin?
Tak perlu khawatir karena terkadang, keringat malam pada anak terjadi tanpa alasan sama sekali.
Balita atau anak kecil memang memiliki lebih banyak kelenjar keringat dibanding orang dewasa.
Selain itu, tubuh kecil mereka belum belajar cara menyeimbangkan suhu tubuh sebaik tubuh orang dewasa.
Hal ini dapat menyebabkan timbulnya keringat dingin tanpa alasan sama sekali.
3. Masalah pada Hidung, Tenggorokan, dan Paru-paru
Keringat dingin pada bayi mungkin juga terkait dengan kondisi kesehatan umum lainnya.
Ini kemungkinan besar ada hubungannya dengan hidung, tenggorokan, dan paru-paru.
Tidak setiap anak dengan kondisi kesehatan ini akan berkeringat di malam hari.
Namun, menurut jurnal Archives Disease of Childhood, ditemukan fakta bahwa anak-anak yang berkeringat di malam hari atau kerap mengalami keringat dingin lebih cenderung memiliki masalah kesehatan lain, seperti:
- Alergi
- Asma
- Pilek karena alergi
- Reaksi alergi kulit seperti eksim
- Sleep apnea
- Tonsilitis
- Hiperaktif
4. Paru-paru Sensitif atau Alami Peradangan
Meski sangat jarang, namun kondisi bayi keringat dingin juga bisa terjadi akibat pneumonitis hipersensitivitas (HP).
Kondisi ini adalah sejenis peradangan paru-paru (bengkak dan kemerahan) yang mirip dengan alergi yang bisa terjadi karena menghirup debu atau jamur.
Baik orang dewasa maupun anak-anak bisa mengalami kondisi ini.
HP dapat terlihat seperti pneumonia atau infeksi dada, tetapi ini bukan infeksi dan tidak dapat membaik dengan antibiotik.
HP mungkin mulai terjadi 2 - 9 jam setelah menghirup debu atau jamur.
Gejala biasanya akan hilang dengan sendirinya setelah 1 - 3 hari, asalkan bayi terhindar dari pemicunya.
HP lebih sering terjadi pada anak-anak yang menderita asma dan alergi lainnya.
Jika keringat dingin muncul karena penyakit ini, selain munculnya keringat dingin, anak juga mungkin memiliki gejala seperti:
- Batuk
- Sesak napas
- Demam
- Kelelahan
5. Penyakit Jantung Bawaan
Kelainan jantung atau cacat jantung bawaan pada bayi juga bisa membuat aliran darah dalam tubuhnya bermasalah.
Alhasil, kondisi ini akan membuat suplai oksigen ke organ dan jaringan tubuh berkurang.
Dampaknya, bisa membuat bayi keringat dingin.
Bayi yang menderita penyakit jantung bawaan ini umumnya akan mengalami keringat dingin ketika sedang diberi makan atau bahkan saat menangis.
Kondisi ini perlu mendapatkan penanganan yang tepat karena kelainan jantung bawaan juga bisa membuat kulit bayi tampak pucat, kebiruan, dan kondisi lain yang membahayakan.
6. Kanker
Limfoma dan jenis kanker lainnya adalah penyebab bayi keringat dingin yang sangat jarang terjadi. Limfoma hodgkin bisa terjadi pada anak di bawah usia 10 tahun.
Moms dan Dads kanker pada masa kanak-kanak memang sangat menakutkan.
Untungnya, limfoma jenis ini memiliki tingkat keberhasilan untuk sembuh lebih dari 90%.
Limfoma dan penyakit serupa lainnya harus berlangsung cukup lama untuk menyebabkan gejala seperti keringat dingin di malam hari.
Namun, Moms mungkin perlu memperhatikan gejala lain yang lebih umum dari penyakit ini, seperti:
- Demam
- Nafsu makan yang buruk
- Mual
- Muntah
- Penurunan berat badan
- Kesulitan menelan
- Sulit bernafas
- Batuk
Baca Juga: 8 Rekomendasi Sabun untuk Biang Keringat pada Bayi yang Aman
7. Demam
Moms dan Dads jangan panik dulu ketika bayi keringat dingin. Coba cek suhu tubuh Si Kecil terlebih dulu dengan menggunakan termometer.
Biasanya, keringat dingin ini muncul karena suhu tubuh bayi meningkat.
Perlu diketahui, jika suhu bayi di atas 37,4° C, segera kompres dengan air hangat. Hal ini dilakukan supaya suhu panasnya berpindah.
Jangan biarkan pakaian bayi tetap basah karena keringat, segera ganti bajunya dan memberinya cairan atau air putih.
Hal ini dilakukan supaya demam tidak bertambah parah.
8. Aliran Oksigen Tidak Lancar
Aliran oksigen yang tidak lancar juga dapat menyebabkan bayi keringat dingin.
Kondisi ini harus diwaspadai karena bisa membahayakan keselamatan Si Kecil.
Masalah pernapasan tersebut biasa disebut dengan hipoksia.
Hipoksia adalah kondisi kekurangan oksigen yang terjadi di dalam tubuh.
Hal ini bisa disebabkan beberapa hal, seperti posisi tidur yang menghalangi jalur napas atau terjadi sesak napas.
