19 November 2024

7 Jenis-Jenis Bullying serta Dampaknya terhadap Korban

Ada penindasan fisik, seksual hingga perundungan siber

Jenis-jenis bullying tidak hanya terbatas pada penghinaan fisik atau kata-kata kasar. Ternyata, ada berbagai bentuk bullying lainnya yang sering terjadi dan perlu Moms waspadai.

Sekolah dan lingkungan bermain seharusnya menjadi tempat yang aman bagi Si Kecil untuk berkembang.

Namun, kenyataannya, banyak jenis-jenis bullying atau penindasan yang masih sering terjadi di sekitar anak-anak, baik itu di sekolah, pergaulan, bahkan di dalam keluarga.

Penting bagi kita untuk memahami berbagai jenis-jenis bullying ini agar bisa melindungi anak-anak dari dampaknya.

Yuk, simak lebih lanjut dalam artikel ini untuk mengetahui jenis-jenis bullying yang perlu diwaspadai dan cara menghadapinya.

Baca Juga: Mengenal PTSD, Masalah Kesehatan Mental Akibat Trauma

Apa Itu Bullying?

Wanita Menangis
Foto: Wanita Menangis (Orami Photo Stocks)

Bullying atau perundungan adalah perilaku agresif yang disengaja dan dilakukan berulang oleh pelaku terhadap seseorang.

Kondisi bullying dapat terjadi di sekolah, lingkungan kerja, pertemanan, atau bahkan lingkup terdekat seperti keluarga.

Terkadang, anak yang menjadi korban bullying tidak berani memberi tahu orang tua atau keluarga terdekatnya.

Hal ini entah karena takut semakin ditindas atau karena merasa dirinya pantas diperlakukan secara tidak adil.

Penting bagi Moms dan Dads untuk membangun komunikasi yang baik dengan anak guna mencegah bullying dan dampak buruknya.

Menurut Steven Pastyrnak, Ph.D., Kepala Divisi Psikologi di Rumah Sakit Anak Helen DeVos di Grand Rapids, orang tua perlu mengajukan pertanyaan kepada anak.

Buatlah anak-anak berbicara secara terbuka tentang situasi sosial yang mereka alami.

Orang tua juga perlu mengetahui teman yang baik dan tidak untuk anak, guna mencegah perundungan sosial.

Selain itu, orang tua juga harus peka melihat ciri-ciri bullying di sekolah, lingkungan sekitar, atau keluarga yang bisa saja dialami oleh anak-anak secara tidak disadari.

Baca Juga: Peran Penting Orang Tua dalam Perilaku Bullying Anak

Jenis-Jenis Bullying

Perlu Moms ketahui, tidak semua pelaku bullying itu sama.

Setiap jenis-jenis bullying memiliki gaya yang berbeda. Pelaku juga akan menggunakan taktik yang berbeda untuk mengintimidasi dan mengendalikan korbannya.

Yuk, pahami jenis-jenis bullying lewat penjelasan di bawah ini, Moms!

1. Penindasan Verbal

Kekerasan pada Anak
Foto: Kekerasan pada Anak (Orami Photo Stocks)

Perundungan verbal adalah ketika Si Kecil dicemooh secara lisan oleh orang lain, misalnya dengan dipanggil "si bodoh", "si gendut", "si jelek", dan sebagainya.

Makian atau ejekan yang menyakitkan hati juga termasuk perundungan verbal, lho, Moms.

Biasanya, perundungan verbal akan menggunakan penghinaan tanpa henti untuk meremehkan, merendahkan, dan menyakiti orang lain.

Perundung memilih target mereka berdasarkan caranya melihat, bertindak, atau berperilaku.

Penindas verbal juga biasanya menargetkan anak-anak dengan kebutuhan khusus, misalnya pengidap down syndrome.

Bullying verbal sangat sulit untuk diidentifikasi, karena 'serangan' hampir selalu terjadi ketika orang dewasa tidak ada.

2. Penindasan atau Kekerasan Fisik

Jenis-jenis bullying ini memiliki dampak buruk yang terlihat dengan jelas oleh 'mata telanjang'.

Bullying di sekolah yang berkaitan dengan fisik terjadi ketika seseorang melakukan tindak kekerasan untuk mendapatkan kendali atas targetnya.

