Hari Kesehatan Wanita Sedunia, Memecah Tabu Soal Hak Reproduksi dan Seksual Perempuan
Moms, Hari Kesehatan Wanita Sedunia kerap kali dirayakan dengan membahas kesehatan perempuan secara keseluruhan.
Tak kalah penting dari kesehatan umum, kesehatan reproduksi perlu perempuan diskusikan bersama, lho!
Sayangnya, pembahasan soal organ reproduksi dan kesehatannya masih dianggap sebagai suatu hal yang tabu.
Padahal, penting bagi setiap perempuan, baik yang belum atau sudah menikah untuk memiliki organ reproduksi yang sehat.
Kesehatan Reproduksi dan Hari Kesehatan Wanita Sedunia
Kesehatan reproduksi tak hanya meliputi fungsi dari organ intim saja, tetapi juga berkaitan dengan kesehatan mental hingga sosial yang berkaitan dengan sistem reproduksi.
Nah, untuk menyoroti pentingnya kesehatan reproduksi perempuan, Orami turut memperingati Hari Kesehatan Wanita Dunia yang jatuh pada 12 Februari 2022.
Dengan mengusung tema “Hak Reproduksi dan Seksual Perempuan”, diharapkan setiap perempuan akan lebih sadar akan hak-hak kesehatan reproduksi mereka.
Melalui artikel ini juga, diharapkan para perempuan lebih memahami berbagai isu terkait seksualitas perempuan dan tips mengajarkan anak untuk menjaga kesehatan reproduksinya.
Sebelum masuk ke pembahasan soal hak-hak kesehatan setiap perempuan, mari kita bahas soal organ reproduksi kita, Moms!
Baca Juga: 5 Fakta Seputar Labia Minora dan Majora, Si Bibir Miss V
Organ Reproduksi Perempuan
Foto: Orami Photo Stock
Apakah Moms sudah mengenali organ reproduksi diri sendiri?
Secara umum, organ reproduksi perempuan dibagi menjadi 2, yakni alat reproduksi luar dan alat reproduksi dalam.
Berikut penjelasannya, dilansir dari Cleveland Clinic:
1. Organ Reproduksi Bagian Luar
Organ reproduksi bagian luar ini memungkinkan sperma masuk ke dalam tubuh dan sebagai bentuk perlindungan alat kelamin bagian dalam dari organisme infeksius.
Struktur eksternal utama dari sistem reproduksi wanita meliputi:
- Labia Mayora
Labia mayora ("bibir besar") berfungsi untuk membungkus dan melindungi organ reproduksi eksternal lainnya.
Selama masa pubertas, kulit labia mayora akan mengalami pertumbuhan rambut atau bulu halus yang juga mengandung kelenjar keringat dan penghasil minyak.
- Labia Minora
Labia minora ("bibir kecil") bisa memiliki berbagai ukuran dan bentuk, lho Moms!
Bagian dalam dari labia ini terletak tepat di dalam labia mayora, dan mengelilingi bukaan ke vagina dan uretra.
Vagina sendiri merupakan saluran yang menghubungkan bagian bawah rahim ke bagian luar tubuh.
Sementara, uretra merupakan tabung yang membawa urin dari kandung kemih ke bagian luar tubuh Moms.
Moms harus hati-hati saat membersihkan bagian ini, karena kulit labia minora sangat halus, serta cenderung mudah teriritasi dan bengkak.
- Kelenjar Bartholin
Kelenjar ini terletak di sebelah lubang vagina di setiap sisi dan menghasilkan sekresi cairan (lendir) untuk melumasi area vagina.
- Klitoris
Ini merupakan organ reproduksi perempuan berupa tonjolan kecil dan sensitif.
Klitoris ditutupi oleh lipatan kulit, yang disebut preputium, yang mirip dengan kulup di ujung penis.
Layaknya penis, klitoris juga sangat sensitif terhadap rangsangan dan bisa menjadi area ereksi.
Oleh sebab itu, klitoris sering kali menjadi titik rangsang perempuan ketika berhubungan intim.
