Detoksifikasi Tubuh: Cara Kerja, Manfaat, dan Tipsnya
Detoksifikasi tubuh menjadi topik yang semakin populer dalam kesehatan dan kebugaran saat ini.
Melansir dari Medical News Today, proses ini merupakan upaya untuk membersihkan tubuh dari racun dan zat-zat berbahaya yang dapat terakumulasi.
Penyebabnya dari pola makan yang tidak sehat, lingkungan yang terpapar polusi, serta gaya hidup yang kurang sehat.
Dalam detoksifikasi, fokus utama adalah memperkuat fungsi organ pengeluaran seperti hati, ginjal, dan usus untuk mengeluarkan racun secara efektif.
Metode detoksifikasi dapat bervariasi mulai dari konsumsi makanan dan minuman tertentu, penggunaan suplemen, hingga teknik relaksasi seperti yoga atau sauna.
Ada berbagai alasan mengapa detoksifikasi tubuh menjadi penting bagi kesehatan.
Selain membersihkan tubuh dari racun, proses ini juga dapat meningkatkan energi dan vitalitas secara keseluruhan.
Namun, tahukan Moms kapan tubuh perlu melakukan detoksifikasi dan bagaimana program detoks yang baik?
Kali ini, dokter penyakit dalam RS Permata Dalima Serpong, dr. Surya Ulhaq, Sp.PD akan menjawab pertanyaan tersebut.
Baca Juga: 9 Manfaat Jeruk Kasturi, Dapat Membantu Detoksifikasi Tubuh
Apa Itu Detoksifikasi Tubuh?
Untuk memahami tentang detoksifikasi tubuh, dr. Surya menjelaskan bahwa proses ini merupakan mekanisme tubuh untuk mengeluarkan racun.
"Detoksifikasi atau yang sering disingkat sebagai detoks adalah proses penghilangan zat beracun secara fisiologis atau obat dari organisme hidup, termasuk tubuh manusia," jelasnya.
Adapun proses detoks ini dilakukan oleh organ hati.
Dalam konteks kesehatan modern, istilah detoksifikasi sering kali merujuk pada upaya untuk mempercepat pengeluaran racun tertentu dari tubuh.
Detoksifikasi bisa dilakukan melalui berbagai cara, termasuk perubahan pola makan, konsumsi minuman tertentu hingga praktik terapi sauna.
Tujuan utamanya adalah mengurangi beban toksin dalam tubuh yang dapat berasal dari makanan yang tidak sehat, polusi udara, atau bahan kimia dalam produk sehari-hari.
Proses ini diyakini dapat membantu meningkatkan energi, memperkuat sistem kekebalan tubuh, dan mendukung fungsi organ vital.
Namun, apakah tubuh kita benar-benar membutuhkan detoksifikasi?
Dokter Surya menjelaskan, belum ada bukti ilmiah bahwa tubuh memerlukan detoksifikasi.
Untuk membersihkan tubuh dari racun, menurutnya tidak perlu dengan menjalani program detoks.
Tubuh kita dapat dengan sendirinya membersihkan racun secara alami dan tidak akan ada racun yang mengendap di bagian tubuh manapun.
"Ini karena pembersihan tubuh dilakukan sepanjang waktu. Melalui keringat, air kencing, dan feses yang kita keluarkan, racun-racun pun akan ikut terbuang," sambungnya.
Walaupun demikian, tetap disarankan untuk mengonsumsi makanan yang mengandung serat tinggi, memperbanyak minum air putih, agar tubuh dapat membersihkan racun secara alami.
Selain itu, batasi juga mengonsumsi makanan manis, makanan yang dikemas dalam kaleng, makanan olahan, dan makanan yang sangat berlemak, agar tubuh tetap sehat dan terhindar dari racun.
Baca Juga: 8 Manfaat Buah Zaitun yang Kaya Antioksidan untuk Kesehatan
Cara Kerja Detoksifikasi Tubuh
Menurut dokter Surya menjelaskan, tanpa disadari, tubuh manusia sudah melakukan detoksifikasi secara alami.
Proses ini berlangsung dalam organ-organ penting, seperti hati, ginjal, paru, kulit, dan sistem pencernaan.
Berbagai organ tersebut bertanggung jawab memecah racun dan zat lain yang tidak lagi dibutuhkan oleh tubuh. Kemudian, tubuh mengeluarkannya melalui urine, tinja (feses), dan keringat.
Lantas, bagaimana kaitannya dengan program detoks tubuh?
Penjelasan dari dokter Surya mengatakan bahwa program detoks membantu memaksimalkan sistem detoksifikasi tubuh secara alami.
