Mengenal Hiperpigmentasi Kulit dan Cara Mengatasinya
Kulit belang sebelah, satu putih dan satunya agak hitam? Itu adalah tanda dari hiperpigmentasi kulit.
Banyak orang mengira bahwa kondisi ini disebabkan oleh paparan sinar matahari yang terlalu sering.
Namun, nyatanya tak hanya sebatas itu saja, lho, Moms!
Kenali penyebab hiperpigmentasi dan solusi untuk mengatasinya, yuk!
Baca Juga: Berkunjung ke Danau Cipondoh, Tempat Healing Warga Tangerang dan Sekitarnya
Apa Itu Hiperpigmentasi?
Hiperpigmentasi adalah kondisi munculnya bercak gelap pada kulit.
Masalah kulit ini dapat disebabkan oleh produksi melanin, yakni pigmen pemberi warna kulit, yang berlebihan.
Melanin diproduksi oleh sel kulit bernama melanosit.
Alhasil, bercak kulit menggelap muncul lebih banyak dibandingkan kulit normal di sekitarnya.
Ada beberapa faktor atau kondisi yang dapat meningkatkan produksi melanin dalam tubuh sehingga muncul kondisi hiperpigmentasi kulit. Misalnya:
- Peradangan atau cedera pada kulit, seperti jerawat, luka gores, atau luka bakar.
- Paparan sinar matahari terlalu sering atau lama.
- Penuaan kulit.
- Perubahan hormon, termasuk selama hamil atau akibat kondisi medis tertentu.
- Penggunaan obat-obat tertentu, seperti pil KB, obat kemoterapi, serta obat yang dapat meningkatkan sensitivitas kulit terhadap matahari.
- Penyakit Addison, yakni kondisi medis yang menyerang kelenjar adrenal
- Hemokromatosis, yaitu kondisi yang menyebabkan tubuh memiliki kadar zat besi terlalu banyak.
Hiperpigmentasi umumnya bisa timbul pada area kulit tertentu, atau muncul pada seluruh area kulit.
Gejala Hiperpigmentasi Kulit
Gejala utama hiperpigmentasi adalah munculnya bercak berwarna gelap di kulit.
Bercak ini dapat berukuran kecil atau besar dan dapat meluas ke seluruh bagian tubuh.
Selain munculnya bercak, hiperpigmentasi tidak menimbulkan gejala lain, seperti rasa sakit atau gatal.
Meski begitu, hiperpigmentasi dapat membuat penderitanya merasa tidak percaya diri akibat kemunculan bercak yang mengganggu penampilan.
Berdasarkan area munculnya bercak, hiperpigmentasi dapat terbagi ke dalam dua jenis, yaitu:
- Hiperpigmentasi focal (focal hyperpigmentation)
Hiperpigmentasi yang terjadi hanya pada satu area kulit.
Hipermentasi ini umumnya terjadi karena paparan sinar matahari, cedera, dan kelainan bawaan.
- Hiperpigmentasi luas (diffuse hyperpigmentation)
Hiperpigmentasi yang terjadi pada beberapa area kulit.
Jenis ini umumnya terjadi akibat efek samping penggunaan obat-obatan.
Baca Juga: 3 Rekomendasi Merek Obat Cacing Dewasa, Biar Enggak Cacingan, Nih Moms dan Dads!
Penyebab Hiperpigmentasi Kulit
Ketika kulit mengalami hiperpigmentasi, tandanya terdapat warna yang tidak merata.
Kulit yang menghitam tidak selalu karena faktor lingkungan, lho.
Yuk ketahui sejumlah penyebab hiperpigmentasi pada kulit!
1. Peradangan atau iritasi
American Academy of Dermatology Association memaparkan, iritasi dapat dipicu dari jerawat, eksim, gigitan serangga atau goresan.
Ketika gejalanya semakin parah, kondisi ini memicu peradangan pada kulit.
Peradangan tersebut dapat menyebabkan munculnya luka atau bintik hitam pada kulit.
Dengan demikian, warna kulit bisa tidak rata atau belang sebelah.
2. Faktor Kehamilan
Gangguan pigmentasi kulit dapat memengaruhi warna kulit di bagian tubuh mana saja.
Salah satu hal yang dapat memicu kondisi tersebut, yaitu kehamilan.
Faktanya, kehamilan dapat menyebabkan perubahan hormonal. Kondisi ini membuat kulit tampak lebih hitam daripada biasanya.
Kulit menghitam saat hamil adalah hal yang wajar dan akan kembali normal lagi setelah melahirkan.
3. Riwayat Vitiligo
Terdapat masalah kesehatan yang dapat memicu hiperpigmentasi, yaitu vitiligo.
Kulit tampak belang bisa menjadi tanda dari vitiligo.
Beda halnya dengan kulit menghitam, vitiligo adalah kondisi kulit tampak lebih putih di bagian tubuh tertentu, sedangkan bagian lainnya tetap menghitam.
Vitiligo tidak sama dengan albinisme atau albino, ya, Moms!