2. Organ Reproduksi Bagian Dalam
Sementara itu, organ reproduksi perempuan bagian dalam terdiri dari:
- Vagina
Vagina adalah saluran yang menghubungkan serviks (bagian bawah rahim) ke bagian luar tubuh.
Vagina merupakan jalan keluarnya darah haid, jalan masuknya sperma menuju rahim, dan jalan lahir bayi.
- Rahim
Rahim adalah organ berongga yang bentuknya hampir mirip dengan buah pir.
Rahim merupakan rumah bagi janin yang sedang berkembang.
Rahim dibagi menjadi 2 bagian, yakni:
- Serviks, yang merupakan leher rahim yang berada di bagian bawah dan membuka menuju ke dalam vagina
- Korpus, merupakan saluran yang memungkinkan sperma masuk dan darah menstruasi keluar
- Ovarium
Ovarium atau indung telur adalah kelenjar kecil berbentuk oval yang terletak di kedua sisi rahim.
Ovarium menghasilkan sel telur dan hormon, seperti hormon estrogen dan progresteron.
- Tuba Falopi
Tuba falopi atau saluran tuba adalah saluran sempit yang melekat pada bagian atas rahim dan berfungsi sebagai jalur bagi ovum (sel telur) untuk melakukan perjalanan dari ovarium ke rahim.
Disinilah pembuahan sel telur oleh sperma terjadi. Sel telur yang dibuahi kemudian bergerak ke rahim dan ditanamkan ke lapisan rahim.
Nah, mengetahui bagian organ intim bagian dalam maupun luar yang berperan penting bagi perempuan, membuat kita semakin tahu jika menjaga kesehatan reproduksi sangat penting.
Pentingnya Menjaga Kesehatan Reproduksi Wanita
Foto: Orami Photo Stock
Sebagian perempuan menganggap kesehatan reproduksi hanya terkait dengan kehamilan dan kelahiran saja, sehingga sering diabaikan.
Apalagi, bagi remaja perempuan yang kerap kali menganggap tabu untuk membahas soal kesehatan reproduksi.
Padahal, menurut dr. Raissa Liem SpOG, B.Med.Sc, Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan, kesehatan reproduksi sebetulnya sama saja seperti kesehatan lainnya.
Kesehatan reproduksi juga dapat berpengaruh pada kesehatan tubuh perempuan itu sendiri dan proses kehamilan yang akan dijalani ke depannya.
Melansir dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara fisik, mental, sosial, fungsi, dan proses yang berkaitan dengan sistem reproduksi.
Dalam rangka merayakan Hari Kesehatan Wanita Sedunia ini, ada baiknya Moms lebih memerhatikan kesehatan organ reproduksi Moms.
Dengan menjaga kesehatan reproduksi, Moms dapat memiliki kehidupan seksual yang aman dan memuaskan.
Laki-laki dan perempuan memiliki sistem reproduksi yang berbeda, baik dari segi bentuk, fungsi, maupun struktur yang mendukungnya.
Organ sistem reproduksi perempuan meliputi vagina, rahim (uterus), ovarium, tuba falopi, dan vulva.
Pada perempuan, organ reproduksi wanita berperan penting dalam kehidupan, seperti:
- Dalam hubungan seksual
- Produksi dan perkembangan sel telur
- Menstruasi
- Kehamilan
- Proses persalinan
Baca Juga: Mengenali Tanda Picky Eater pada Anak dan Tips Mudah Mengatasinya
Jika terdapat gangguan pada bagian-bagian tersebut, sistem reproduksi perempuan tidak dapat bekerja secara optimal.
Hal ini dapat berdampak pada munculnya gangguan seksual, seperti:
1. Masalah Kesuburan
Infertilitas wanita merupakan salah satu penyebab sulitnya pasangan memiliki keturunan.
Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai masalah pada sistem reproduksi wanita, misalnya gangguan hormon dan kelainan pada organ reproduksi.
Seorang wanita dapat dikatakan mengalami infertilitas apabila ia tidak kunjung hamil, meski sudah rutin berhubungan seksual tanpa pengaman atau sudah menjalani program hamil.
Data dari WHO menunjukkan, sekitar 48 juta pasangan dan 186 juta individu di dunia mengalami masalah ketidaksuburan, lho Moms!
