12 Mei 2024

Serba-serbi Diare pada Ibu Hamil, Pahami Mitosnya!

Tidak perlu panik, ada beberapa langkah pengobatan dan pencegahannya

Diare pada ibu hamil bukan merupakan kondisi yang wajar dan tidak seharusnya dibiarkan begitu saja, lho.

Saat hamil tubuh wanita akan mengalami perubahan hormon yang bisa menyebabkan sembelit, kembung, hingga diare pada ibu hamil.

Diare pada ibu hamil memang merupakan kondisi yang cukup mengganggu.

Diare adalah Buang Air Besar (BAB) dengan bentuk yang cair selama 3 kali atau lebih dalam sehari.

Nah, jika diare pada ibu hamil tidak disebabkan karena perubahan hormon, bisa jadi karena infeksi usus atau gangguan usus.

Diare terus menerus bisa mengganggu janin dan berisiko dehidrasi.

Oleh karena itu, diare yang dialami ibu hamil tentu harus sangat diperhatikan.

Yuk, simak informasi lengkap mengenai diare pada ibu hamil di bawah ini!

Baca Juga: 11 Obat Diare Bayi MPASI, dari Pisang hingga Bayam!

Penyebab Diare pada Ibu Hamil

Ilustrasi Diare pada Ibu Hamil
Foto: Ilustrasi Diare pada Ibu Hamil (Orami Photo Stock)

Mengutip American Pregnancy Association, diare pada ibu hamil adalah hal yang sangat wajar.

Diare merupakan kondisi yang sangat umum, dan bisa menyerang siapa saja, termasuk wanita yang tidak hamil.

Selain itu, diare bisa jadi tidak berhubungan dengan kehamilan, Moms.

Ada beberapa alasan selain kehamilan yang bisa sebabkan diare, antara lain:

  • Infeksi virus atau bakteri
  • Parasit usus
  • Keracunan makanan
  • Stres dan depresi selama kehamilan

Baca Juga: Wisata Curug Cilember Bogor, Punya 7 Air Terjun Sejuk!

Sementara itu, ada beberapa penyebab diare yang berhubungan dengan kehamilan, antara lain:

1. Stres atau Depresi

Stres bisa menyebabkan diare pada ibu hamil karena pencernaan dikendalikan oleh sistem saraf.

Stres dapat memicu sistem saraf untuk menutup aliran darah, mengontraksikan otot-otot pencernaan, dan mengurangi sekresi yang dibutuhkan untuk pencernaan.

Penggunaan obat-obatan atau suplemen karena kondisi tertentu juga membuat diare lebih sering terjadi.

Ini termasuk sindrom iritasi usus besar, penyakit Crohn, penyakit celiac, dan kolitis ulserativa.

2. Perubahan Pola Makan

Banyak wanita melakukan perubahan pola makan saat mengetahui bahwa dirinya hamil.

Perubahan asupan makanan yang tiba-tiba ini kemudian bisa membuat perut sakit dan berpotensi menyebabkan diare pada ibu hamil.

Kehamilan juga mungkin menginspirasi Moms untuk makan lebih sehat.

Namun terkadang, perubahan mendadak ke makanan yang lebih bergizi dan kaya serat juga dapat menyebabkan perubahan buang air besar.

Untuk itu, beri tubuh Moms sedikit waktu untuk menyesuaikan saat beralih pada makanan lainnya yang mungkin tak biasa dikonsumsi, ya.

3. Sensitif Terhadap Makanan

Ilustrasi Mual
Foto: Ilustrasi Mual (Orami Photo Stocks)

Kepekaan terhadap makanan mungkin menjadi salah satu dari banyak perubahan yang akan Moms alami selama kehamilan.

Makanan yang tidak pernah mengganggu pencernaan sebelum hamil bisa dengan mudah membuat perut Moms terasa kembung, sakit perut, dan diare.

4. Suplemen Kehamilan

Mengonsumsi vitamin selama kehamilan memang baik untuk kesehatan ibu serta kesehatan bayi yang sedang bertumbuh.

Namun, vitamin kehamilan juga bisa mengganggu pencernaan sehingga menyebabkan diare pada ibu hamil.

Hal ini karena beberapa merek vitamin kehamilan mungkin menyebabkan sembelit, dan beberapa di antara juga dapat menyebabkan tinja lebih encer.

Jika Moms mengira bahwa vitamin tersebut menyebabkan diare, maka bicarakan dengan dokter kandungan dan mintalah rekomendasi vitamin merek lain.