Contoh intimidasi fisik atau tindak kekerasan yang dimaksud, termasuk menendang, memukul, meninju, menampar, mendorong, dan lainnya.

Anak mungkin mengalami memar atau luka. Ketika ditanya, ia akan memberikan alasan yang tidak jelas, seperti jatuh dari tangga.

Meski begitu, korban perundungan fisik juga terkadang tidak mengalami bekas-bekas yang dapat dilihat mata.

Di sini, orang tua berperan penting dalam memerhatikan tingkah laku Si Kecil.

Moms bisa memperhatikan tanda-tanda lain, seperti anak tidak mau pakai baju yang agak terbuka, atau Si Kecil merasa kesakitan ketika Moms menyentuh bagian tubuh tertentu.

Biasanya anak yang bertubuh kecil atau fisiknya lemah rentan mengalami jenis bullying yang satu ini.

Baca Juga: Kekerasan pada Anak: Jenis, Penyebab, dan Dampak Buruknya

3. Pengucilan atau Bullying Relasional

Hindari Kekerasan pada Anak
Foto: Hindari Kekerasan pada Anak (Orami Photo Stocks)

Meskipun tidak diejek langsung atau disakiti secara fisik, pengucilan juga termasuk dalam jenis perundungan sosial.

Anak mungkin difitnah atau disudutkan sehingga tak ada yang mau berteman dengannya.

Terkadang, pengucilan juga disebut sebagai intimidasi emosional atau agresi relasional.

Pengganggu relasional atau pelaku bullying jenis ini sering mengucilkan orang lain dari suatu kelompok.

Mereka pun dapat menyebarkan desas-desus, memanipulasi situasi, dan menghancurkan kepercayaan orang lain terhadap targetnya.

Tujuan dari pelaku pengucilan adalah untuk meningkatkan status sosial dirinya sendiri, dengan mengendalikan atau menindas orang lain.

Perhatikan jika anak lebih senang menyendiri dan sibuk main video game daripada bermain bersama teman-temannya.

Anak yang dikucilkan juga cenderung tidak percaya diri dan mudah tersinggung.

4. Cyberbullying

Maraknya penggunaan media sosial dan internet perlu ditanggapi dengan bijak.

Pasalnya, penindasan pada anak juga bisa terjadi di dunia maya. Penindasan ini dikenal dengan istilah cyberbullying.

Misalnya, ketika akun media sosial anak dibanjiri komentar negatif yang menyakitkan atau data pribadi seperti foto dan video disebarkan tanpa seizin anak.

Pelaku cyberbullying sering mengatakan hal-hal yang tidak berani mereka katakan secara langsung.

Teknologi membuat mereka merasa anonim, terisolasi, dan terlepas dari situasi.

Hingga tak heran, pelakunya mungkin menggunakan nama samaran untuk mengelabui targetnya.


5. Penindasan Seksual

Ilustrasi Kekerasan
Foto: Ilustrasi Kekerasan (Freepik.com/doidam10)

Jenis bullying yang satu ini lebih sering dialami anak perempuan daripada anak laki-laki.

Penindasan seksual terdiri dari tindakan berulang, berbahaya, dan memalukan yang menargetkan seseorang secara seksual.

Biasanya si korban menerima ejekan atau julukan yang bernada seksual atau melecehkan.

Misalnya, tubuh anak sudah lebih dewasa dari anak perempuan seusianya.

Termasuk juga pemanggilan nama secara seksual, komentar kasar, gerakan vulgar, sentuhan tanpa diundang, proposisi seksual, dan materi pornografi.

Seorang penindas mungkin membuat komentar kasar tentang penampilan, daya tarik, perkembangan seksual, atau aktivitas seksual teman sebayanya.

Selain itu, sexting juga dapat menyebabkan intimidasi dan penindasan seksual.

Jika seorang gadis mengirim foto dirinya ke pacar, dia mungkin membagikan foto itu secara luas jika mereka putus.

Dia menjadi sasaran intimidasi seksual karena orang-orang mengolok-olok tubuhnya, memanggilnya dengan nama yang kasar, dan membuat komentar vulgar tentang dirinya.