2. Penyakit Menular Seksual (PMS)
Penelitian American Journal of Public Health menunjukkan, penyakit kelamin atau infeksi menular seksual (IMS) adalah penyakit yang umumnya ditularkan melalui hubungan seks yang tidak aman.
Penyebaran bisa melalui darah, sperma, cairan vagina, atau pun cairan tubuh lainnya
Ada beberapa jenis penyakit menular seksual pada wanita yang sering kali tidak disadari, yaitu:
- Gonore
- Trikomoniasis
- Klamidia
- Sifilis
- HPV
- HIV
Menjaga kesehatan reproduksi perempuan tak hanya berguna untuk mencegah penyakit di area tersebut.
Tetapi juga berhubungan dengan kesuburan dan memperbesar peluang untuk hamil.
Untuk mencegah dampak tersebut, penting bagi kita untuk menjaga kesehatan organ intim, mulai dari sekarang.
Bertepatan dengan Hari Kesehatan Wanita Sedunia ini, Moms bisa mulai membuat langkah apa saja yang perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan organ intim Moms.
Selain itu, jangan lupa untuk rutin memeriksakan diri ke dokter kandungan dan kelamin untuk melakukan check-up, ya!
Baca Juga: 13 Cara Membuat Masker Rambut Alami, Atasi Rambut Ketombean hingga Rontok!
3. Beragam Penyakit Lainnya
Sistem reproduksi juga rentan mengalami masalah berupa penyakit, kelainan, serta gangguan.
Penyakit pada sistem reproduksi umumnya disebabkan oleh berbagai faktor, seperti:
- Virus
- Bakteri
- Tumor
- Disfungsi organ reproduksi
Beberapa penyakit lainnya yang sering menyerang organ reproduksi wanita, antara lain:
- Kanker serviks
- Myom
- Kista
- Endometriosis
- Radang panggul
Pemeriksaan kesehatan reproduksi penting dilakukan secara rutin, apalagi mengingat sejumlah penyakit yang lebih rentan menyerang perempuan.
Memastikan kesehatan organ reproduksi wanita sudah baik atau belum, bisa dilakukan dengan melakukan pemeriksaan ke dokter.
dr. Raissa mengatakan, ada beberapa tes yang bisa mendeteksi apakah ada kelainan pada organ reproduksi wanita.
Hak-Hak Reproduksi Perempuan
Foto: Orami Photo Stock
Perlu disadari bahwa setiap perempuan wajib mengetahui hak-hak reproduksinya.
Namun sayangnya, data dari survei Orami menunjukkan hanya 55,1% dari 51 Moms Orami Community yang paham akan hak-hak reproduksi ini.
Nah, jika Moms juga masih belum paham, berikut penjelasan Hak-hak Reproduksi Perempuan menurut BKKBN:
1. Hak untuk Hidup
Setiap perempuan mempunyai hak untuk bebas dari risiko kematian karena kehamilan.
2. Hak atas Kemerdekaan dan Keamanan
Setiap individu berhak untuk menikmati dan mengatur kehidupan seksual dan reproduksinya dan tak seorang pun dapat dipaksa untuk hamil, menjalani sterilisasi, dan aborsi.
3. Hak atas Kesetaraan dan Bebas dari Segala Bentuk Diskriminasi
Setiap individu mempunyai hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi termasuk kehidupan seksual dan reproduksinya.
4. Hak atas Kerahasiaan Pribadi
Setiap individu mempunyai hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan seksual dan reproduksi dengan menghormati kerahasiaan pribadi.
Setiap perempuan mempunyai hak untuk menentukan sendiri pilihan reproduksinya
5. Hak atas Kebebasan Berpikir
Setiap individu bebas dari penafsiran ajaran agama yang sempit, kepercayaan, filosofi dan tradisi yang membatasi kemerdekaan berpikir tentang pelayanan kesehatan reproduksi dan seksual.
