6 Penyebab Bercak Putih pada Kulit dan Cara Mengatasinya
Bercak putih pada kulit dapat disebabkan oleh berbagai kondisi.
Untuk mengetahui lebih lanjut terkait bercak putih tersebut, Moms dan Dads perlu memerhatikan gejala dan memahami penyebabnya.
Identifikasi dini dibutuhkan agar penanganan keluhan bercak putih sesuai dengan masalah yang dialami.
Bercak putih tidak jarang dijumpai pada Si Kecil, salah satu faktor yang memicunya adalah sawar kulit (skin barrier) anak yang lebih sensitif dibandingkan dengan orang dewasa.
Lalu, apa yang menjadi penyebab bercak putih pada kulit? Simak lebih lanjut ulasannya berikut ini, Moms.
Baca Juga: 6 Fungsi Epidermis Kulit, Berikut Cara Merawatnya yang Tepat
Penyebab Bercak Putih Pada Kulit
Pada dasarnya, bercak putih pada kulit yang muncul dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Nah, berikut merupakan enam penyebab tersering munculnya bercak putih pada kulit.
1. Pitiriasis versikolor
Pitiriasis versikolor atau yang biasa disebut panu merupakan salah satu masalah kulit yang cukup umum terjadi.
Penyebabnya adalah pertumbuhan berlebih (overgrowth) jamur Malassezia.
Jamur ini merupakan flora normal yang hidup pada kulit manusia, tetapi pada beberapa kondisi, misalnya keringat berlebih, kelembapan, iklim tropis, dan produksi sebum atau minyak yang meningkat dapat memicu pertumbuhan berlebih dari jamur tersebut.
Tanda dan gejala panu berupa bercak dengan warna bervariasi, mulai dari putih, kemerahan, hingga cokelat.
Bercak ini dapat meluas dan menimbulkan gejala seperti gatal, kulit kering, dan bersisik.
Selain itu, panu lebih rentan menyerang remaja dibandingkan dengan kelompok usia lain.
Hal ini karena pada remaja terjadi peningkatan produksi sebum serta aktivitas fisik yang
memicu keringat berlebih.
Ada berbagai pengobatan tips yang bisa dapat dilakukan sendiri untuk mengatasi merawat kulit dengan panu:.
- Hindari aktivitas yang memicu keringat berlebih
- Jika keringat berlebih, segera keringkan badan dan ganti pakaian yang bersih dan
- kering
- Hindari menggaruk area bercak putih
- Konsultasikan pengobatan panu dengan dokter spesialis dermatologi venereolgi estetika untuk mendapatkan penanganan yang sesuai dengan kondisi kulit
Baca Juga: 9 Cara Menghilangkan Panu sampai ke Akarnya, Ampuh!
2. Dermatitis Atopik
Dermatitis atopik atau yang dikenal sebagai eksim atopik ditandai oleh kulit kering, gatal, ruam kemerahan, disertai bercak putih atau kecokelatan pada kulit.
Dilansir laman National Eczema Association, eksim dermatitis atopik terjadi pada 9,6 juta pasien anak dan 16,5 juta pasien dewasa di Amerika Serikat.
Pada dermatitis atopik, terjadi penurunan produksi pelembap alami tubuh (natural moisturizing factor) sehingga menyebabkan kulit menjadi kering dan lebih rentan terhadap bahan iritan atau alergen dari luar.
Berbagai bagian tubuh yang terlibat antara lain wajah, tangan, kaki, lipat siku dan lipat lutut, leher, kelopak mata, pergelangan tangan, dan punggung.
Keluhan ruam kulit tersebut hampir selalu diikuti rasa gatal berlebihan disertai dengan penebalan kulit dan bercak putih atau kecokelatan.
Dermatitis atopik sering terjadi pada anak mulai dari enam bulan pertama kehidupan hingga masa remaja.
Meski begitu, bercak putih pada kulit ini tetap dapat terjadi pada orang berbagai usia juga.
Nah, jika Moms, Dads, atau Si Kecil mengalami gejala ini, maka ada cara perawatan kulit yang dapat dilakukan, yaitu:
- Gunakan sabun yang lembut bagi kulit
- Mandi dua kali sehari dengan air biasa (bukan air hangat atau panas)
- Durasi mandi 5-10 menit, hindari mandi berendam atau terlalu lama
- Segera gunakan pelembap setelah mandi, penggunaan pelembap dapat diulang sesering mungkin saat kulit terasa kering atau gatal
- Hindari bahan iritan misalnya polusi udara, asap rokok, dan tungau debu rumah yang dapat memperburuk kondisi kulit
3. Vitiligo
Vitiligo merupakan kondisi autoimun yang terjadi akibat kerusakan melanosit.
Melanosit adalah salah satu jenit sel pada lapisan kulit yang memproduksi melanin, yaitu suatu pigmen warna pada kulit, rambut, dan mata.
Bercak putih pada kulit ini dapat muncul di area mana saja pada tubuh, tetapi area yang biasanya terlibat meliputi lutut, ujung jari tangan dan kaki, alat kelamin, serta kulit sekitar mata, dan sekitar mulut.
Pada pasien dengan vitiligo, dokter akan melakukan pengobatan untuk mencegah bercak putih pada kulit tersebut semakin meluas dengan menggunakan obat oles atau obat minum.
Lalu, mengembalikan warna bercak putih tersebut menjadi warna kulit normal (repigmentasi) dengan menggunakan terapi sinar ultraviolet (fototerapi).