6. Penindasan Secara Emosional

Penindasan secara emosional mengacu pada tindakan nonfisik yang bertujuan untuk merusak status sosial atau reputasi orang lain.

Perundungan sosial ini terjadi ketika mencoba untuk meningkatkan status sosialnya sendiri.

Penindasan secara emosional ditandai dengan verbalisasi yang kejam dan manipulatif.

Berbagai bentuk penindasan secara emosional dapat digunakan untuk merusak reputasi atau status sosial seseorang.

Melansir dari Study.com, beberapa contohnya seperti:

  • Bergosip, merupakan tindakan dengan membicarakan seseorang di belakang mereka.
  • Mengejek, merupakan tindakan menghina atau mengkritik orang lain untuk membuatnya terlihat buruk.

7. Bullying Berdasarkan Seksualitas dan Gender

Bullying yang berkaitan dengan seksualitas dan gender biasanya berhubungan dengan komentar atau perlakuan yang merendahkan mengenai orientasi seksual atau identitas gender seseorang.

Mengutip dari Goverment Western Australia jenis bullying ini bisa berupa lelucon atau ejekan yang tidak sopan, hinaan, gambar, pesan teks, atau email yang dikirim oleh pelaku bullying.

Selain itu, ada juga pertanyaan yang sangat pribadi mengenai kehidupan seseorang yang membuat anak merasa tidak nyaman.

Jenis bullying ini bisa sangat menyakitkan karena menyerang siapa diri seseorang, baik dari segi seksualitas maupun gender, dan bisa mempengaruhi perasaan serta rasa percaya diri anak.

Baca Juga: 11 Cara Mencegah dan Menghentikan Anak Jadi Pembully

Mengenali Tanda-Tanda Anak Mengalami Bullying

Anak Dibully
Foto: Anak Dibully (Freepik.com/gpointstudio)

Bullying pada anak seringkali tidak langsung terlihat, dan banyak anak yang merasa takut atau malu untuk mengungkapkannya kepada orang tua.

Meskipun demikian, ada beberapa tanda yang bisa Moms perhatikan jika khawatir anak sedang menjadi korban bullying. Berikut adalah beberapa tanda yang dikutip dari Raising Children:

1. Tanda Fisik

Anak yang menjadi korban bullying bisa menunjukkan beberapa perubahan fisik yang mencurigakan, seperti:

  • Memiliki memar, luka, atau goresan di tubuh
  • Pakaian yang sobek atau rusak
  • Kehilangan barang-barang milik mereka, seperti mainan atau alat sekolah
  • Mengalami masalah makan atau tidur, seperti nafsu makan yang menurun atau kesulitan tidur
  • Mengompol meskipun anak sudah cukup besar
  • Mengeluh tentang sakit kepala atau sakit perut

2. Masalah di Sekolah

Jika anak menunjukkan perubahan sikap di sekolah, itu bisa menjadi tanda bahwa mereka sedang dibuli. Beberapa tanda yang perlu diperhatikan antara lain:

  • Tidak ingin pergi ke sekolah atau ikut kegiatan sekolah
  • Menghindari perjalanan sekolah atau kegiatan kelompok
  • Menghabiskan waktu sendirian, misalnya lebih sering mendekat ke guru saat jam istirahat
  • Kesulitan dalam bertanya atau menjawab pertanyaan di kelas
  • Menyelesaikan pekerjaan rumah atau tugas sekolah dengan kesulitan
  • Tidak lagi tertarik mengikuti kegiatan sekolah yang biasanya mereka nikmati
  • Tidak berbicara tentang hal-hal positif yang terjadi di sekolah

3. Perubahan Sosial

Jika anak tiba-tiba menghindari kegiatan sosial yang biasanya mereka nikmati, ini bisa menjadi tanda mereka mengalami bullying. Perubahan sosial yang terlihat bisa meliputi:

  • Menghindari acara sosial, seperti pesta atau pertemuan dengan teman-teman.
  • Tidak lagi berbicara tentang aktivitas menyenangkan dengan teman-teman.

