Gagal Ginjal Saat Hamil
Kehamilan merupakan anugerah bagi setiap orang tua, meskipun tak sedikit Moms yang memiliki keluhan saat menjalaninya. Terlebih, menjadi sebuah tantangan jika Moms memiliki riwayat penyakit yang diderita sebelum hamil. Misalnya saja penyakit ginjal atau gagal ginjal, kondisi ini dapat membahayakan Moms dan Si Kecil dalam kandungan.
Jika hal ini terjadi pada Moms saat hamil, maka penting bagi Moms untuk segera berkonsultasi dengan dokter agar bisa ditangani dengan segera dan mengetahui apa yang harus dan tidak boleh dilakukan.
Foto: https://www.stayathomemum.com.au/
Menurut National Kidney Foundation, pada dasarnya, wanita dengan gagal ginjal biasanya disarankan untuk tidak hamil. Tingkat komplikasi sangat tinggi. Risiko untuk ibu dan bayi yang sedang berkembang tinggi. Jika Moms berpikir merencanakan kehamilan, penting bagi Moms untuk mengonsultasikannya dengan dokter. Namun, jika Moms hamil dalam kondisi ini, maka perlu pengawasan medis yang ketat, perubahan obat-obatan, dan lebih banyak dialisis untuk memiliki bayi yang sehat.
Gagal Ginjal dan Kehamilan
Foto: https://www.spineuniverse.com/
Seringkali, kehamilan tidak menyebabkan gangguan ginjal memburuk. Biasanya, gangguan ginjal hanya memburuk pada wanita hamil yang memiliki tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dengan baik. Jika ibu hamil memiliki kelainan ginjal, mereka lebih cenderung mengalami tekanan darah tinggi, termasuk preeklampsia (sejenis tekanan darah tinggi yang berkembang selama kehamilan).
Gagal ginjal saat hamil meningkatkan risiko janin tidak akan tumbuh sebanyak yang diharapkan (kecil untuk usia kehamilan) atau lahir mati. Memiliki kelainan ginjal yang parah biasanya mencegah wanita melahirkan bayi sampai cukup bulan.
Menurut Lara A. Friel, MD, PhD, University of Texas Health Medical School at Houston, McGovern Medical School dalam laman MSD Manual menjelaskan, pada ibu hamil yang memiliki kelainan ginjal, fungsi ginjal dan tekanan darah harus dimonitor secara ketat, demikian juga pertumbuhan janin. Jika kelainan ginjal parah, wanita mungkin perlu dirawat di rumah sakit setelah 28 minggu kehamilan hal ini dilakukan untuk memastikan Moms beristirahat dan tidak melakukan aktivitas berat, sehingga tekanan darah dapat dikontrol dengan baik, dan janin dapat dipantau secara ketat.
Kehamilan dengan Transplantasi Ginjal
Foto: https://news.liverpool.ac.uk/
Nah, jika sebelumnya pernah melakukan transplantasi ginjal, maka Moms cenderung memiliki periode menstruasi yang teratur dan kesehatan umum yang baik. Karena itu, hamil dan memiliki anak bukan menjadi kendala. Tapi, Moms tidak boleh hamil setidaknya satu tahun setelah transplantasi, agar fungsi ginjal yang stabil. Hal ini juga dikarenakan beberapa obat yang diminum setelah transplantasi ginjal dapat menyebabkan masalah pada bayi yang sedang berkembang. Dalam beberapa kasus, kehamilan mungkin tidak direkomendasikan karena ada risiko tinggi untuk Moms atau bayi.
Konsultasikan dengan dokter jika Moms sebelumnya melakukan transplantasi dan sedang merencanakan kehamilan. Dokter mungkin perlu mengganti obat-obatan, sehingga aman bagi Moms untuk hamil. Sangat penting untuk menggunakan alat kontrasepsi hingga dokter menyatakan dan sepakat bahwa aman bagi Moms untuk hamil ataupun merencanakan kehamilan.
Sumber:
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.