Clobazam: Obat untuk Gejala Epilepsi dan Gangguan Kecemasan
Moms, pernahkah mendengar soal clobazam? Ini merupakan obat yang digunakan untuk mengatasi kejang pada penderita epilepsi dan mengurangi gangguan cemas.
Dilansir dari Journal CNS Neuroscience & Therapeutics, clobazam pertama kali digunakan untuk meredakan gangguan kecemasan di Autralia pada tahun 1970.
Kemudian, clobazam juga digunakan di Perancis pada tahun 1974 sebagai obat yang mengatasi gejala epilepsi.
Karena termasuk dalam golongan obat penenang, clobazam tidak bisa dikonsumsi sembarangan tanpa resep dokter, apalagi menentukan sendiri dosis yang tepat.
Maka dari itu, mari kita kenali fungsi, dosis, dan efek samping dari clobazam sehingga Moms dapat lebih aware terhadap obat ini.
Fungsi Clobazam
Foto: Orami Photo Stock
Seperti yang sudah disebutkan, fungsi clobazam adalah sebagai obat untuk mengatasi kejang dan gangguan kecemasan.
Obat ini merupakan obat keras yang masuk dalam kategori antikonvulsan jenis benzodiazepine.
Cara kerja clobazam adalah dengan meyeimbangkan aliran listrik dalam otak serta melemaskan otot-otot yang tegang sehingga kejang-kejang pada penderita epilepsi dapat teratasi.
Dengan otot dan saraf yang lebih rileks, obat ini dapat membantu orang yang mengonsumsinya menjadi lebih tenang sehingga dapat beraktivitas dengan nyaman.
Umumnya clobazam berbentuk tablet, namun di beberapa negara ada juga yang tersedia dalam bentuk cair (liquid).
Baca juga: Kecemasan Berlebih, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Dosis dan Aturan Pakai Clobazam
Foto: Orami Photo Stock
Dosis yang dianjurkan untuk clobazam bisa berbeda tergantung kondisi pasien, pastikan untuk menanyakannya kepada dokter terlebih dahulu.
Namun secara umum dosis dan aturan pakai clobazam dapat dikategorikan sebagai berikut:
Gangguan Kecemasan
Berikut dosis dan aturan minum clobazam untuk mengatasi gangguan cemas.
- Dewasa
Dosis dewasa sebanyak 20-30 mg per hari dengan dosis terbagi atau dosis 1 kali sebelum tidur.
Dosis ini dapat ditingkatkan hingga 60 mg per hari untuk pasien dengan gangguan kcemasan yang berat.
Sementara, durasi pengobatan tidak boleh lebih dari 4 minggu dan dokter harus melakukan observasi ulang setelahnya.
Dianjurkan untuk menggunakan obat ini dengan dosis serendah mungkin dalam rentan waktu sesingkat-singkatnya.
- Lansia
Berbeda dengan dosis dewasa, dosis untuk lansia adalah 10-20 mg per hari dengan pengawasan yang lebih ketat dari dokter.
Terutama apabila dibutuhkan peningkatan dosis secara bertahap.
Epilepsi
Sementara, berikut ini adalah aturan dan dosis clobazam pada pasien epilepsi.
- Anak-Anak Usia 2 Tahun ke Atas
Disarankan sebagai suspensi oral dengan dosis 0,1 mg/kg per hari.
Dosis dapat ditingkatkan bertahap hingga 0,2 mg/kg dalam kurun waktu 7 hari hingga kondisi terpantau membaik.
- Anak-Anak Usia 6 Tahun ke Atas
Dosis awal 5 mg per hari dan dapat ditingkatkan hingga maksimal 60 mg per hari.
Untuk dosis pemeliharaan ialah 0,3-1 mg/kg per hari.
- Dewasa
Orang dewasa dapat mengonsumsi clobazam dengan dosis 20-30 mg per hari dengan maksimal dosis 60 mg per hari.
- Lansia
Untuk lansia, disarankan dari dosis rendah dengan observasi yang lebih hati-hati apabila dibutuhkan peningkatan dosis bertahap.
