Hukum Puasa bagi Ibu Hamil Menurut Islam, Adakah Keringanan?
Ibu hamil mungkin kesulitan untuk puasa di bulan Ramadan, karena jangan sampai kekurangan nutrisi untuk ibu dan janin. Lantas bagaimana hukum puasa bagi ibu hamil?
Moms yang tengah mengandung mungkin merasa khawatir akan risiko masalah kesehatan yang akan dialami jika memaksakan diri berpuasa.
Namun, di satu sisi Moms ingin menunaikan ibadah puasa karena ini adalah ibadah wajib bagi umat Islam di bulan Ramadan.
Untuk Moms yang masih bingung bagaimana hukum puasa bagi ibu hamil sebaiknya menyimak penjelasan berikut ini.
Baca Juga: Hukum Memotong Kuku Saat Puasa dalam Islam, Wajib Tahu!
Ibu Hamil Termasuk Orang yang Boleh Tidak Berpuasa
Di bulan Ramadan, banyak ibu hamil yang bimbang apakah harus tetap melaksanakan kewajiban puasa atau tidak.
Puasa Ramadan wajib bagi orang yang balig, berakal, sehat, muda, dan mampu menjalankan puasa.
Lantas bagaimana ketentuan hukum puasa bagi ibu hamil?
Ibu hamil ternyata termasuk golongan orang yang boleh tidak berpuasa, seperti yang dikutip dari NU Online.
Dijelaskan bahwa orang yang boleh tidak berpuasa tersebut disebutkan oleh Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantani dalam kitab Kasyifatu Saja.
يباح الفطر في رمضان لستة للمسافر والمريض والشيخ الهرم أي الكبير الضعيف والحامل ولو من زنا أو شبهة ولو بغير آدمي حيث كان معصوما والعطشان أي حيث لحقه مشقة شديدة لا تحتمل عادة عند الزيادي أو تبيح التيمم عند الرملي ومثله الجائع وللمرضعة ولو مستأجرة أو متبرعة ولو لغير آدمي
Artinya: “Enam orang berikut ini diperbolehkan berbuka puasa di siang hari bulan Ramadan.
Mereka adalah pertama musafir, kedua orang sakit, ketiga orang jompo (tua yang tak berdaya), keempat wanita hamil (sekalipun hamil karena zina atau jimak syubhat [kendati wanita ini berjimak dengan selain manusia tetapi ma’shum]).
Kelima orang yang tercekik haus (sekira kesulitan besar menimpanya dengan catatan yang tak tertanggungkan pada lazimnya menurut Az-Zayadi, sebuah kesulitan yang membolehkan orang bertayamum menurut Ar-Romli)-serupa dengan orang yang tercekik haus ialah orang yang tingkat laparnya tidak terperikan,
dan keenam wanita menyusui baik diberikan upah atau suka rela."
Ini diperkuat oleh salah satu hadis dari HR. Abu Daud, dishahihkan oleh Al-Albany dalam kitab Irwa'ul Ghalil.
Hadis tersebut menyebutkan bahwa ibu hamil dan atau ibu menyusui, jika keduanya takut membahayakan anak-anak mereka, maka mereka boleh berbuka dan sebagai gantinya memberi makan orang miskin.
Hukum Puasa bagi Ibu Hamil Menurut Islam
Boleh atau tidaknya perempuan hamil meninggalkan kewajiban puasanya sangat bergantung dengan kondisi kesehatan serta kemungkinan buruk yang bisa menimpanya.
Melansir NU Online, hukum puasa bagi ibu hamil asalnya adalah wajib.
Meski demikian, sebaiknya sebelum memutuskan untuk tidak berpuasa, ibu hamil dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan kondisi kesehatan dirinya dan janinnya.
Hanya saja, jika khawatir akan kondisi kesehatan diri dan janin yang dikandung, maka dibolehkan untuk tidak puasa.
Namun, tentunya ibadah puasa ini wajib diganti di lain waktu ketika sudah sanggup untuk berpuasa.
Berikut ini ketentuan penggantian puasa bagi ibu hamil.
1. Wajib Mengganti Puasa
Hukum puasa bagi ibu hamil memang boleh tidak menjalankannya di bulan Ramadan. Namun wajib menggantinya.