Baca Juga: Tanda Kehamilan 1 Minggu Setelah Berhubungan

5. Perubahan Hormon

Ilustrasi Perbuahan Hormon Penyebab Diare pada Ibu Hamil
Foto: Ilustrasi Perbuahan Hormon Penyebab Diare pada Ibu Hamil

Salah satu perubahan hormon yang dapat menyebabkan diare adalah peningkatan kadar prostaglandin.

Prostaglandin, seperti oksitosin, biasanya membantu merangsang kontraksi di rahim, tetapi juga dapat meningkatkan pergerakan di sepanjang saluran pencernaan.

Jika tinja keluar terlalu cepat, maka ini dapat menyebabkan diare.

Peningkatan kadar prostaglandin juga dapat menyebabkan diare selama siklus menstruasi.

Prostaglandin sintetis, seperti obat yang disebut misoprostol (Cytotec), dapat menyebabkan diare sebagai efek samping.

Ini karena misoprostol dapat menyebabkan feses menyerap lebih banyak air dan elektrolit dari perut, yang menyebabkan diare.

Baca Juga: 9 Kebiasaan Bayi Memasukkan Tangan ke Mulut, Yuk Cek!

6. Kontaminasi Makanan saat Babymoon

Diare yang diidap wisatawan juga merupakan penyakit umum yang kerap terjadi setiap tahun.

Sangat mungkin ibu hamil mengalami kondisi ini saat sedang babymoon.

Munculnya diare pada wisatawan biasanya terjadi dalam seminggu setelah perjalanan, tetapi dapat dimulai kapan saja saat bepergian.

Penting untuk mengetahui tingkat sanitasi daerah tujuan wisata.

Penyebab utama diare bagi para wisatawan adalah mengonsumsi makanan atau air yang terkontaminasi kotoran.

Jika Moms sedang melakukan babymoon, ada beberapa cara untuk terhindar dari diare, antara lain:

  1. Hindari air mentah di area berisiko tinggi. Jangan meminumnya, menggosok gigi dengan air atau menggunakan es batu yang terbuat dari air tersebut.
  2. Hindari mengonsumsi makanan yang dijual pedagang kaki lima.
  3. Hindari buah yang tidak bisa dikupas atau tidak bisa Moms kupas sendiri.
  4. Selalu rutin cuci tangan dengan sabun, atau bawa hand sanitizer dengan kandungan alkohol jika air tidak tersedia.
  5. Pastikan untuk mengonsumsi makanan yang matang, hindari salad atau hidangan sayuran dan buah mentah yang dijual di kawasan wisata.

Baca Juga: Lepas KB 3 Bulan, tapi Belum Haid, Apa Bisa Hamil?

Gejala Diare yang Perlu Diwaspadai

Ilustrasi Dehidrasi
Foto: Ilustrasi Dehidrasi (Momjunction.com)

Gejala diare pada ibu hamil yang harus diwaspadai salah satunya adalah jika ada tanda-tanda dehidrasi.

Di samping itu, menurut dr. Bramundito, Sp. O. G Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi RS Pondok Indah – Pondok Indah, diare adalah kondisi yang tidak wajar, jadi sebaiknya diperhatikan.

"Kondisi tersebut merupakan hal yang tidak normal, baik pada ibu hamil atau pada siapapun," katanya.

Selain itu, menurut dr. Bramundito diare yang diabaikan bisa menyebabkan dehidrasi pada ibu hamil dan janin yang bisa menyebabkan bahaya.

"Diare dapat menyebabkan dehidrasi pada ibu hamil dan janin. Terutama jika kondisi tersebut terlalu sering terjadi," tambahnya.

Nah, diare yang harus diwaspadai yaitu ketika timbul gejala berikut, menurut penjelasan dr. Bramundito.

  • Rasa haus
  • Lemas
  • Pusing
  • Terutama jika disertai dengan kejang

Cara Mengetahui Diare Akibat Infeksi Virus dan Bakteri

Minum Air
Foto: Minum Air (Freepik.com/stefamerpik)

Diare pada ibu hamil memang bisa disebabkan karena perubahan hormon.

Tapi, bisa juga karena infeksi virus dan bakteri, lho Moms. Lantas bagaimana cara mengetahuinya?

"Untuk memastikan hal tersebut, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan Moms untuk dianalisis penyebab dan gejala diarenya," ungkap dr. Bramundito.

Dokter biasanya akan menyarankan untuk melakukan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan darah dan analisis feses.

Secara umum, diare tidak memicu munculnya komplikasi pada kehamilan.

"Kecuali jika ibu hamil mengalami dehidrasi atau diare disebabkan oleh infeksi yang tidak tertangani dengan baik," jelas dr. Bramundito.