6. Hak Mendapatkan Informasi dan Pendidikan
Setiap individu mempunyai hak atas informasi dan pendidikan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi dan seksual, termasuk:
- Jaminan kesehatan
- Kesejahteraan perorangan maupun keluarga
7. Hak Menikah atau Tidak Menikah serta Membentuk dan Merencanakan Keluarga
Setiap individu berhak untuk tidak dipaksa menikah pada usia anak yaitu 19 tahun (UU Perkawinan No 16 tahun 2019).
8. Hak Memutuskan Punya Anak atau Tidak dan Kapan
Setiap individu berhak untuk memilih ingin berketurunan atau tidak, serta kapan akan memiliki anak.
9. Hak atas Pelayanan dan Perlindungan Kesehatan
Setiap individu mempunyai hak atas informasi, keterjangkauan, pilihan, keamanan, kerahasiaan, kepercayaan, harga diri, kenyamanan, dan kesinambungan pelayanan.
10. Hak Mendapatkan Manfaat dari Kemajuan Ilmu Pengetahuan
Setiap individu mempunyai hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan reproduksi dengan teknologi mutakhir yang aman dan dapat diterima.
11. Hak atas Kebebasan Berkumpul dan Partisipasi Politik
Setiap individu mempunyai hak untuk mendesak pemerintah agar memprioritaskan kebijakan yang berkaitan dengan hak-hak kesehatan seksual dan reproduksi.
12. Hak untuk Bebas dari Penganiayaan dan Perlakuan Buruk
Termasuk hak-hak perlindungan anak dari eksploitasi dan penganiayaan seksual.
Setiap individu mempunyai hak untuk dilindungi dari perkosaan, kekerasan, penyiksaan, dan pelecehan seksual.
Sayangnya, tidak semua perempuan familiar dan tahu soal hak-hak bagi setiap perempuan tersebut.
Karena itu, ada begitu banyak masalah dan urgensi yang timbul di masyarakat, khususnya yang menimpa perempuan dan para ibu di Indonesia.
Mumpung suasana masih kental dengan perayaan Hari Kesehatan Wanita Sedunia, yuk kita pelajari soal urgensi pemenuhan hak-hak yang sudah disebutkan di atas!
Baca Juga: 10+ Cara Melindungi Anak dari Bahaya Predator Seksual
Masalah dan Urgensi Pemenuhan Hak Reproduksi Perempuan
Foto: Orami Photo Stock
Sepertik yang sudah kita bahas sebelumnya, hak kesehatan reproduksi adalah hak dasar setiap pasangan maupun individu secara bebas dan bertanggung jawab untuk memiliki anak.
Bukan cuma itu, hak ini juga melingkupi kemudahan mendapat informasi tentang kesehatan reproduksi hingga kesehatan seksual, lho!
Berdasarkan Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan (ICPD) di Kairo Mesir tahun 1994, ditentukan ada 12 hak-hak reproduksi.
Nah, menurut Yayasan Kesehatan Perempuan, Indonesia adalah salah satu dari 178 negara yang ikut menandatangani dan mengakui hak reproduksi remaja dalam dokumen rencana aksi ICPD.
Sayangnya, masih banyak perempuan muda dan para ibu yang belum mengetahui dan mendapatkan hak-hak tersebut, Moms.
Padahal, hak tersebut harus dipenuhi demi mencegah dampak buruk pada kesehatan perempuan, salah satunya meningkatnya angka kematian ibu.
Berdasarkan data milik Kementerian Kesehatan pada Tahun 2020, jumlah angka kematian ibu mengalami peningkatan 4.627 kasus.
Peningkatan angka kematian ibu (AKI) sebagian besar disebabkan oleh pendarahan pada saat mereka akan melahirkan.
Terkait kematian ibu melahirkan, Jurnal Ilmiah Kesehatan menyatakan, setidaknya 40% ibu hamil akan mengalami beberapa jenis komplikasi selama kehamilan.
Sekitar 15% komplikasi ini berpotensi mengancam jiwa dan membutuhkan tindakan segera.
Nah, kondisi ini tergolong cukup parah, Moms. Makanya, masalah-masalah ini sudah masuk dalam status urgensi, khususnya di Indonesia.
Adanya masalah yang terjadi ini mendorong pemerintah untuk melakukan intervensi demi mendukung fasilitas kesehatan dalam memberikan pelayanan.
