Fungsi dan Dosis Pedialyte untuk Cegah Dehidrasi Akibat Muntah dan Diare

Pedialyte adalah cairan elektrolit dalam bentuk sirup yang biasanya digunakan untuk mencegah dehidrasi ringan hingga sedang. Misalnya akibat muntah-muntah dan diare.

Cairan elektrolit ini memiliki kandungan natrium, kalium, chlorida, glucose, dan dextrose. Dibanding oralit bubuk yang harus dilarutkan, Pedialyte sering dipilih karena praktis dan siap minum.

Selain itu, berbagai kandungan dalam Pedialyte juga membuat cairan elektrolit ini lebih mudah diserap oleh tubuh.

Baca juga: Fungsi Obat Merah dan Cara Menggunakannya yang Tepat

Manfaat dan Kegunaan Pedialyte

Foto: Orami Photo Stock

Manfaat utama Pedialyte adalah untuk membantu rehidrasi dan mengisi kembali elektrolit yang hilang.

Elektrolit merupakan mineral penting yang dibutuhkan tubuh untuk berfungsi dengan baik.

Secara umum, Pedialyte mungkin menjadi pilihan terbaik jika membutuhkan rehidrasi karena penyakit untuk kandungan elektrolit ekstra.

Menurut studi pada 2016 di The American Journal of Clinical Nutrition, minuman elektrolit dapat membantu tubuh tetap terhidrasi untuk jangka waktu yang lebih lama.

Setiap penyakit yang menyebabkan muntah dan diare dapat menyebabkan hilangnya elektrolit dengan cepat.

Penelitian terdahulu di Journal of Parenteral and Enteral Nutrition juga menemukan bahwa Pedialyte efektif dalam mengobati dehidrasi.

Terutama pada orang dewasa, karena penyakit pencernaan akibat infeksi virus.

Selain mencegah dehidrasi akibat penyakit, beberapa orang juga menggunakan Pedialyte untuk mengatasi hangover.

Hangover adalah sekumpulan gejala yang biasa muncul di pagi hari setelah mabuk akibat terlalu banyak mengonsumsi alkohol.

Alkohol menyebabkan tubuh memproduksi lebih banyak urine, yang menghabiskan elektrolit dan dapat menyebabkan dehidrasi.

Itulah sebabnya penting untuk mengembalikan cairan tubuh ketika merasa pusing setelah minum semalaman.

Namun, perlu diketahui bahwa Pedialyte atau minuman elektrolit lainnya bukanlah obat untuk mabuk atau hangover.

Minuman elektrolit seperti Pedialyte memang dapat membantu rehidrasi tubuh. Jadi, ini mungkin bisa jadi pilihan ketika mengalami muntah, diare, atau sakit kepala yang disebabkan oleh mabuk.

Dosis Pedialyte

Foto: Orami Photo Stock

Pedialyte tersedia dalam bentuk sediaan larutan, dengan kandungan sebagai berikut:

• Natrium: 45 mEq (miliequivalent)
• Kalium: 20 mEq
• Chlorine: 35 mEq
• Citrate: 30 mEq
• Dextrose: 25 gr

Baca juga: Aspar K (Suplemen Kalium): Fungsi, Dosis, dan Efek Samping

Pedialyte merupakan obat bebas, sehingga dapat dibeli tanpa resep dokter. Untuk dosis yang lebih jelas bisa ditanyakan pada dokter atau apoteker yang melayani.

Moms juga bisa membaca dosis dan aturan pakai yang tertera pada label kemasan.

Secara umum, dosis Pedialyte untuk mencegah dehidrasi adalah:

Dosis untuk anak-anak:

• Usia <1 tahun: dosis awal 300 ml pada 3 jam pertama. Dosis selanjutnya 100 ml setiap setelah diare atau muntah.
• Usia 1 - 5 tahun: dosis awal 600 ml pada 3 jam pertama. Dosis selanjutnya 200 ml setiap setelah muntah atau diare.
• Usia 5 - 12 tahun: 1.200 ml pada pemberian pertama, setelah 300 ml tiap kehilangan cairan akibat muntah atau diare.

Dosis untuk dewasa atau anak di atas 12 tahun:

Dosis awal 2.400 ml pada pemberian pertama. Dosis selanjutnya 400 ml tiap setiap setelah diare atau muntah.

Risiko Efek Samping Pedialyte

Foto: Orami Photo Stock

Mual dan muntah ringan dapat terjadi sebagai efek samping umum dari Pedialyte. Efek ini dapat dikurangi dengan mengonsumsi Pedialyte perlahan-lahan dalam jumlah kecil dengan sendok.

Jika salah satu dari efek tersebut tak kunjung hilang atau memburuk, hubungi dokter atau apoteker segera.

Jika dokter telah mengarahkan untuk menggunakan obat ini, biasanya dokter telah menilai bahwa manfaatnya bagi Anda lebih besar daripada risiko efek sampingnya.

Banyak orang yang menggunakan Pedialyte tidak mengalami memiliki efek samping yang serius.

Beri tahu dokter segera jika memiliki efek samping yang serius, termasuk:

• Pusing
• Kelemahan yang tidak biasa
• Pembengkakan pergelangan kaki
• Perubahan mental atau suasana hati (seperti lekas marah, gelisah)
• Kejang

Reaksi alergi yang sangat serius terhadap Pedialyte jarang terjadi. Namun, segera dapatkan bantuan medis jika mengalami gejala reaksi alergi yang serius, termasuk:

• Ruam
• Gatal/bengkak (terutama pada wajah/lidah/tenggorokan)
• Pusing parah
• Kesulitan bernapas

Risiko Interaksi Obat Pedialyte

Foto: Orami Photo Stock

Interaksi obat dapat mengubah cara kerja obat atau meningkatkan risiko efek samping yang serius.

Saat menggunakan Pedialyte, jangan memulai, menghentikan, atau mengubah dosis obat lain yang sedang digunakan tanpa persetujuan dokter.

Beberapa produk yang dapat berinteraksi dengan obat ini meliputi:

• Antasida yang mengandung aluminium, aspirin dan salisilat lainnya
• Obat tekanan darah tertentu (termasuk ACE inhibitor seperti lisinopril, penghambat angiotensin seperti losartan)
• Drospirenone
• Eplerenone
• Obat jantung tertentu (seperti quinidine, digoxin)
• Lithium
• Suplemen kalium

Baca juga: Ketahui Kandungan Lengkap Omepros serta Manfaatnya Sebagai Suplemen Penurun Kolesterol

Jika dokter telah mengarahkan untuk mengonsumsi aspirin dosis rendah untuk serangan jantung atau pencegahan stroke, tetap minum obat tersebut. Kecuali jika dokter menginstruksikan sebaliknya.

Sebaiknya, tanyakan kepada dokter atau apoteker untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut mengenai risiko interaksi obat-obatan lain dengan Pedialyte.