4. Perubahan Emosional dan Perilaku

Selain perubahan fisik dan sosial, ada juga tanda-tanda emosional dan perilaku yang bisa menunjukkan bahwa anak sedang dibuli, seperti:

  • Menjadi sangat cemas atau gugup
  • Terlihat sedih, murung, mudah menangis, atau marah tanpa alasan yang jelas
  • Menjadi lebih tertutup atau menyembunyikan perasaan mereka
  • Meminta uang ekstra atau camilan tambahan
  • Tidak tampak antusias atau bersemangat tentang hal-hal yang biasanya mereka nikmati

Tipe-Tipe Penindas

Wanita Menangis Keras
Foto: Wanita Menangis Keras (Freepik.com/cookie-studio)

Penindas memiliki gaya, kepribadian, tujuan, dan perilaku yang berbeda-beda.

Motivasi mereka melakukan tindakan bullying tentunya bervariasi.

Sehingga para penindas tersebut dapat dibagi dalam beberapa kategori, seperti:

1. Pernah Menjadi Korban Penindasan

Tampaknya, seseorang yang pernah menjadi korban bully juga bisa menjadi seseorang yang hobi menindas orang lain.

Mereka sering kali dapat menggertak orang lain yang lebih lemah dari mereka.

Tujuannya adalah untuk mendapatkan kembali rasa kekuasaan dan kendali dalam hidup mereka.

Penindasan mereka adalah cara untuk membalas rasa sakit yang mereka rasakan.

Bisa juga penindas tipe ini pernah mengalami kekerasan dalam rumah tangga atau mengalami pelecehan dari orang terdekatnya.

Kebanyakan tipe ini merupakan seseorang yang penyendiri yang menambah rasa ketidakberdayaan dan kemarahan yang mereka rasakan.

Baca Juga: Victim Blaming, Sikap yang Menyudutkan Korban Kekerasan

2. Penindas yang Populer

Penindas jenis ini merupakan orang-orang populer yang memiliki ego tinggi.

Mereka memiliki kepercayaan diri yang tinggi sehingga sering merendahkan orang lain.

Biasanya tipe ini memiliki kelompok yang merasa seperti mereka adalah penguasa sekolah.

Penindas seperti ini biasanya memiliki privilege seperti popularitas, pendidikan, atau status sosial ekonomi.

3. Tipe yang Melakukan Penindasan untuk Kesenangan

Penindas tipe ini sering kali tidak dapat merasakan empati terhadap orang lain.

Mereka akan tampak dingin, tidak berperasaan, dan tidak menunjukkan adanya penyesalan atas apa yang mereka lakukan terhadap orang lain.

Meskipun tipe ini kurang umum dibandingkan jenis penindas lainnya, namun bisa dianggap sebagai tipe yang paling berbahaya.

Hal ini sebab mereka dapat menindas orang lain hanya untuk kesenangan semata.

Ada kemungkinan tipe ini memiliki masalah psikologis yang mendalam dan perlu ditangani oleh seorang profesional.


Dampak Bullying Terhadap Individu

Ilustrasi Tanpa Kekerasan
Foto: Ilustrasi Tanpa Kekerasan (Freepik.com/asier-relampagoestudio)

Jenis-jenis bullying di atas dapat memicu trauma dan dampak serius pada individu, baik mental ataupun fisik.

Mari kenali berbagai dampak yang bisa dirasakan dari korban bullying:

1. Meninggalkan Bekas Trauma

Banyak orang masih kurang peka terhadap bullying yang terjadi di sekitar kita.

Selain itu, banyak orang dewasa merasa bahwa hal-hal yang dikatakan anak-anak tidak memengaruhi orang lain secara signifikan.

Akibatnya, mereka biasanya menyuruh korban bullying untuk “mengabaikannya”.

Padahal, bullying verbal harus ditanggapi dengan serius.

Hal ini karena korban jenis bullying verbal biasanya tidak percaya diri, mudah tersinggung, dan menarik diri dari pergaulan.

Bahkan, penelitian di Journal of Adolescent Health menunjukkan bahwa intimidasi verbal dan pemanggilan nama atau julukan tertentu yang bermakna buruk memiliki konsekuensi serius.

Akibatnya, ini dapat meninggalkan bekas luka emosional yang mendalam untuk para korban.

2. Hidup Tidak Tenang

Dampak dari kekerasan yakni bisa membuat hidup seseorang tidak tenang.