Nah, munculnya keringat dingin ini menunjukkan respons tubuh terhadap kurangnya oksigen.
Jika tidak segera diatasi, kondisi ini dapat menyebabkan SIDS (Sudden Infant Death Syndrome).
9. Vaksinasi
Vaksinasi dapat memicu respons imun pada bayi, yang kadang-kadang menyebabkan demam ringan sebagai bagian dari proses normal tubuh dalam membangun kekebalan.
Kenaikan suhu tubuh ini, meskipun biasanya tidak berbahaya, dapat menyebabkan bayi berkeringat lebih dari biasanya.
Berkeringat ini termasuk keringat dingin, yang merupakan cara tubuh untuk membantu menurunkan suhu secara alami.
Gejala ini biasanya bersifat sementara dan cenderung mereda tanpa perawatan khusus setelah beberapa waktu.
10. Hipoglikomia
Hipoglikemia terjadi ketika kadar gula darah (glukosa) dalam tubuh bayi jatuh di bawah level normal, yang penting untuk menyediakan energi bagi berbagai fungsi tubuh.
Kondisi ini bisa sangat mengkhawatirkan pada bayi, karena glukosa adalah sumber energi utama bagi otak mereka yang sedang berkembang.
Saat kadar gula darah turun, tubuh bayi merespons dengan mengeluarkan hormon stres seperti adrenalin.
Salah satu efeknya adalah meningkatkan produksi keringat, termasuk keringat dingin.
Keringat dingin ini merupakan tanda peringatan bahwa bayi mungkin membutuhkan asupan gula untuk mengembalikan kadar glukosa darah ke level yang aman.
Jika dibiarkan tidak diatasi, hipoglikemia bisa menyebabkan komplikasi serius.
Jadi, penting bagi Moms dan Dads untuk mengenali gejalanya dan mendapatkan penanganan medis sesegera mungkin.
Baca Juga: Apakah Bayi Demam Boleh Mandi? Simak Saran Ahli di Sini!
Cara Mengatasi Bayi Keringat Dingin
Lalu, seperti apa cara mengatasi keringat dingin pada bayi?
Kemungkinan besar bayi tidak membutuhkan perawatan apa pun saat alami keringat dingin.
Sebab, keringat sesekali dan bahkan teratur saat tidur adalah normal bagi banyak anak, terutama laki-laki.
Memakaikan bayi pakaian tidur yang lebih tipis dan ringan, memilih tempat tidur yang menyerap keringat, dan menurunkan suhu ruangan dapat membantu.
Jika ada penyebab kesehatan yang mendasari seperti pilek atau flu, maka keringat dingin kemungkinan besar akan hilang setelah virus hilang.
Mengobati dan menjaga kondisi kesehatan lain seperti asma dan alergi juga dapat membantu mengontrol keringat malam pada beberapa anak.
Dokter anak mungkin menguji keringat mereka dengan beberapa tes yang tidak menimbulkan rasa sakit dan dapat dilakukan di klinik terdekat, yaitu:
- Tes Iodium Pati. Dilakukan tes ke kulit anak untuk menemukan area yang terlalu banyak berkeringat.
- Tes Kertas. Jenis kertas khusus ditempatkan di area di mana Si Kecil banyak berkeringat. Kertas tersebut menyerap keringat dan kemudian ditimbang untuk melihat seberapa banyak keringatnya.
Namun, Moms perlu memberi tahu dokter jika anak memiliki gejala masalah kesehatan yang mungkin terkait dengan keringat di malam hari.
Kondisi kronis seperti asma dan alergi bisa menyebabkan keringat dingin berlebih. Selain itu, infeksi juga bisa menyebabkannya.
Bayi Keringat Dingin Kapan Harus ke Dokter?
Saat bayi keringat dingin, sebenarnya Moms tidak perlu panik.
Kondisi ini sering kali normal dan dapat diatasi dengan cara sederhana seperti menjaga suhu kamar tetap nyaman dan mengenakan pakaian yang sesuai.
Namun, segera hubungi dokter jika keringat dingin pada bayi disertai gejala lain seperti:
- Napas berisik
- Bayi bernapas melalui mulut
- Mengi
- Sesak napas
- Sakit telinga
- Leher kaku
- Kepala terkulai
- Kehilangan selera makan
- Penurunan berat badan
- Muntah parah
- Diare
Segera berikan bayi perawatan medis jika bayi mengalami demam yang berlangsung lebih dari 2 hari, atau semakin parah.
Moms juga perlu menemui dokter anak jika keringat anak mulai berbau berbeda atau jika bayi memiliki bau badan yang tidak biasa.
Bau yang tidak biasa bisa menjadi tanda adanya infeksi atau masalah metabolisme yang memerlukan perhatian medis.
Selain itu, perhatikan jika bayi terlihat sangat tidak nyaman atau menunjukkan tanda-tanda dehidrasi seperti mulut kering atau kurangnya frekuensi buang air kecil.
Tetap tenang dan awasi kondisi bayi dengan seksama untuk memberikan penanganan yang tepat.
Perawatan yang cepat dan tepat adalah hal yang sangat diperlukan untuk mencegah kondisi menjadi semakin parah.
- https://www.calpol.co.uk/expert-advice/cold-sweats
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/21427123/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.