Ini berlaku ketika ibu hamil tidak berpuasa karena khawatir terhadap kondisi fisiknya atau khawatir kondisi fisiknya sekaligus kondisi kandungannya.
Jika begitu, ia hanya diwajibkan mengganti puasanya saja.
2. Wajib Mengganti Puasa dan Membayar Fidyah
Hukum puasa bagi ibu hamil selain mengganti puasa yang ditinggalkan juga perlu membayar fidyah.
Ini berlaku ketika ibu hamil hanya khawatir pada kondisi kandungannya.
Jika begitu ia wajib mengganti puasa dan membayar fidyah.
Hal ini dijelaskan dalam Hasyiyah al-Qulyubi
(وَأَمَّا الْحَامِلُ وَالْمُرْضِعُ فَإِنْ أَفْطَرَتَا خَوْفًا) مِنْ الصَّوْمِ. (عَلَى نَفْسِهِمَا) وَحْدَهُمَا أَوْ مَعَ وَلَدَيْهِمَا كَمَا قَالَهُ فِي شَرْحِ الْمُهَذَّبِ (وَجَبَ) عَلَيْهِمَا (الْقَضَاءُ بِلَا فِدْيَةٍ) كَالْمَرِيضِ. ((أَوْ) (عَلَى الْوَلَدِ) أَيْ وَلَدِ كُلٍّ مِنْهُمَا (لَزِمَتْهُمَا) مَعَ الْقَضَاءِ (الْفِدْيَةُ فِي الْأَظْهَرِ)
Artinya: “Perempuan hamil dan menyusui ketika tidak berpuasa karena khawatir pada diri mereka, atau khawatir pada diri mereka dan bayi mereka (seperti yang diungkapkan dalam kitab Syarh al-Muhadzab), maka wajib mengqadha’i puasanya saja, tanpa perlu membayar fidyah, seperti halnya bagi orang yang sakit.
Sedangkan ketika khawatir pada kandungan atau bayi mereka, maka wajib mengqadha’i puasa sekaligus membayar fidyah menurut qaul al-Adzhar,” (Syihabuddin al-Qulyubi, Hasyiyah al-Qulyubi ala al-Mahalli, juz 2, hal. 76).
Jadi, meski hukum puasa bagi ibu hamil diperbolehkan untuk tidak puasa, tetap harus menggantinya atau membayar fidyah.
Baca Juga: 26 Pantangan Ibu Hamil Menurut Islam dan Umum, Waspadai!
Apakah Puasa Aman bagi Ibu Hamil Menurut Medis?
Setelah memahami hukum puasa bagi ibu hamil, Moms mungkin merasa sanggup dan kuat untuk puasa sehingga ingin tetap menjalankan ibadah ini.
Namun, bagaimana penjelasannya menurut medis? Apakah aman ibu hamil menjalani puasa?
Menurut American Journal of Obstetrics & Gynecology, puasa bagi ibu hamil bisa membuat ibu menjadi sangat kelelahan.
Sementara itu menurut British Nutrition Foundation puasa bagi ibu hamil dapat meningkatkan risiko dehidrasi.
Apalagi jika bulan Ramadan bertepatan dengan musim panas.
Bukan hanya merasa sangat kehausan atau urine yang berwarna gelap, tanda ibu hamil yang dehidrasi karena puasa antara lain merasa pusing, sakit kepala, mulut kering, bahkan bisa pingsan.
Karena itu keringanan hukum puasa bagi ibu hamil juga diiringi dengan alasan medis yang mendukungnya.
Baca Juga: 5 Cara Mengatasi Pusing Saat Puasa, Pastikan Istirahat Cukup
Tips Puasa bagi Ibu Hamil
Meski sudah memahami ketentuan hukum puasa bagi ibu hamil serta penjelasannya menurut medis, mungkin Moms masih merasa yakin dapat berpuasa.
Berikut ini tips yang bisa Moms terapkan.
1. Konsultasi dengan Dokter
Bicaralah dengan dokter yang dapat memeriksa kesehatan Moms dan cari tahu kemungkinan komplikasi yang bisa terjadi akibat puasa yang Moms lakukan.