Semoga, setelah kita merayakan Hari Kesehatan Wanita Sedunia ini, angka kematian ibu hamil semakin menurun, ya Moms!
Baca Juga: Ketahui Penyebab dan Cara Penanganan Lutut Bengkak Berikut Ini!
Cara Menjaga Kesehatan Reproduksi Perempuan
Foto: Orami Photo Stock
Menurut survei Orami yang dilakukan terhadap 51 ibu, sebanyak 92% mengaku menyadari bahwa menjaga kesehatan reproduksi perempuan sangatlah penting.
Mayoritas dari mereka menganggap organ reproduksi adalah hal yang vital, sehingga perlu dijaga dalam jangka panjang.
Selain itu, kesehatan reproduksi yang sehat bisa mencegah perempuan dari penyakit fisik maupun mental, sekaligus menghadirkan keturunan yang berkualitas.
Berikut beberapa cara yang bisa Moms lakukan dalam merawat kesehatan reproduksi:
1. Menjaga Kebersihan Vagina
Cara pertama dan termasuk yang paling penting untuk dilakukan dalam menjaga kesehatan reproduksi adalah dengan memerhatikan kebersihan organ intim.
Dalam membersihkan miss V, Moms hanya perlu membasuhnya dengan air, karena vagina memiliki sistem pembersihan diri secara alami.
Jadi, sebaiknya tidak menggunakan sabun/pembersih vagina karena bisa menganggu keseimbangan pH.
PH vagina dikatakan seimbang jika berada di angka 3,5-4,5. Apabila Moms tidak bisa mempertahankan keseimbangan pH ini, vagina akan lebih mudah mengalami iritasi atau kekeringan.
Selain itu, hindari penggunaan pembalut atau tampon beraroma karena bisa saja membuat kulit vagina menjadi sensitif dan lebih rentan mengalami infeksi.
Ketika menstruasi, Moms dianjurkan untuk sering mengganti pembalut atau tampon, setidaknya setiap 4 jam sekali.
Tak hanya memerhatikan cara membersihkan vagina yang tepat, Moms juga perlu menjaga area miss V tetap kering, tidak lembap, dan sering mengganti celana dalam.
Selain itu, sebaiknya Moms menggunakan pakaian dalam yang tidak ketat dan menyerap keringat.
2. Melakukan Seks yang Aman
Hal lain yang bisa Moms lakukan untuk memastikan kesehatan reproduksi tetap terjaga adalah dengan mempraktikkan hubungan seksual yang aman.
Sebanyak 78% dari 51 ibu yang mengikuti survei Orami pun setuju dengan hal ini, Moms.
Dengan memastikan hubungan seksual yang dilakukan aman, Moms pun bisa terhindar dari penyakit menular seksual yang berbahaya.
Ingatlah bahwa HIV dan herpes tidak dapat disembuhkan sehingga dapat berdampak pada kehidupan dan kesehatan secara keseluruhan.
Jadi, hindarilah berganti pasangan seksual, karena semakin banyak pasangan seksual, dapat meningkatkan risiko penularan infeksi menular seksual (IMS).
Selain itu, pastikan untuk menggunakan alat pengaman, seperti kondom saat berhubungan seksual untuk mencegah penularan IMS.
Baca Juga: Hati-Hati, Sering Berikan Seks Oral Bisa Tertular 6 Penyakit Ini
3. Mengonsumsi Makanan Sehat
Cara menjaga kesehatan reproduksi wanita berikutnya adalah dengan menerapkan pola makan yang sehat.
Hindari makanan dengan kandungan indeks glikemik yang tinggi , karena hal tersebut dapat memengaruhi kemampuan metabolisme sel tubuh.
Melansir Washington University Physicians, cobalah untuk memperbanyak makanan yang kaya serat dan protein, seperti biji-bijian atau kacang-kacangan.
Selain itu, kurangi konsumsi daging dan ganti sebagian asupan tersebut dengan ikan yang tinggi asam lemak omega-3 serta protein nabati.
Mengonsumsi makanan yang kaya akan asam folat atau suplemen juga bagus untuk menjaga kesehatan wanita.