Hal ini akan memicu terjadinya persalinan prematur.

Apabila diare pada ibu hamil sudah terjadi lebih dari 3 hari, dr. Bramundito menyarankan untuk segera ke dokter, ya Moms.

Terlebih jika sudah ada keluhan rasa haus, lemas, pusing, serta kejang.

Baca Juga: 20+ Senam Ibu Hamil 8-9 Bulan untuk Melancarkan Persalinan

Penyebab Diare Mendekati Persalinan

Ilustrasi Hamil
Foto: Ilustrasi Hamil (Freepik.com/senivpetro)

Saat mendekati tanggal perkiraan kelahiran, ibu hamil mungkin menemukan bahwa diare menjadi sering terjadi.

Itu mungkin karena tubuh sedang mempersiapkan diri untuk persalinan.

Diare tidak selalu berarti bahwa persalinan tinggal beberapa hari lagi, jadi jangan khawatir dengan frekuensi yang meningkat.


Beberapa wanita bahkan tidak akan sering mengalami diare pada trimester ketiga mereka, meskipun yang lain akan merasakannya.

Ingat, pengalaman setiap orang akan berbeda-beda.

Beberapa wanita mungkin juga sangat khawatir tentang diare dan sembelit, karena mereka takut hal itu dapat menyebabkan keguguran.

Ini bukanlah ketakutan yang mengada-ada.

Pasalnya kram yang terkait dengan diare bisa terasa sangat mirip dengan kram yang terjadi saat keguguran.

Jika Moms harus mengejan untuk buang air besar, maka ini juga bisa menyebabkan bayi terdorong keluar.

Apalagi jika Moms pernah punya bayi sebelumnya, Moms mungkin ingat bahwa mengejan di akhir persalinan menggunakan banyak otot perut yang sama.

Jadi mungkin Moms perlu berhati-hati saat mengejan saat mendekati hari persalinan.

Sebagai gantinya, coba atasi masalah diare yang terjadi dengan cara-cara sederhana.

Baca Juga: 20 Manfaat Pisang untuk Kesehatan, Bisa Obati Diare!

Mitos Diare pada Ibu Hamil Menyebabkan Keguguran

Ilustrasi Diare pada Ibu Hamil
Foto: Ilustrasi Diare pada Ibu Hamil (Orami Photo Stock)

Beberapa orang mungkin mengatakan pada Moms bahwa diare pada ibu hamil bisa menyebabkan keguguran.

Tentu saja, hal ini menjadi ketakutan terbesar pada ibu hamil.

Namun faktanya, diare pada ibu hamil tidak akan menyebabkan keguguran.

Mengejan di toilet saat buang air besar karena diare juga tidak akan mendorong janin dalam kandungan Moms untuk keluar.

Jadi, kram perut yang Moms rasakan berhubungan dengan diare, bukan keguguran.

Sistem tubuh yang menyebabkan diare tidak terhubung dengan jalan lahir.

Meskipun kram perut terasa sangat mirip dengan keguguran, tetapi hal itu belum tentu benar-benar terjadi. Maka, tenangkan lah pikiran Moms.

"Diare memang termasuk dalam gejala keguguran, tetapi diare tidak akan menyebabkan keguguran," jelas Dr. Njoud Jweihan, MD seperti yang dikutip dari MomLovesBest.

Meskipun tidak menyebabkan keguguran, diare dapat mempengaruhi kehamilan karena bisa menyebabkan dehidrasi.

Daftar Makanan yang Boleh dan Dilarang saat Diare

Menurut dr. Bramundito, selama tidak ada keluhan, maka tidak ada makanan yang secara khusus harus dihindari.

"Namun, sebaiknya perhatikan produk-produk yang mengandung susu, terlalu berlemak, terlalu asam, atau terlalu pedas," jelasnya.

Jika Moms mengalami diare dan cemas jika tidak kunjung sembuh, maka penting untuk mengetahui jenis makanan apa saja yang boleh dan tidak boleh dimakan.

Dengan begini, maka Moms bisa lebih cepat untuk sembuh dari diare.

Dikutip dari American Academy of Family Physicians, makanan seperti pisang, nasi, apel, roti panggang adalah beberapa jenis makanan yang perlu Moms konsumsi saat mengalami diare.

Makanan ini tidak memiliki rasa yang kuat sehingga tidak berpotensi memperburuk sistem pencernaan.

Makanan ini juga bersifat mengikat, sehingga membantu mengencangkan tinja.

