Chikungunya Saat Hamil, Ini Penjelasan yang Wajib Moms Tahu
Sistem kekebalan tubuh seorang wanita hamil mengalami perubahan yang unik dan akan bereaksi berbeda terhadap lingkungan.
Wanita hamil akan cenderung rentan terhadap penyakit atau infeksi virus, salah satunya chikungunya.
Virus chikungunya merupakan penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk.
Penyakit ini dapat menyerang siapa saja tanpa memandang golongan usia, kondisi, dan jenis kelamin.
Lalu bagaimana jika mengalami chikungunya saat hamil?
Baca Juga: Chikungunya pada Anak di Musim Hujan, Waspada!
Chikungunya saat Hamil
Foto: verywellfamily.com
Chikungunya ditularkan oleh nyamuk, tapi juga dapat ditularkan oleh manusia yang terinfeksi.
Penyebab dari penyakit ini dapat lebih aktif pada pagi dan sore hari, namun hanya aktif menggigit pada siang hari.
Virus chikungunya akan menginfeksi tubuh melalui fase akut dan fase kronis.
Fase ini tentunya tidak hanya dirasakan oleh seseorang dalam kondisi normal, namun terjadi pula pada ibu hamil.
Chikungunya akut berawal dari infeksi yang diikuti fase virus yang berada dalam tubuh dan berlangsung kurang lebih sekitar satu minggu, kemudian fase pemulihan.
Sedangkan chikungunya kronis akan mengalami kondisi yang lebih lama dan parah dengan gejala infeksi yang lebih dari sebulan.
Dilansir dari Firstcry Parenting, chikungunya adalah salah satu penyakit yang dapat dengan mudah menular, dan jika tidak diobati akan berakibat fatal bagi ibu dan bayi dalam kandungan.
Baca Juga: Ini Dia Perbedaan Infeksi Virus dan Bakteri Pada Balita
Gejala Chikungunya pada Ibu Hamil
Foto: nbcnews.com
Chikungunya ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus atau dikenal juga dengan nyamuk harimau.
Ibu hamil perlu memahami gejala pertama chikungunya saat hamil.
Usahakan untuk mendeteksi dini infeksi untuk memastikan tindakan cepat dan menghindari dampak yang signifikan pada ibu dan bayi dalam kandungan.
Gejala-gejala infeksi chikungunya muncul antara 3-7 hari setelah nyamuk menggigit.
Setelah terinfeksi oleh virus, tubuh inang akan mengalami nyeri yang hebat pada persendian otot dan terkadang terjadi pembengkakan di sekitar persendian.
Khususnya, pergelangan kaki dan tangan akan sangat terasa sakit, terutama di pagi hari.
Baca Juga: DBD pada Anak, Ketahui Gejala, Diagnosis, Perawatan dan Pencegahannya
Rasa nyeri ini akan bertahan sekitar seminggu pada kasus akut dan lebih dari sebulan pada kasus kronis.
Tubuh yang terinfeksi akan mengalami demam tinggi dan berulang, serta dapat mencapai 104 derajat Celcius.
Seperti pada malaria, infeksi chikungunya akan membuat seseorang yang terinfeksi mengalami keadaan menggigil, merasakan dingin yang tidak normal walaupun cuaca tidak terlalu dingin.
Ruam juga menjadi salah satu gejala yang muncul saat terinfeksi chikungunya.
Selain itu, seseorang yang terinfeksi juga akan mengalami sakit kepala yang parah, nyeri di bagian punggung bawah, mual dan muntah, serta kelelahan.
Baca Juga: 3 Jenis Makanan yang Perlu Dihindari Saat Terkena Malaria
Pengobatan Chikungunya
Foto: parenting.firstcry.com
Bayi akan tertular virus melalui darah yang terinfeksi selama persalinan. Sebagian besar gejala pada bayi memang ringan, namun komplikasi bisa saja terjadi.
Chikungunya saat hamil dikaitkan dengan keguguran pada awal kehamilan, namun memang jarang terjadi.
Jika gejala sudah dirasakan, sebaiknya lakukan pemeriksaan oleh dokter untuk mendapatkan tindakan sesegera mungkin.
Tidak ada pengobatan khusus terhadap penderita chikungunya.
Biasanya penderita chikungunya akan disarankan untuk beristirahat yang banyak dan tetap berada di tempat tidur.
Dokter kemungkinan besar akan melakukan perawatan seperti ketika demam dan merasakan nyeri pada persendian dan otot seperti merekomendasikan parasetamol.
Sangat penting untuk mencegah dehidrasi yang dapat mengakibatkan komplikasi.
Perbanyak minum atau mengonsumsi cairan seperti kuah sup, jus, dan larutan yang direkomendasikan.
Baca Juga: Gejala DBD pada Bayi dan Perawatannya di Rumah, Catat Moms!
Bagaimana Jika Tertular Chikungunya Saat Hamil?
Foto: Orami Photo Stocks
Dikutip dari Baby Center Malaysia, penelitian terbaru menunjukkan bahwa Moms dapat menularkan virus ke bayi Moms yang belum lahir.
Ini kemungkinan besar terjadi pada bulan ketiga dan keempat kehamilan Moms atau dalam beberapa minggu terakhir.
Bayi Anda akan tertular virus melalui darah yang terinfeksi selama persalinan.
Untungnya, sebagian besar gejala pada bayi ringan dan akan muncul dalam tiga hingga tujuh hari pertama.
Namun, komplikasi dapat terjadi sehingga yang terbaik adalah mengawasi gejala.
Chikungunya telah dikaitkan dengan keguguran pada awal kehamilan, tetapi jarang. Gunakan obat nyamuk untuk mencegah nyamuk.
Temui dokter Moms jika Moms terkena chikungunya saat hamil.
Baca Juga: Sebabkan Kematian, Kenali 7 Gejala DBD Pada Anak dan Pertolongan Pertama yang Harus Diberikan
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.