Terutama pada ibu hamil untuk mencegah cacat tabung saraf.
4. Melakukan Olahraga Rutin
Tak hanya menjaga pola makan, Moms dianjurkan untuk menjalani pola hidup sehat lain, termasuk olahraga rutin.
Menurut jurnal U.S National Library of Medicine, aktivitas fisik bermanfaat untuk:
- Mencegah obesitas
- Mengurangi risiko penyakit kardiovaskular
- Mencegah penyakit yang terkait organ reproduksi wanita (misalnya kanker payudara)
Namun, perlu Moms catat bahwa olahraga berat tidak dianjurkan bagi wanita.
Sebagai gantinya, Moms bisa melakukan aktivitas fisik dengan intensitas sedang, seperti:
- Menari
- Berjalan
- Berkebun
- Berlari
- Bersepeda
- Berenang
Baca Juga: 8 Manfaat Senam Kegel Sederhana dan Cara Mengoptimalkannya
5. Memeriksakan Kesehatan Organ Intim
Penting juga bagi setiap wanita dan ibu untuk melakukan pemeriksaan kesehatan organ intimnya.
Oleh karena itu, seluruh wanita berhak memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan untuk memeriksa kesehatan reproduksinya.
Ini merupakan cara yang paling tepat untuk mendeteksi dan mengobati komplikasi kesehatan reproduksi sejak dini.
Berdasarkan survei Orami, jenis bantuan profesional yang paling banyak diambil perempuan dalam memeriksakan kesehatan reproduksinya, yakni:
- Dokter kandungan: 54,7%
- Bidan: 31,3%
- Dokter spesialis kulit dan kelamin: 9,4%
- Telemedicine: 4,7%
Adapun tes yang penting dilakukan Moms secara berkala antara lain:
- Pap smear
- Pemeriksaan panggul
- Skrining IMS
- Tes HIV
- Skrining Hepatitis C
Selain melakukan pemeriksaan, Moms dianjurkan untuk melakukan pencegahan.
Misalnya, dengan vaksin Hepatitis B dan vaksin HPV yang dapat meminimalisir risiko tertular virus penyebab kanker serviks, kutil kelamin, dan kanker lainnya.
6. Menghindari Konsumsi Alkohol dan Tidak Merokok
Cara menjaga kesehatan reproduksi selanjutnya yang dapat Moms terapkan, yakni menghindari konsumsi alkohol dan tidak merokok.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), keduanya dikaitkan dengan kanker payudara, bahkan pada tingkat konsumsi yang rendah.
Seperti yang Moms ketahui, merokok merupakan kebiasaan yang bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan.
Pada wanita, merokok dapat meningkatkan risiko:
- Penyakit ovarium
- Gangguan rahim
- Gangguan kehamilan dan janin
- Infertilitas
Wanita yang merokok pada saat masa kehamilan pun dapat menyebabkan cacat lahir, karena bisa memengaruhi tumbuh kembang janin selama di dalam kandungan.
Baca Juga: Simak Penyakit Kelamin yang Mengganggu Fertilitas dan Perlu Diwaspadai
Pendidikan Seks
Foto: Orami Photo Stock
Demi mencegah gangguan dan penyakit-penyakit pada organ reproduksi, pendidikan seks sangat perlu dilakukan.
Bukan hanya pada Moms yang sudah menikah, tetapi pendidikan seks juga penting diberikan kepada anak-anak sedini mungkin.
Pendidikan seks anak usia dini sangat penting, mengingat tingginya angka kasus tindak kekerasan seksual terhadap anak-anak, terutama pada anak perempuan.
Namun, banyak orang tua yang justru menganggap pendidikan seksual sebagai hal tabu. Banyak juga Moms yang bingung memulainya dari mana.
Sebenarnya, anak dan remaja sama-sama membutuhkan edukasi seks sejak dini, lho Moms!
Penelitian Journal of The American Academy of Pediatrics, menunjukkan baik anak-anak maupun remaja perlu menerima pendidikan yang akurat tentang seksualitas.
