Kenali Diseksi Aorta, Gangguan Pembuluh Darah yang Mengancam Jiwa
Diseksi aorta adalah kondisi ketika robekan terjadi di lapisan dalam area aorta yang melemah.
Melansir dari Cleveland Clinic, diseksi aorta adalah kondisi mengancam jiwa yang dapat menyebabkan kematian mendadak jika gejala tidak ditangani.
Aorta adalah pembuluh arteri utama yang bertugas untuk membawa darah tinggi oksigen menuju organ jantung ke seluruh tubuh.
Dinding aorta terdiri dari tiga lapisan jaringan, yaitu lapisan dalam (intima), lapisan tengah (media), dan lapisan luar (adventitia).
Untuk lebih jelasnya, berikut ini serba-serbi terkait diseksi aorta.
Baca juga: Bahaya Arteriosklerosis, Pengerasan Pembuluh Darah yang Bisa Sebabkan Serangan Jantung dan Stroke
Penyebab Diseksi Aorta
Foto: Sesak Napas (Istockphoto)
Diseksi aorta disebabkan oleh melemahnya dinding aorta.
Melansir dari Mayo Clinic, penyebab diseksi aorta dibedakan berdasarkan area yang terkena.
Tipe A
Tipe ini melibatkan robekan di bagian aorta yang berada di luar dari organ jantung.
Robekan juga dapat terjadi di bagian atas aorta yang dapat meluas ke perut.
Tipe B
Tipe ini melibatkan robekan hanya pada aorta bagian bawah yang juga dapat meluas ke perut.
Faktor Risiko Diseksi Aorta
Foto: Sakit Dada (Orami Photo Stock)
Beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko diseksi aorta meliputi:
- Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol (hipertensi)
- Pengerasan pembuluh darah (aterosklerosis)
- Arteri melemah dan menonjol (aneurisma aorta)
- Cacat katup aorta (katup aorta bikuspid)
- Penyempitan aorta saat lahir (koarktasio aorta)
Penyakit genetik tertentu yang meningkatkan risiko termasuk berikut.
1. Sindrom Turner
Tekanan darah tinggi, masalah jantung dan kondisi kesehatan lainnya dapat terjadi akibat gangguan ini.
2. Sindrom Marfan
Ini adalah kondisi di mana jaringan ikat, yang menopang berbagai struktur dalam tubuh, lemah.
Orang dengan gangguan ini sering memiliki riwayat keluarga aneurisma aorta dan pembuluh darah lain atau riwayat keluarga diseksi aorta.
3. Gangguan jaringan ikat lainnya
Kondisi ini termasuk sindrom Ehlers-Danlos, sekelompok gangguan jaringan ikat yang melibatkan sendi longgar dan pembuluh darah rapuh dan sindrom Loeys-Dietz, yang menyebabkan arteri bengkok, terutama di leher.
4. Peradangan arteri
Kondisi arteritis sel raksasa juga dapat meningkatkan risiko diseksi aorta.
Faktor risiko potensial lainnya meliputi:
- Seks. Pria lebih berisiko ketimbang wanita.
- Usia. Penyakit lebih rentan terjadi pada orang seseorang yang berusia di atas 60 tahun.
- Penggunaan kokain. Obat ini memberikan efek peningkatan tekanan darah.
- Kehamilan. Dalam kasus yang jarang terjadi, penyakit bisa dialami oleh wanita hamil.
- Aktivitas berat. Olahraga seperti angkat beban berisiko diseksi aorta akibat peningkatan tekanan darah selama aktivitas.
Baca juga: Apa Perbedaan Sistem Peredaran Darah Besar dan Kecil? Yuk Cari Tahu!
Gejala Diseksi Aorta
Foto: Sesak Napas (Orami Photo Stock)
Gejala penyakit muncul secara tiba-tiba dan dapat terjadi kapan pun, tidak terkecuali saat penderita sedang beristirahat.