Moms mungkin perlu lebih sering melakukan pemeriksaan selama puasa untuk memantau kadar gula darah.
Puasa dianggap tidak aman jika Moms menderita diabetes, anemia dan sedang hamil.
2. Kurangi Konsumsi Makanan dan Minuman yang Dapat Membahayakan
Jika Moms terbiasa konsumsi banyak minuman berkafein, seperti kopi, teh dan soda, kurangi sebelum Moms mulai berpuasa untuk mencegah sakit kepala karena gejala putus zat.
Moms tidak boleh mengonsumsi lebih dari 200mg kafein atau sekitar 2 cangkir kopi instan saat sedang hamil.
Ingatlah bahwa cokelat dan teh hijau juga mengandung sedikit kafein.
3. Atur Prioritas dalam Berkegiatan Fisik
Ketika hamil dan puasa, simpan energi Moms yang terbatas. Atur prioritas, kegiatan mana yang harus Moms lakukan dan kesampingkan.
Hindari aktivitas yang akan membuat Moms kelelahan secara fisik saat berpuasa.
Cobalah untuk tidak berjalan jauh atau membawa barang berat.
Moms juga harus mengurangi pekerjaan rumah tangga dan apa pun yang membuat Moms lelah.
Baca Juga: Bagaimana Hukum Berkata Kasar saat Puasa? Ini Kata Ulama!
4. Minum Banyak Air
Tetap terhidrasi atau minum banyak air saat sahur dan buka puasa. Minumlah sekitar 1,5 liter hingga 2 liter air.
5. Sahur dan Buka Puasa dengan Makanan Sehat
Pilih makanan yang melepaskan energi secara perlahan.
Karbohidrat kompleks, seperti biji-bijian, serta makanan berserat tinggi, seperti kacang-kacangan, sayuran, dan buah-buahan akan membantu Moms terus berenergi.
Ini juga akan membantu Moms mencegah sembelit.
6. Istirahat dan Tidur Nyenyak
Rencanakan hari-hari Moms agar dapat beristirahat secara teratur.
Baca Juga: Bolehkah Ibu Hamil Puasa di Trimester 1-3? Ini Penjelasannya
Tanda Bahaya Puasa bagi Ibu Hamil
Bagi Moms yang sudah paham hukum puasa bagi ibu hamil tapi tetap puasa, penting untuk tahu apa saja kondisi yang membuat Moms sebaiknya membatalkan puasa.
Beberapa tanda itu, adalah:
1. Berat Badan yang Tidak Bertambah atau Turun
Waspada jika berat badan Moms tidak bertambah begitu juga berat janin dalam kandungan Moms.
2. Muncul Tanda Dehidrasi
Jika Moms menjadi sangat haus, lebih jarang buang air kecil atau air seni Moms menjadi berwarna gelap dan berbau tajam, ini adalah tanda dehidrasi.
3. Muncul Gangguan Kesehatan
Jika Moms mengalami sakit kepala, pusing, nyeri, demam, hingga mual dan muntah, sebaiknya batalkan puasa Moms.
Moms harus segera menghubungi dokter ketika:
- Ada perubahan nyata pada gerakan bayi
Seperti jika bayi Moms tidak banyak bergerak atau tidak banyak menendang.
- Moms merasakan nyeri seperti kontraksi
Ini bisa menjadi tanda persalinan prematur.
Jadi, sudah jelaskah Moms hukum puasa bagi ibu hamil menurut Islam? Semoga tidak bingung lagi, ya!
- https://www.nutrition.org.uk/healthyliving/nutritionforpregnancy/ramadanpregnancy.html
- https://islamqa.info/id/answers/3434/apakah-wanita-hamil-lebih-baik-berpuasa-atau-berbuka
- https://islam.nu.or.id/syariah/enam-orang-ini-dibolehkan-islam-tidak-berpuasa-ramadhan-Jb8yz
- https://islam.nu.or.id/ramadhan/puasa-ramadhan-untuk-perempuan-hamil-zucRZ
- https://www.ajog.org/article/S0002-9378(23)00169-2/pdf
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.