Baca Juga: 12 Kandungan Skincare untuk Menghilangkan Bekas Jerawat, Bisa untuk Bumil!
4. Tompel Kulit
Melasma atau sering disebut sebagai tompel ditandai dengan bercak hitam pada kulit.
Jenis hiperpigmentasi ini paling sering terjadi pada wanita, namun bisa juga terjadi pada pria.
Diperkirakan dipicu oleh kombinasi paparan sinar matahari, genetik, dan perubahan hormonal.
Terlepas itu, kondisi ini juga dikaitkan dengan penggunaan kontrasepsi oral, menurut American College of Osteopathic Dermatology.
5. Sinar Matahari
Studi dalam Harvard Health Publishing membenarkan jika hiperpigmentasi dipicu oleh paparan sinar matahari.
Ultraviolet matahari yang mengenai kulit akan memicu produksi melanin sebagai cara untuk perlindungan kulit.
Tambahan melanin itulah yang memberi warna cokelat atau pigmentasi kulit.
Meski bintik hitam akibat matahari tidak bersifat kanker, kondisi ini tetap tidak boleh dianggap remeh.
Jadwalkan untuk berkonsultasi dengan dokter kulit apabila hiperpigmentasi menimbulkan gejala lain.
6. Efek Samping Obat
Hiperpigmentasi juga bisa dipicu oleh efek samping obat-obatan tertentu.
Sering ditemukan kasus pada penderita penyakit Addison, yakni kelainan kelenjar adrenal yang dapat meningkatkan produksi melanin.
Obat-obatan tertentu, termasuk antibiotik dan pendukung kemoterapi juga dapat menyebabkan kulit tampak belang.
Baca Juga: Penyebab Jerawat Meradang di Wajah dan Cara Mengatasinya, Pastikan Rajin Bersihkan Wajah
Jenis-Jenis Hiperpigmentasi
Hiperpigmentasi adalah bercak kulit berwarna gelap di tubuh.
Tapi, mengapa flek hitam di kulit bisa menyebar atau bahkan berpindah ke kulit di bagian tubuh lainnya?
Berikut adalah sejumlah perbedaan jenis dari setiap kulit menghitam pada tubuh:
1. Solar Lentigines
Disebut juga sebagai bagian dari hiperpigmentasi lokal. Kondisi ini disebabkan karena flek hitam akibat paparan matahari.
Paparan UV yang menembus kulit dapat memengaruhi lapisan kulit. Inilah pentingnya penggunaan sunscreen.
Bintik matahari juga dikenal sebagai solar lentigines. Kondisi ini kerap muncul di bagian tubuh yang terbuka.
Bintik hitam di kulit akibat matahari biasanya muncul di tangan, leher, dan wajah.
Ini dapat berkembang seiring bertambahnya usia karena sejumlah faktor tertentu.
2. Flek Hitam Pasca Peradangan
Hiperpigmentasi pasca peradangan kerap terjadi karena timbulnya jerawat atau luka iritasi pada kulit.
Area yang terkena akan menjadi gelap selama proses penyembuhan dan mengakibatkan hiperpigmentasi.
Kondisi ini lebih sering terjadi pada mereka yang memiliki warna kulit lebih gelap.
Bintik hitam kecil-kecil di kulit ini membutuhkan waktu lebih lama agar sepenuhnya hilang.
3. Melasma
Ini juga merupakan bentuk umum dari pigmentasi kulit.
Seringnya disebabkan oleh beberapa faktor, seperti radiasi UV, perubahan hormonal, dan obat-obatan tertentu.
Melansir Anais Brasileiros de Dermatologia, melasma juga dapat berkembang selama kehamilan, karena perubahan hormonal.
Bentuk pigmentasi ini juga dapat diturunkan melalui riwayat genetik.
Kondisi ini paling sering muncul di wajah, meski tak menutup kemungkinan untuk terjadi di leher dan lengan.
Baca Juga: 6 Rekomendasi Dokter Kulit Denpasar, Bisa Mengatasi Berbagai Permasalahan Kulit
Cara Mengatasi Hiperpigmentasi
Lantas, bagaimana mengobati kulit yang menggelap akibat hiperpigmentasi?
Berikut ini tips yang bisa dicoba untuk meredakan atau bahkan mengatasi hiperpigmentasi:
1. Gunakan Pelembap Kulit
Sebagian besar kasus hiperpigmentasi dapat diatasi dengan menggunakan produk pelembap.
Penggunaan skincare lain yang sesuai dengan jenis kulit juga mungkin membantu.
"Misalnya, gliserin, asam hialuronat atau bahkan retinol untuk meningkatkan pergantian sel," kata Doris Day, MD, asisten profesor klinis dermatologi di NYU Medical School di New York City, dikutip dari everydayhealth.com.
Pelembap yang baik juga dapat memulihkan lapisan lipid (lemak) pada kulit.
Artinya, ini membantu melindungi kulit dari sinar matahari serta membantu mencegah kulit menghitam.
2. Hindari Menggaruk Kulit
Kulit gatal akibat gigitan serangga atau nyamuk? Jangan digaruk, ya!