Pada beberapa kondisi, tindakan pembedahan juga bisa dapat menjadi pilihan.
Itu sebabnya, Moms dan Dads perlu berkonsultasi ke Dokter Spesialis Dermatologi, Venereologi, dan Estetika atau Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin untuk mendapatkan tindakan pengobatan yang paling sesuai.
Baca Juga: Mengenal Eksim Atopik, dari Gejala hingga Pengobatannya
4. Pitiyriasis Alba
Pitiyriasis alba adalah kelainan kulit yang umumnya dijumpai pada usia anak-anak hingga remaja.
Meski penyebab pastinya belum diketahui, tetapi diyakini bahwa bercak putih pada kulit ini terkait dengan dermatitis atopik yang menyebabkan kulit kering diserta ruam bersisik dan gatal.
Pitiriasis alba juga dapat dicetuskan akibat pajanan sinar matahari,
Keluhan ini biasanya diawali dengan bercak merah muda yang sedikit bersisik di dagu dan pipi.
Bentuknya bervariasi dari bulat, lonjong, atau tidak teratur, dan biasanya kulit kering disertai sisik jika disentuh.
Bercak biasanya memudar hingga hilang dengan sendirinya seiring berjalannya waktu.
Meski begitu, bercak putih pada kulit ini bisa juga kambuh dan meninggalkan bekas pucat pada kulit.
Pitiriasis alba umumnya dijumpai pada area wajah terutama pipi, dagu, dan sekitar mulut, serta pada, lengan bagian atas, leher, dan dada.
Kelainan kulit ini tidak menular dan biasanya dokter akan meresepkan krim pelembap atau krim steroid anti peradangan untuk mengatasinya.
Penting juga untuk melindungi kulit dari pajanan sinar matahari dengan menggunakan topi, payung, atau tabir surya.
5. Liken sklerosus
Liken sklerosus adalah gangguan kulit kronis yang kerap melibatkan area genital dan anus, namun tetapi dapat juga terjadi pada bagian tubuh lainnya.
Tanda utamanya yaitu bercak putih berkilau yang dapat disertai gatal, sisik, dan lecet pada kulit.
Perlu diperhatikan bahwa terkadang kasus ringan penyakit ini luput dari perhatian karena tidak menimbulkan gejala apapun selain bercak putih berkilau yang terlihat.
Karena area yang terkena sering kali pada bagian genital, kecil kemungkinan terlihat kecuali disertai dengan gejala lain.
Itu sebabnya, Moms dan Dads perlu memerhatikan gejala lain yang bisa jadi muncul seperti gatal, rasa tidak nyaman, kulit mudah memar atau iritasi, kesulitan buang air kecil, dan bintik putih halus.
Liken sklerosus dapat menyebabkan memar, lecet, dan bahkan ulserasi atau luka terbuka.
Jika tidak dijaga kebersihannya, luka ini berpotensi terinfeksi bakteri.
Pada beberapa kasus, liken sklerosus berpotensi berkembang menjadi kanker kulit yang disebut karsinoma sel skuamosa, yang menyerupai benjolan merah, dengan luka serta berkerak.
Jika terdapat keluhan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk menegakkan diagnosis serta merencanakan pengobatan yang sesuai.
6. Morfea
Morfea merupakan kondisi pengerasan kulit yang ditandai dengan timbulnya bercak putih pada pada kulit tanpa rasa sakit yang dapat mengeras seiring waktu.
Bercak morfea dapat terjadi di semua area tubuh dengan lokasi tersering pada wajah, dahi, perut, dada, atau punggung.
Morfea umumnya diawali dengan bercak kemerahan yang seiring berjalannya waktu mengubah bercak tersebut menjadi putih, keras, terasa kencang, dan kering.
Kondisi ini umumnya hanya memengaruhi lapisan luar kulit saja, tetapi pada beberapa kasus, dapat memengaruhi jaringan tubuh yang lebih dalam dan dapat membatasi pergerakan.
Dilansir dari Mayo Clinic, ada faktor-fakor tertentu yang memengaruhi risiko perkembangan morfea, yaitu:
● Biasanya morfea muncul antara usia 2- 14 tahun atau di pertengahan usia 40-an
● Lebih rentan terjadi pada wanita berkulit putih
● Riwayat keluarga dengan Morfea. Meski tidak menular, kondisi ini bisa dapat
diturunkan dalam keluarga. Seseorang dengan Morfea lebih cenderung menurunkan
kondisi tersebut pada anggota keluarga lainnya
● Pasien autoimun
Morfea memengaruhi kulit dan jaringan di bawahnya bahkan terkadang tulang.
Kondisi ini dapat berlangsung selama beberapa tahun.
Jika terjadi keterlibatan organ dalam selain kulit, penting bagi pasien untuk mendapatkan pengobatan yang sesuai untuk sehingga dapat mencegah komplikasi lanjutan.
Diagnosis dan pengobatan dini dapat membantu menghambat perkembangan morfea serta mencegah keterlibatan organ dalam.
Baca Juga: 9 Penyakit Kulit pada Anak yang Umum Terjadi, Wajib Tahu!
Itulah penyebab bercak putih pada kulit yang sering membuat Moms panik.
Tak perlu khawatir, kelainan atau penyakit pada kulit di atas dapat diatasi dengan
penanganan yang tepat. Semoga berguna, ya!
- https://nationaleczema.org/eczema/types-of-eczema/atopic-dermatitis/
- https://www.healthline.com/health/skin-disorders/white-spots-on-skin
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/morphea/symptoms-causes/syc-20375283
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.