Beberapa jenis makanan lain yang baik dikonsumsi selama diare pada ibu hamil antara lain:

  • Sereal yang dimasak
  • Biskuit
  • Saus apel dan jus apel

Tak hanya itu, Moms juga perlu minum banyak cairan agar tetap terhidrasi dan mengganti cairan yang hilang.

Jika Moms bosan minum air putih, maka ada beberapa cara untuk mendapatkan asupan air dengan cara lain, misalnya:

  • Konsumsi kaldu bening, seperti kaldu ayam atau kaldu sapi, tanpa minyak.
  • Air kelapa atau minuman dengan kandungan elektrolit yang rendah gula.
  • Teh tanpa kafein

Baca Juga: 7+ Rekomendasi Kopi Sachet Terbaik untuk Awali Hari

Setelah mulai pulih dari diare, Moms juga bisa segera mendapatkan kembali energi dengan menambahkan makanan seperti telur orak-arik.

Sementara itu, selama masa pemulihan, ada juga beberapa jenis makanan yang bisa memicu sistem pencernaan semakin buruk sehingga memperpanjang diare.

Beberapa makanan yang harus dihindari saat mengalami diare tersebut, antara lain:

  • Susu dan produk susu (termasuk minuman protein berbasis susu)
  • Makanan yang digoreng, berlemak, dan berminyak
  • Makanan pedas
  • Makanan olahan
  • Daging sapi muda
  • Ikan sarden
  • Sayur mentah
  • Bawang
  • Jagung
  • Semua buah jeruk
  • Buah-buahan lainnya, seperti nanas, ceri, beri berbiji, buah ara, kismis, dan anggur
  • Kopi, soda, dan minuman berkafein atau berkarbonasi lainnya.
  • Pemanis buatan, termasuk sorbitol

Cara Mengatasi Diare pada Ibu Hamil

Diare
Foto: Diare (Orami Photo Stock)

Diare merupakan BAB dalam tekstur cair dan terjadi lebih dari 3 kali sehari.

Nah, hal yang harus dipastikan pertama kali menurut dr. Bramundito adalah jangan sampai ibu hamil dengan kondisi diare mengalami kekurangan cairan atau dehidrasi.

"Sebaiknya perbanyak mengonsumsi air mineral, minuman yang mengandung elektrolit, atau cairan gula garam," katanya.

Cairan gula garam dapat dibuat sendiri dengan mencampurkan setengah sendok teh garam, enam sendok teh gula pasir, dan satu liter air.

Jadi, Moms tidak perlu mengonsumsi obat. Sebab, kebanyakan kondisi bisa disembuhkan sendiri.

Namun, ada juga beberapa langkah pengobatan yang bisa dilakukan, antara lain:

1. Beri Waktu Pemulihan

Sebagian besar kasus diare akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari.

Hal ini sering terjadi jika diare pada ibu hamil disebabkan oleh keracunan makanan, virus, atau bakteri.

Namun selama diare, pastikan agar terus terhidrasi.

Hal ini karena diare dapat menghilangkan air dari tubuh, jadi minumlah banyak cairan, terutama air putih.

Selain itu, tambahkan cairan lain, seperti kaldu ayam atau sayuran dan larutan pengganti elektrolit, sangat membantu.

Hindari susu, minuman manis, kopi, teh, dan minuman energi, karena dapat memperburuk diare.

Sebagai informasi, waspadai juga tanda dan gejala dehidrasi berikut ini:

  • Mulut kering
  • Merasa pusing, sakit kepala, atau seolah-olah akan pingsan
  • Lebih jarang buang air kecil
  • Urine yang memiliki bau yang kuat
  • Urine yang berwarna kuning atau oranye sangat gelap

2. Pertimbangkan Mengganti Suplemen

Jika suplemen yang Moms konsumsi selama kehamilan, atau bahkan susu kehamilan menyebabkan diare, tubuh mungkin memerlukan waktu untuk menyesuaikan diri.

Namun, jika diare pada ibu hamil tidak berhenti, maka minta dokter mengganti jenis suplemen yang tanpa efek samping.

Baca Juga: 15+ Makanan yang Mengandung Karbohidrat, Enak dan Sehat!


3. Kunjungi Dokter

Buat janji bertemu dokter jika diare tidak berhenti setelah dua atau tiga hari.

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan mungkin mengambil darah untuk menentukan penyebab diare.

Jangan minum obat antidiare yang dijual bebas tanpa berkonsultasi dengan dokter.

Pasalnya, diare pada ibu hamil justru bisa semakin memburuk karena konsumsi sembarang obat.