"Menggaruk kulit hanya akan meningkatkan peradangan yang menyebabkan perubahan warna kulit," kata Jeanine Downie, MD, seorang dokter kulit dan direktur Image Dermatology di Montclair, New Jersey.
Jangan sampai hiperpigmentasi akan semakin sulit untuk diatasi, Moms!
Baca Juga: 5 Manfaat Sabun Susu Kambing untuk Kulit, Dapat Cegah Alergi
3. Pakai Sunscreen
Masih ingin keluar rumah tanpa menggunakan sunscreen?
Jangan heran jika kulit akan semakin belang atau muncul bintik hitam.
Mengatasi hiperpigmentasi bisa dengan menggunakan sunscreen.
Konon, semakin cepat mengobati kulit yang belang, akan semakin mudah untuk meratakan warnanya.
4. Gunakan Ekstrak Teh Hijau
The Journal of Clinical and Aesthetic Dermatology menjelaskan bahwa ekstrak teh hijau dapat mengatasi hiperpigmentasi.
Para peneliti telah lama mempelajari teh hijau untuk potensi antioksidan dan antiradang.
Diketahui, ini dapat meringankan melasma dan mengurangi risiko kulit terbakar.
Meski begitu, diperlukan lebih banyak penelitian untuk melihat hasil optimal dalam penggunaan herbal ini.
5. Oleskan Aloe Vera
Aloesin, senyawa yang ada dalam lidah buaya, dapat meringankan hiperpigmentasi.
Ini bekerja dengan cara menghambat produksi melanin di kulit.
Ada studi yang menunjukkan bahwa mengonsumsi kapsul lidah buaya dapat meredakan melasma pada wanita hamil.
Moms juga bisa mendapatkan manfaat tersebut dengan mengoleskan gel lidah buaya ke kulit setiap hari.
Namun, hindari pemakaian apabila ada indikasi alergi terhadap tanaman ini, ya!
Baca Juga: Tips dan Cara Membuat Bingkai Foto Gantung, Estetik Banget!
6. Rutin Pakai Skincare
Ingin hasil yang lebih optimal? Mari rutin menggunakan skincare untuk mengobati bercak hitam pada kulit.
Beberapa skincare yang baik akan mencakup bahan-bahan yang mencerahkan kulit, seperti:
- Asam azelaic
- Kortikosteroid
- Hidrokuinon
- Asam kojic
- Retinoid, seperti tretinoin
- Vitamin C
Ketahui tahapan memakai skincare bagi pemula untuk hasil yang lebih optimal.
7. Chemical Peeling
Saatnya untuk mencoba chemical peeling sebagai teknik untuk mengatasi hiperpigmentasi.
MedlinePlus menjelaskan, cara ini bisa digunakan untuk mengurangi kulit yang belang akibat kondisi tertentu.
Ini adalah teknik yang digunakan untuk memperbaiki penampilan kulit pada wajah, leher, atau tangan.
Sebuah larutan kimia akan dioleskan pada kulit yang nantinya untuk mengangkat kulit mati.
Efek samping yang ditimbulkan mungkin kulit akan terkelupas.
Namun, tenang saja, ini tidak terasa nyeri dan akan terbayar dengan hasilnya.
Baca Juga: Adakah Cara Mengetahui Orang Hamil dari Leher? Ini Faktanya!
Cara Mencegah Hiperpigmentasi
Paparan sinar matahari adalah salah satu penyebab utama hiperpigmentasi.
Karenanya, mengaplikasikan tabir surya dengan SPF 30 hingga 50 akan melindungi tubuh dari semua efek berbahaya tersebut.
Cobalah tabir surya spektrum luas yang melindungi kulit dari sinar UVA dan UVB.
Jangan lupa untuk mengoleskan kembali setiap 2-3 jam, atau setelah tubuh banyak berkeringat.
Pertimbangkan untuk memilih tabir surya antikeringat jika banyak beraktivitas di luar atau berolahraga.
Jika memungkinkan, hindari pergi ke luar rumah saat matahari terik, yakni antara jam 9 pagi dan 4 sore.
Kenakan pakaian lengan panjang dan topi sebagai pelindung tambahan.
Selain itu, pastikan juga untuk memilih produk yang bebas alkohol, sulfat, dan paraben.
Baca Juga: Ketahui Rekomendasi Obat Batuk Ibu Menyusui yang Bisa Dikonsumsi
Yuk, mulai sekarang coba berbagai cara mencegah hiperpigmentasi di atas, Moms!
Jika keluhan tidak kunjung membaik, jangan ragu untuk segera berobat ke dokter spesialis kulit, ya!
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4155956/
- https://www.aad.org/public/everyday-care/skin-care-secrets/routine/fade-dark-spots
- https://www.aocd.org/page/Hyperpigmentation
- https://www.health.harvard.edu/womens-health/unmasking-the-causes-and-treatments-of-melasma
- https://www.everydayhealth.com/beauty-pictures/tricks-to-treat-hyperpigmentation.aspx
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5843359/
- https://medlineplus.gov/skinpigmentationdisorders.html
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.