Biasanya, tindakannya sangat keterlaluan karena pengganggu dapat melecehkan target mereka dengan risiko tertangkap yang jauh lebih kecil.

Sementara itu, korban akan merasa bahwa peristiwa tidak nyaman ini berlangsung terus-menerus dan tak pernah berakhir.

Hal ini karena penindas dapat mendatangi mereka kapan saja dan di mana saja melalui internet atau langsung.

Bila anak sering menghabiskan waktu di dunia maya tapi selalu tampak resah atau sedih, Moms perlu berhati-hati dan bicarakan baik-baik dengan anak.

Barangkali, mereka menjadi korban dari cyberbullying.

3. Menutup Diri dari Publik

Anak Moms mungkin mengalami penindasan serius dari teman-temannya di sekolah.

Jadi, waspadai jenis bullying ini karena jika tidak ditanggapi secara serius, bullying bisa berujung pada kekerasan seksual.

Biasanya korban bullying secara seksual akan menutup diri.

Korban juga mungkin menolak memakai pakaian terbuka, takut menghadapi lawan jenis, dan merasa tidak percaya diri.

Baca Juga: 11 Ciri Strict Parents dan Dampak Buruknya terhadap Anak

4. Kecemasan dan Depresi

Dampak bullying selanjutnya yakni bisa memicu kecemasan hingga depresi.

Kecemasan adalah perasaan khawatir atau takut yang berlebihan terhadap situasi atau kejadian tertentu.

Ini bisa membuat seseorang merasa gelisah, tegang, dan sulit berkonsentrasi.

Kecemasan akibat bullying dapat terjadi karena korban sering merasa takut dan tidak aman akan kejadian bullying yang mungkin terjadi lagi di masa depan.

Selain cemas, korban perundungan mungkin juga akan mengalami depresi.

Depresi adalah gangguan suasana hati yang ditandai dengan perasaan sedih yang mendalam dan berkelanjutan, kehilangan minat atau kesenangan dalam aktivitas sehari-hari, dan perubahan dalam pola tidur dan makan.

Kondisi ini dapat terjadi apabila korban mengalami kecemasan, sedih secara terus menerus, serta merasa rendah diri tanpa penanganan yang tepat.

5. Sulit Menjalin Hubungan dengan Orang Lain

Kesulitan dalam menjalin hubungan adalah ketidakmampuan atau kesulitan yang dialami seseorang untuk membangun dan mempertahankan hubungan yang sehat dan positif dengan orang lain, termasuk teman, keluarga, dan pasangan.

Hal ini bisa terjadi pada korban bullying karena mereka memiliki pengalaman negatif berupa dikhianati atau disakiti, sulit percaya dengan orang lain, dan sering menarik diri dari lingkungan sekitar.

Masalah emosional seperti kecemasan, depresi, dan trauma psikologis yang diakibatkan oleh bullying juga dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain secara efektif.

Baca Juga: 17 Cara Menumbuhkan Rasa Percaya Diri pada Anak Pemalu

Itu dia jenis-jenis bullying, serta tipe anak yang mungkin menindas orang lain.

Menurut Moms, jenis-jenis bullying apa lagi yang mungkin saja dialami anak?

Mari pelajari tanda-tandanya dan cegah jenis-jenis bullying di sekolah atau lingkungan pergaulan anak dari sekarang!

  • https://www.parents.com/kids/problems/bullying/bully-proof-your-child-how-to-deal-with-bullies/
  • https://www.verywellfamily.com/types-of-bullying-parents-should-know-about-4153882
  • https://www.jahonline.org/article/S1054-139X(09)00138-4/fulltext
  • https://www.verywellfamily.com/what-is-sexual-bullying-and-why-do-kids-engage-in-it-460499
  • https://static1.squarespace.com/static/5b7c56e255b02c683659fe43/t/5bd51a0324a69425bd079b59/1540692500558/mcc_the_talk_final.pdf
  • https://study.com/learn/lesson/relational-aggression-examples.html
  • https://mypsychiatrist.com/blog/the-impact-of-bullying-on-mental-health/
  • https://raisingchildren.net.au/school-age/behaviour/bullying/bullying-signs

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.