Mengenal Bicara Kacau (Tachyphemia): Penyebab dan Cara Mengatasinya
Moms, pernahkah bertanya-tanya apa penyebab dari bicara kacau? Sebelum menggali lebih dalam, mari kita lebarkan perspektif kita dulu.
Tidak bisa dipungkiri bahwa berkomunikasi merupakan bagian dalam hidup kita.
Komunikasi merupakan sarana untuk kita bersosialisasi dan menjalin hubungan dengan manusia lain.
Sayangnya, beberapa orang ada yang kesulitan dalam berkomunikasi atau biasa disebut mengalami gangguan bicara kacau.
Gangguan bicara kacau, atau disebut cluttering, merupakan kondisi gagap yang mempengaruhi aliran bicara seseorang.
Dilansir dari jurnal yang diterbitkan Universitas Negeri Yogyakarta, bicara kacau merupakan fluency disorder pada gangguan bahasa sintaksis.
Pemenggalan suku kata pada penderita bicara kacau dapat menyebabkan makna kalimat menjadi sulit tertangkap.
Asal-usul Bicara Kacau
Sumber: Orami Photo Stock
Bicara kacau atau cluttering memiliki nama lain tachyphemia.
Gangguan bicara kacau ini mengacu pada gangguan bicara dan komunikasi yang ditandai dengan pembicaraan yang sulit dimengerti pendengarnya.
Penyebabnya bisa beragam, misalnya karena tingkat berbicara yang terlalu cepat sehingga seseorang terdengar bicara kacau.
Selain itu, irama tidak menentu dan sintaks merupakan bahasa yang kata-kata yang berhubungan dengan kalimat lain juga sering dianggap sebagai gangguan bicara kacau.
Baca juga: Anak Terlambat Bicara, Cari Tahu Faktor Penyebab dan Cara Mencegahnya Yuk!
Penyebab Bicara Kacau
Sumber: Orami Photo Stock
Penyebab bicara kacau atau cluttering belum diketahui secara pasti.
Namun kondisi diduga berkaitan dengan psikogenik atau yang didukung oleh faktor genetik, tumbuhan, atau tekanan emosional.
Hal ini dapat menyebabkan hilangnya kepercayaan diri dan terganggunya hubungan sosial.
Pada anak-anak, gangguan bicara kacau atau cluttering merupakan hal yang normal dan dapat hilang dengan sendirinya.
Namun, pada beberapa kasus terburuk, gangguan ini bisa berlangsung seumur hidup.
Salah satu karakteristik dari bicara kacau adalah deletion atau penghapusan suku kata tidak teratur.
Baca juga; Benarkah Anak yang Terlambat Bicara Gampang Tantrum?
Contohnya, dari kalimat “Saya mau pergi ke Kalimantan” menjadi “Samapekaltan."
Atau contoh lainnya misalnya penghapusan suku kata akhir lain bisa dari “Ayah membeli aki.” menjadi “Ayah membelaki.”
Sumber: Orami Photo Stock
Orang yang memiliki gangguan bicara kacau terlihat mempunyai karakteristik tipikal revisi dan interjections yang memberikan jeda pada kalimat tersebut, Moms.
Kurang lebih hampir sama dengan stuttering, ganggaun bicara kacau bisa disertai oleh gangguan lain seperti:
- Gangguan belajar
- Autisme
- Gangguan proses auditori
- Kesulitan mencari kata
Gangguan pragmatik merupakan gangguan pada orang dengan gangguan bicara kacau.
Baca juga: Tampak Serupa, Kenali Beda Anak Speech Delay dan Autis, Moms!
Faktor-faktor Penyebab Bicara Kacau.
Sumber: Orami Photo Stock
Penyebab dari bicara kacau ini masih terus diteliti. Akan tetapi, ada beberapa faktor yang bisa dijadikan tahapan awal sebelum mendiagnosis kondisi bicara kacau.
1. Faktor Neurologi
Autism, ADHD, maupun Sindrom Tourette merupakan salah satu faktor bicara kacau yang muncul bersama dengan gangguan neurologi lainnya.
Disregulasi anterior cingulate cortex dan supplementary motor area merupakan faktor Neurologi yang berpotensi dalam bicara kacau.
2. Faktor Produksi Bicara atau Regulasi Diri
Kontrol pada diri sendiri juga merupakan salah satu potensi penyebab bicara kacau.
Ada beberapa hasil wawancara dengan para pengidap bicara kacau.
Mereka menjelaskan bahwa mereka seperti dipaksa untuk dapat berbicara dalam tingkat yang terlalu cepat, sehingga tidak dapat dikendalikan oleh sistem mereka.
Hasil tersebut berdampak pada saat pengidap berusaha untuk berbicara, yaitu dengan tidak lancarnya mereka berbicara karena faktor tersebut.
Baca juga: Anak Terlambat Bicara: Ketahui Ciri, Penyebab, Pemeriksaan, Hingga Cara Mengatasi yang Tepat
3. Faktor Risiko Bicara Kacau
Sumber: Orami Photo Stock
Tidak ada penelitian yang cukup untuk menyatakan risiko spesifik untuk para penderita bicara kacau.
Tidak ada juga data mengenai di usia berapa mereka mulai mengidap gangguan bicara kacau dan kemungkinan kondisi ini bisa disembuhkan.
Meskipun datanya masih minim, faktor risiko bicara kacu bisa diturunkan dari hal-hal berikut ini:
- Jenis kelamin anak
Pada umumnya, gangguan bicara kacau terjadi pada anak laki-laki. Rasionya dengan perempuan berada antara 3:1 hingga 6:1 .
- Riwayat keluarga
Laporan menyebutkan bahwa gangguan bicara kacau terjadi pada lebih dari satu anggota keluarga.
Baca juga: Bagaimana Gen Ayah Memengaruhi Penyakit Turunan Pada Anak?
- Gangguan lainnya dalam bicara kacau
Penderita bicara kacau kemungkinan disertai dengan gangguan lain seperti gangguan belajar, ASD dan Sindrom Tourette.
Secara medis, perilaku gangguan bicara kacau perlu mendapatkan perhatian khusus dari tenaga medis.
Sebaiknya, jika Moms melihat tanda-tandanya, tidak ada salahnya untuk memeriksakan diri ke dokter agar penanganan lebih cepat.
Dokter yang mendiagnosis gangguan bicara kacau dapat memberikan saran berupa pemberian resep obat ataupun terapi wicara.
Selain itu, berikut ini juga beberapa hal yang bisa Moms lakukan untuk mengatasi gangguan bicara kacau.
- Mencoba untuk berbicara lebih pelan
- Menjaga pola hidup sehat
- Perhatikan tempo dan cara anda berbicara
- Memperdalam hal yang menyebabkan kesulitan berbicara
Baca juga: 4 Aktivitas Pendukung Terapi Wicara Balita yang Bisa Dilakukan di Rumah
Itulah serba-serbi dari gangguan bicara kacau. Ada baiknya untuk mendapatkan diagnosis langsung dari dokter maupun tenaga ahli lainnya.
Moms juga bisa mencari referensi ahli patologi yang merupakan konsultan paling tepat untuk membicarakan tentang penanganannya dari gangguan bicara kacau ini.
Tidak perlu panik dulu ya, Moms. Karena ada banyak solusi juga yang bisa ditawarkan selama Moms terbuka dan peduli terhadap tanda-tandanya.
- https://journal.uny.ac.id/index.php/jpk/article/download/6735/5790
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.