Hal ini diperlukan agar mereka mengetahui bagaimana perilaku seksual yang sehat, serta mencegah terjadinya pelecehan seksual.
Jangan sampai Si Kecil telanjur mendapatkan informasi yang kurang tepat seputar seks dari sumber yang tidak dapat dipercaya.
Bahkan Moms yang baru saja menikah atau sudah lama menikah, juga perlu tahu tentang pendidikan seks, lho!
Pemahaman tentang kesehatan seksual tidak hanya sekadar tentang berhubungan seks, tapi juga meningkatkan kesadaran tentang kesehatan organ intim Moms dan pasangan.
Menurut Zoya Amirin M.Psi.,FIAS, Seksolog Klinis-Sexual Psychologist, mengajarkan pendidikan seksual pada anak sama pentingnya dengan memahami hak-hak reproduksi.
Ketika anak bisa menjaga kesehatan reproduksi, itu berarti ia telah paham akan hak-hak reproduksi dirinya sendiri.
Oleh sebab itu, Moms dan Dads memiliki peran penting dalam mengedukasi anak-anak terkait organ reproduksinya.
Zoya mengatakan bahwa pendidikan seksual pada anak sebaiknya diberikan sesuai dengan usia.
Jadi, ajari Si Kecil tentang pendidikan seksual berdasarkan usia perkembangannya, ya.
“Saya sarankan ayah yang memberikan edukasi seksual pada putranya. Sementara ibunya mengajarkan anak perempuan, tetapi hal ini bisa dikondisikan dengan keadaan masing-masing keluarga,” jelasnya.
Zoya menambahkan, penting bagi para orang tua agar memberikan pendidikan kesehatan reproduksi dengan konsep cinta, bukan ketakutan.
“Misalnya dengan menjelaskan cara merawat organ reproduksi menggunakan bahasa yang baik. Bukan dengan ditakut-takuti dengan alasan yang tidak masuk akal,” katanya.
Baca Juga: Cara Mudah Kenalkan Pendidikan Seks untuk Anak Sejak 1 Tahun
Aspek Penting Pendidikan Seksual pada Anak Perempuan
Buat Moms yang masih bingung harus mulai dari ana memberikan edukasi kepada Si Kecil, berikut aspek penting yang dapat diajarkan dalam pendidikan seksual pada anak-anak.
1. Beri Tahu Bagian Tubuh dan Fungsinya
Foto: Orami Photo Stock
Melansir Adolescent Sexuality and The Media, semakin sering anak terekspos dengan gambar seksual di media, akan lebih besar pula keterlibatan mereka dalam perilaku seksual sejak usia dini.
Maka dari itu, penting bagi Moms mengajarkan anak mengenai bagian tubuh mereka.
Moms bisa memberitahu Si Kecil bagian tubuh mana yang boleh dipegang dan tidak boleh dipegang orang lain.
Jangan lupa beri alasan juga ya, Moms agar anak tidak bingung dan malah semakin penasaran.
2. Masa Pubertas
Semakin bertambahnya umur, Si Kecil akan melewati masa pubertas.
Sebelum memasuki masa tersebut, tak ada salahnya Moms sebagai orang tua menjelaskan apa saja yang berubah dari tubuh mereka nantinya.
Pada anak perempuan, sampaikan jika Si Kecil akan mengalami pertumbuhan payudara dan juga mengalami menstruasi.
Begitu juga pertumbuhan rambut pada beberapa bagian tubuh seperti ketiak dan area vagina.
Jelaskan pada mereka bahwa semua perubahan ini adalah hal yang normal dan tidak perlu malu atau takut jika fase ini terjadi.
3. Aktivitas Seksual
Foto: Orami Photo Stock
Saat masa pubertas, Si Kecil mungkin mulai tertarik dengan lawan jenis.
Karenanya, Moms bisa mulai mengajarkan kepada mereka mengenai hubungan dengan lawan jenis.
Sampaikan kepadanya, bagaimana cara memperlakukan teman lawan jenis.
Hal ini juga berhubungan dengan edukasi seks mengenai aktivitas seksual.
Sebagai contoh, beri tahu bahwa berciuman dan berpelukan sudah termasuk ke dalam aktivitas seksual yang dilakukan orang dewasa.