Dilansir dari Canadian Journal of Neurological Sciences, 52% anak-anak dengan riwayat epilepsi mengalami pengurangan frekuensi kejang-kejang selama mengonsumsi clobazam.
Baca juga: Epilepsi: Penyebab, Gejala, Jenis, Komplikasi, dan Cara Mengatasi
Efek Samping Clobazam
Foto: Orami Photo Stock
Sebagai obat keras, clobazam bisa saja menimbulkan efek samping bagi yang mengosumsinya.
Maka dari itu peran dokter sangat penting dalam mengawasi pasien selama konsumsi obat ini berlangsung. Beberapa efek samping yang bisa timbul antara lain:
- Merasa mengantuk
- Nafsu makan terganggu
- Sakit kepala
- Nyeri sendi
- Mual dan muntah
- Batuk tidak berdahak
- Mulut kering
- Gangguan keseimbangan
- Gangguan pencernaan
- Produksi air liur meningkat
- Gangguan tidur
- Demam ringan
- Infeksi saluran pernapasan bagian atas
- Gemetar atau tremor
- Tidak dapat mengontrol emosi
- Gangguan berbicara
Peringatan sebelum Minum Obat Clobazam
Foto: Orami Photo Stock
Pastikan untuk jujur dalam menyampaikan kondisi pasien kepada dokter selama mengonsumsi clobazam karena adaya beberapa potensi efek antarobat seperti:
- Menurunkan Tingkat Efektivitas dalam Mencegah Kehamilan
Obat ini dapat menurunkan kadar kontrasepsi hormonal pada tubuh sehingga tingkat kehamilan dapat meningkat.
- Meningkatkan Risiko Gangguan Sistem Saraf Pusat
Risiko ini dapat terjadi bila obat ini dikonsumsi dengan obat antipsikotik, obat penenang lain, obat antikonsvulsan, obat antidepresan, obat bius, atau obat antihistamin.
- Meningkatkan Kadar Clobazam
Penggunaan obat ini bersamaan dengan fluconazole, stiripentol, ticlopidine, atau omeprazole dapat menyebabkan peningkatkan kadar zlobazam dalam darah.
- Risiko yang Lebih Tinggi
Meningkatkan risiko gangguan pernapasan, kantuk berlebih, koma, dan bahkan kematian saat dikonsumsi bersamaan dengan obat golongan opioid.
Baca juga: 3 Cara Tes Kesehatan Mental serta Manfaatnya, Bisa Dicoba!
Cara Konsumsi Clobazam
Setelah mengetahui dosis dan efek samping dari clobazam, Moms juga perlu mengetahui cara konsumsi obat ini dengan tepat, diantaranya adalah:
- Clobazam dikonsumsi dengan mengikuti petunjuk dokter anjuran di kemasan
- Dilarang menambah atau mengurangi dosis tanpa saran dokter
- Untuk clobazam bentuk tablet, disarankan untuk ditelan utuh tanpa dikunyah atau dihancurkan
- Untuk clobazam sirup, gunakan sendok takar yang tersedia sesuai dosis yang dianjurkan
Apabila terjadi kelupaan dalam mengonsumsi clobazam, pasien dapat segera meminumnya saat ingat.
Namun jika waktunya sudah dekat dengan dosis selanjutnya, lewati saja dosis yang lupa dan jangan menggandakannya, kecuali atas saran dokter.
Untuk penyimpanan, obat ini harus disimpan dalam suhu ruang dan jauh dari paparan sinar matahari langsung, maupun jangkauan anak-anak.
Obat hadir untuk menyembuhkan penyakit.
Namun karena tidak semua obat dapat dikonsumsi dengan bebas, ada baiknya untuk melakukan pemeriksaan kesehatan pada dokter untuk mendapatkan resep obat yang tepat.
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6495194/
- https://www.cambridge.org/core/journals/canadian-journal-of-neurological-sciences/article/clobazam-as-an-addon-drug-in-the-treatment-of-refractory-epilepsy-of-childhood/71E30CCF39E2EBC8FC7526646B602828
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.