Selain itu, obat mungkin saja tidak aman untuk ibu hamil.

4. Hindari Makanan Penyebab Diare

Ilustrasi Diare pada Ibu Hamil
Foto: Ilustrasi Diare pada Ibu Hamil (Healthline.com)

Seperti yang disebutkan sebelumnya, ada beberapa makanan penyebab atau yang bisa memperparah gejala diare pada ibu hamil.

Menurut jurnal yang terbit pada American College of Gastroenterology (ACG), hingga kini belum ditemukan hubungan antara penggunaan loperamide (Imodium) selama trimester pertama kehamilan dan kelainan pada janin.

Jadi, ibu hamil mungkin bisa konsumsi Imodium yang merupakan obat yang efektif untuk mengobati diare jangka pendek.

Namun, ACG tidak menganjurkan penggunaan obat antidiare diphenoxylate-atropine (Lomotil) atau bismuth subsalicylate (Pepto-Bismol) selama kehamilan.

Pasalnya, mereka melaporkan temuan yang menunjukkan bahwa Lomotil dapat membahayakan janin pada trimester kedua dan ketiga.

Pepto-Bismol juga dapat meningkatkan risiko berat badan lahir rendah, perdarahan neonatal, dan bayi lahir mati.

Untuk itu, konsumsilah makanan yang mudah dicerna dan tidak mengiritasi atau merangsang lambung dan saluran pencernaan.

Jauhi makanan yang digoreng, pedas, dan berlemak tinggi.

Senyawa kimia yang terkandung dalam makanan pedas dapat menyebabkan sensasi terbakar di mulut dan iritasi pada lapisan perut.

Hal ini karena tubuh tidak memecahnya selama proses pencernaan.

5. Jaga Kebersihan

Kotoran yang encer dapat memudahkan bakteri di usus besar untuk melakukan perjalanan ke saluran kemih dan menyebabkan infeksi saluran kemih.

Kebersihan dapat mencegah penyebaran kuman ke bagian lain dari tubuh dan orang lain.

Jadi, selalu jaga bersihkan diri dan ruangan beserta alat-alatnya setelah menggunakan kamar mandi.

Jaga juga pakaian dalam tetap bersih dan seringlah mencuci tangan.

Kapan Harus ke Dokter?

Dokter Kandungan
Foto: Dokter Kandungan (Orami Photo Stock)

Meskipun banyak kasus diare pada ibu hamil dapat diobati di rumah, namun ada beberapa kondisi yang memerlukan penanganan dokter.

Pastikan Moms segera menghubungi dokter apabila:

  • Diare berlangsung lebih dari dua hari tanpa perbaikan gejala yang signifikan.
  • Moms mengalami dehidrasi, terlihat dari tubuh yang lemas, sulit konsentrasi, bibir yang kering, urine berwarna gelap, haus, dan jarang buang air kecil.
  • Tinja yang mengandung darah atau nanah.
  • Demam dengan suhu 39°Celsius atau lebih tinggi.
  • Sering muntah.
  • Sakit parah di rektum atau perut.

Jika Moms mengalami dehidrasi atau mengalami gejala lain, mungkin perlu pergi ke ruang gawat darurat untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

Baca Juga: Serba-serbi Penyimpanan ASI Perah yang Tepat, Jangan Salah!

Itulah penyebab dan langkah yang harus dilakukan ibu hamil saat alami diare.

Ingat, diare adalah kondisi yang sangat umum dan bisa terjadi pada siapa saja.

Jadi, pastikan untuk selalu menjalani gaya hidup sehat untuk mencegah diare.

Jika diare bikin Moms khawatir, tidak ada salahnya untuk segera menemui dokter guna mendapatkan perawatan yang tepat.

Dengan melakukan pengobatan diare pada ibu hamil yang tepat dan cepat, niscaya Moms akan terhindar dari masalah lain yang tidak diinginkan selama kehamilan.

  • https://familydoctor.org/brat-diet-recovering-from-an-upset-stomach/
  • https://americanpregnancy.org/pregnancy-concerns/diarrhea-during-pregnancy-5563
  • https://gi.org/wp-content/uploads/2011/07/institute-PregnancyMonograph.pdf
  • https://www.healthline.com/health/pregnancy/diarrhea-remedies
  • https://www.verywellfamily.com/diarrhea-in-pregnancy-4163950
  • https://www.verywellfamily.com/can-constipation-or-diarrhea-cause-miscarriage-2371471
  • https://www.mamanatural.com/diarrhea-in-pregnancy/
  • https://momlovesbest.com/diarrhea-during-pregnancy

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.