Tanda dan gejala umum meliputi:
- Nyeri tajam dan parah yang muncul secara tiba-tiba di dada atau punggung bagian atas
- Sesak napas
- Pingsan atau pusing
- Tekanan darah rendah
- Murmur jantung diastolik, suara jantung teredam
- Denyut nadi cepat lemah
- Berkeringat berat
- Kebingungan
- Kehilangan penglihatan
- Gejala stroke, termasuk kelemahan atau kelumpuhan pada satu sisi tubuh dan kesulitan berbicara
Diseksi aorta dapat mengancam jiwa. Sekitar 40 persen penderita meninggal akibat ruptur total dan pendarahan yang keluar dari aorta.
Risiko kematian 1 hingga 3 persen bisa terjadi pada penderita dengan gejala tetapi belum mendapatkan perawatan.
Untuk meminimalisir kondisi tersebut, segera periksakan diri jika terjadi nyeri dada parah atau gejala stroke.
Perawatan pada Pengidap Diseksi Aorta
Foto: Minum Obat (Istockphoto)
Penderita diseksi aorta memiliki risiko tinggi mengalami komplikasi, seperti pembentukan aneurisma dan diseksi berulang.
Hal tersebut bisa saja terjadi 2 tahun pertama setelah didiagnosis diseksi aorta.
Komplikasi bisa saja muncul tanpa disertai dengan gejala, sehingga pasien harus diamati secara berkala.
Tindak lanjut yang optimal biasanya terdiri dari CT scan atau MRI dalam 3 bulan pertama diseksi akut dan pencitraan ulang aorta setidaknya setiap 6 bulan selama 2 tahun pertama.
Dalam jangka panjang, pemeriksaan lanjutan dapat dilakukan, setidaknya 1 tahun sekali.
Sebanyak sepertiga pasien memerlukan pembedahan pada aorta yang tersisa, karena pembentukan aneurisma.
Melansir dari AHA Journals, sebagian besar pasien memerlukan obat untuk mengontrol tekanan darah untuk memastikan bahwa tekanan bisa diminimalisir.
Dokter mungkin memberi penghambat beta, penghambat enzim pengubah angiotensin, penghambat reseptor angiotensin, penghambat saluran kalsium, atau kombinasi obat yang sesuai.
Selain itu, penderita disarankan untuk mengubah pola hidup jadi lebih sehat guna mengurangi risiko komplikasi jangka panjang.
Hindari aktivitas fisik berat dan aktivitas yang melibatkan memegang beban karena dapat meningkatkan tekanan darah langsung karena stres pada dinding aorta.
Aktivitas normal sehari-hari seperti memasak, mandi, mengemudi, dan menaiki tangga masih boleh dilakukan.
Jika Moms memiliki kondisi ini, Moms mungkin tidak dianjurkan untuk berolahraga.
Namun, latihan ringan, seperti latihan aerobik ringan masih bisa dilakukan.
Banyak pasien mungkin memerlukan perubahan pekerjaan atau aktivitas harian.
Ini karena pekerjaan yang memberatkan meningkatkan risiko pembedahan akibat keparahan kondisi.
Rekomendasi gaya hidup harus didiskusikan secara menyeluruh dengan ahli jantung dan dokter perawatan primer.
Baca juga: Vasodilatasi, Kondisi Saat Pembuluh Darah Melebar Karena Beragam Faktor
Banyak faktor yang meningkatkan risiko pengembangan diseksi aorta tidak dapat diubah, salah satunya kelainan jantung bawaan.
Namun, dengan langkah perubahan pola hidup lebih sehat dan pemeriksaan rutin, komplikasi membahayakan bisa dicegah.
Itulah penjelasan lengkap tentang diseksi aorta.
Pastikan Moms mendapatkan perawatan jika mengalami gejalanya, ya!
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/aortic-dissection/symptoms-causes/syc-20369496
- https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/16743-aortic-dissection
- https://www.ahajournals.org/doi/10.1161/circulationaha.108.799908?cookieSet=1
- https://www.webmd.com/heart-disease/what-is-aortic-dissection
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.