Sampaikan juga pada anak, bahwa aktivitas tersebut hanya boleh dilakukan saat sudah menikah dan anak seusianya tidak sepatutnya melakukan aktivitas seksual seperti itu.
Jangan lupa kasih tahu mereka tentang risiko yang mungkin akan terjadi jika melakukan hubungan seksual, seperti adanya penyakit kelamin dan juga kehamilan.
4. Kekerasan dan Pelecehan Seksual
Pendidikan seksual pada anak bukan hanya memberikan pemahaman mengenai penjelasan aktivitas seksual.
Namun, berikan juga mereka pemahaman tentang pelecehan seksual dengan bahasa yang mudah dimengerti.
Jelaskan bahwa anak sudah harus bisa melindungi diri sendiri. Misalkan, menyampaikan sesuatu atau berteriak ketika ada orang yang berniat jahat atau menggodanya.
Saat memberitahu tentang pendidikan seksual, sebisa mungkin gunakan bahasa yang mudah dimengerti ya, Moms.
Meski sulit dan butuh waktu untuk Si Kecil memahaminya, percayalah bahwa perlahan ia pasti akan mengerti.
Jadi, tetap semangat ya, Moms!
Baca Juga: Apa Perbedaan Pelecehan Seksual dan Kekerasan Seksual?
Nah, itu dia pembahasan lengkap seputar reproduksi dan seksual pada diri perempuan.
Semoga, di Hari Kesehatan Wanita Sedunia ini, Moms dapat menjaga kesehatan reproduksi dengan lebih baik.
Jangan lupa, meski banyak orang menganggapnya tabu, Moms tetap harus memahami hak-hak reproduksi dan seksual perempuan, termasuk mengajarkannya pada Si Kecil.
Ditulis oleh:
- Defara Millenia Romadhona
- Amelia Riskita Putri
Disunting oleh:
- Meira Karla Farhana
- Widya Citra Andini
Ilustrasi oleh:
- Achyadi
- https://my.clevelandclinic.org/health/articles/9118-female-reproductive-system
- https://www.bkkbn.go.id/detailpost/pemenuhan-hak-kesehatan-reproduksi-di-masa-pandemi#:~:text=Adapun%2012%20hak%20reproduksi%20perempuan,menikah%20atau%20tidak%20menikah%20serta
- https://ykp.or.id/datainfo/materi/18
- https://www.ashasexualhealth.org/reproductive-health/
- https://www.who.int/westernpacific/health-topics/reproductive-health
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/labs/pmc/articles/PMC1446761/
- https://ykp.or.id/datainfo/materi/18
- http://ppid.kemkes.go.id/uploads/img_60e3c13edba9f.pdf
- https://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info%20Singkat-XIII-5-I-P3DI-Maret-2021-177.pdf
- https://scholar.google.co.id/citations?view_op=view_citation&hl=id&user=7fmPYygAAAAJ&citation_for_view=7fmPYygAAAAJ:hqOjcs7Dif8C
- https://www.providencemedical.com.au/5-tips-for-women-to-keep-their-reproductive-health-concerns-at-bay/
- https://www.betterhealth.vic.gov.au/campaigns/womens-sexual-and-reproductive-health
- https://fertility.wustl.edu/5-ways-to-improve-your-reproductive-health/
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/24126551/
- https://www.cdc.gov/alcohol/fact-sheets/womens-health.htm#:~:text=Impact%20on%20the%20Heart%3A%20Women,years%20of%20drinking%20than%20men.&text=Breast%20and%20other%20Cancers%3A%20Alcohol,esophagus%2C%20liver%2C%20and%20colon.
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/32343244/
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/labs/pmc/articles/PMC1070813/
- https://publications.aap.org/pediatrics/article/138/2/e20161348/52508/Sexuality-Education-for-Children-and-Adolescents
- https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/14681811.2015.1100599
- https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/sexual-health/in-depth/sex-education/art-20044034
- https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/HealthyLiving/talking-to-primary-school-children-about-sex
- https://www.unicef-irc.org/publications/pdf/digest7e.pdf
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.