"Untuk melakukan detoks tubuh secara optimal, tentu organ-organ tubuh harus dalam kondisi sehat. Di sinilah program detoks berperan untuk memaksimalkan sistem detoksifikasi alami tubuh," jelasnya.
Program detoks yang membatasi makanan tertentu juga memberikan kesempatan bagi sistem pencernaan untuk beristirahat.
Jadi, organ pencernaan bisa pulih dan usus mampu menyerap zat gizi lebih baik di masa depan.
Ia juga menjelaskan beberapa tanda yang perlu Moms sadari sebagai sinyal bahwa tubuh membutuhkan detoksifikasi, yaitu:
- Tubuh kelelahan, kurang fokus, dan tidak bersemangat
- Berat badan cepat naik, tetapi sulit turun
- Gangguan pencernaan seperti mual, sembelit, perut kembung, dan masuk angin
- Sering pusing tiba-tiba dan tanpa sebab
- Sulit tidur dan jarang bisa tidur nyenyak
- Timbul masalah kulit seprerti mudah jerawatan
- Jadwal menstruasi tidak teratur pada wanita, dan
- Perubahan suasana hati secara drastis (mood swing)
Baca Juga: Metabolisme Tubuh: Proses, Fungsi, dan Cara Meningkatkan
Manfaat Detoksifikasi Tubuh
Detoksifikasi tubuh memiliki beberapa manfaat, seperti yang disampaikan oleh dr. Surya Ulhaq, yakni:
- Menghindari sumber makanan dari bahan kimia, seperti pengawet dan pewarna
- Menghilangkan lemak berlebih sehingga membantu menurunkan berat badan
- Mengurangi risiko terserang penyakit kronis, seperti penyakit jantung, hipertensi, stroke, dan kanker
- Meningkatkan kesehatan saluran cerna
Dalam menurunkan berat badan, dr. Surya menambahkan, ada sebuah studi yang meneliti efektivitas diet detoks lemon pada wanita Korea yang kelebihan berat badan.
Diet detoks tersebut membatasi asupan sirup kelapa atau maple dan jus lemon selama tujuh hari.
Hasilnya, diet ini berhasil secara signifikan mengurangi berat badan, BMI, presentase lemak tubuh, rasio pinggang sampai pinggul, lingkar pinggang, penanda peradangan, resistensi insulin, dan tingkat leptin yang bersirkulasi dalam darah.
Namun, dr. Surya Ulhaq menegaskan bahwa penurunan berat badan tersebut hanya bersifat sementara.
"Bila diet detoks melibatkan pengurangan kalori yang sangat ekstrem, hal itu pastinya akan menyebabkan penurunan berat badan dan peningkatan metabolisme, tetapi biasanya sifatnya hanya sementara," jelasnya.
Selain itu, belum ada penelitian yang membuktikan bahwa diet detoks lebih efektif dibandingkan program diet lainnya.
Baca Juga: 5 Cara Diet 7 Hari Turun 15 Kg dan Daftar Menunya, Coba Yuk!
Cara Detoks yang Aman untuk Tubuh
Dalam memilih program detoks, ada beberapa hal yang perlu Moms pertimbangkan.
Dokter Surya menjelaskan, ada beberapa cara detoks tubuh yang aman dilakukan, seperti:
- Mengurangi konsumsi alkohol
- Tidur cukup
- Minum air putih dengan jumlah yang disarankan
- Mengurangi konsumsi gula dan processed food
Ia juga menyarankan untuk mengonsumsi makanan yang mengandung antioksidan, serat dan prebiotik tinggi, serta mengurangi konsumsi garam.
Imbangi gaya hidup sehat ini dengan rajin berolahraga serta merawat kulit.
Selain itu, dr. Surya Ulhaq tidak menyarankan program detoks untuk orang-orang dengan kondisi kesehatan tertentu.
Diet detoksifikasi tidak dianjurkan bagi orang yang memiliki kondisi kesehatan seperti penderita diabetes, anemia, ibu hamil dan menyusui dan mengidap penyakit serius.
"Hal ini karena dapat menyebabkan kekurangan gizi, sehingga memperparah penyakitnya," jelasnya.
Baca Juga: 17+ Manfaat Infused Water dan Resep Praktis yang Bisa Moms Coba
Itulah penjelasan seputar detoksifikasi tubuh dan cara detoks yang aman.
Kesimpulannya, detoks pada tubuh tidak menjadi perhatian utama, melainkan menerapkan gaya hidup sehat mulai sekarang, ya!
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/full-body-detox
- https://pharmeasy.in/blog/how-to-detox-your-body/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.