10 Jenis KB untuk Menunda Kehamilan, dari Kondom, Implan, IUD, Pil, hingga Suntik
Ada banyak cara menunda kehamilan, mulai dari memakai KB hingga menghindari berhubungan di masa subur. Jenis KB pun bermacam-macam, Moms bisa mencoba mana yang sekiranya paling cocok.
Keluarga berencana (KB) adalah topik penting yang harus didiskusikan semua pasangan.
Jika ingin menunda kehamilan, baik pengantin baru maupun lama perlu memilih metode yang cocok untuk tubuh.
Pasalnya, kehamilan yang tidak diinginkan bisa jadi beban jika memang ingin menunda punya momongan.
Lalu, apa alat kontrasepsi yang bisa dipilih, dan seperti apa cara menunda kehamilan terutama bagi pengantin baru?
Ada banyak alat kontrasepsi yang bisa Moms dan Dads pilih jika ingin menunda kehamilan atau tidak ingin segera memiliki anak.
“Untuk menunda kehamilan pada pasangan yang baru menikah, pilihan caranya adalah kondom, KB kalender, senggama terputus, pil KB, dan sebagainya,” jelas dr. Bramundito, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan RS Pondok Indah – Pondok Indah.
Secara umum, alat penunda kehamilan atau kontrasepsi terbagi atas dua jenis yakni yang bersifat sementara dan permanen.
Umumnya, KB yang cocok untuk pengantin baru adalah yang sifatnya sementara. Jadi, bagaimana cara menunda kehamilan yang efektif?
Yuk, kita simak!
Jenis KB yang Bisa Dicoba
Apa alat kontrasepsi terbaik untuk pasangan yang baru menikah maupun yang ingin menunda punya anak lagi?
Berikut ini jenis KB yang cocok untuk pengantin baru maupun lama yang bisa Moms dan Dads coba. Disimak yuk!
1. Kondom
Foto: kondom (Orami Photo Stock)
Kondom untuk pasangan pria merupakan salah satu alat kontrasepsi yang tepat.
Selain mencegah kehamilan, kondom juga mencegah penyakit menular seksual. Cara menunda kehamilan dengan kondom termasuk yang paling banyak digunakan.
Selain untuk pria, terdapat juga kondom yang diperuntukkan bagi wanita.
Biasanya KB satu ini dipasangkan pada mulut vagina setidaknya 8 jam sebelum melakukan hubungan seksual.
Kondom adalah jenis KB yang hanya bisa digunakan sekali pakai dan akan efektif jika digunakan dengan benar.
Adapun efek samping dari jenis KB ini dapat menimbulkan rekasi pada tubuh, terutama yang alergi pada bahan lateks atau poliuretan.
Gejala yang mungkin dapat dialami, seperti ruam merah, gatal-gatal, dan lainnya.
Baca Juga: Disebut KB Susuk, Adakah Pantangan setelah KB Implan?
2. Kontrasepsi Suntik
Foto: kontrasepsi suntik (Orami Photo Stock)
Jenis KB lain yang juga cukup umum adalah KB suntik. Satu suntikan efektif hingga 3 bulan.
Suntikan ini mengandung hormon buatan manusia yang meniru progesteron atau kombinasi estrogen dan progesteron.
Ini akan menghentikan ovulasi serta mengentalkan penutup lendir di sekitar serviks, sehingga sulit bagi sperma untuk sampai ke rahim.
Depo-Provera, salah satu suntikan kontrasepsi yang paling populer.
Ini terdiri dari hormon buatan bernama medroksiprogesteron yang berfungsi ganda untuk menghentikan ovulasi dan sperma memasuki rahim untuk mencegah pembuahan.
Suntikan ini sangat efektif dengan tingkat keberhasilan 99%.
Ini adalah cara menunda kehamilan bagi pengantin baru yang dapat diandalkan dan dianggap sebagai alat kontrasepsi terbaik bagi pasangan yang baru menikah untuk menikmati seks bebas stres.
Namun, efek samping umum yang paling sering terjadi saat menggunakan kontrasepsi ini adalah gangguan menstruasi atau menstruasi tidak teratur.
Baca Juga: Mengikuti Program Hamil Anak Perempuan, Ini Tips dan Rincian Biayanya
3. Implan
Foto: kontrasepsi implan (Orami Photo Stock)
Jenis KB selanjutnya yang bisa dijadikan adalah implan.
Sama seperti suntikan kontrasepsi, implan juga melepaskan progesteron ke dalam aliran darah, menghentikan ovulasi dan mengentalkan lendir di sekitar serviks.
Implan adalah batang fleksibel sepanjang 4 inci yang ditanam di lengan atas oleh dokter. Ini adalah kontrasepsi yang ideal.
Jika jangka waktu 5 tahun sejalan dengan rencana Moms dan pasangan untuk memulai sebuah keluarga, alat kontrasepsi ini patut dipertimbangkan.
Bahkan jika Moms ingin memiliki anak lebih cepat, bisa melepas implan kapan saja untuk mendapatkan kembali kesuburan.
Implan menawarkan perlindungan yang jauh lebih baik dibandingkan dengan beberapa metode kontrasepsi yang lebih tradisional.
Meski dapat bekerja dengan baik dalam mencegah kehamilan, namun implan tentunya juga memiliki sejumlah efek samping yang terjadi pada tubuh.
Beberapa contoh efek sampingnya, seperti menstruasi tidak teratur, gangguan suasana hati, hingga penaikan berat badan.
4. Intrauterine Device (IUD)
Foto: IUD (Orami Photo Stock)
KB yang cocok untuk pengantin baru yang selanjutnya adalah IUD.
IUDs atau Intrauterine Devices, seperti namanya, adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim untuk mencegah sperma dan sel telur menyatu.
Alat kontrasepsi ini juga menawarkan perlindungan jangka panjang dan bisa menjadi cara menunda kehamilan untuk pengantin baru.
IUD dapat tetap efektif antara 3 dan 10 tahun, tergantung pada jenis perangkat yang digunakan.
Saat Moms ingin hamil, cukup lepaskan perangkatnya. IUD terbagi menjadi 2, yaitu:
- Copper-T
Ini adalah perangkat tembaga berbentuk T kecil yang ditempatkan di dalam rahim melalui serviks.
Prosedur ini perlu dilakukan di klinik atau rumah sakit dan tidak membutuhkan waktu lama.
Copper-T dapat bertahan hingga 10 tahun dan merupakan metode kontrasepsi bebas hormon.
Jika Moms bermasalah dengan ketidakseimbangan hormon atau tidak ingin memompa tubuh dengan hormon buatan, ini adalah salah satu cara menunda kehamilan yang bisa dipilih.
- IUD Hormonal
IUD hormonal sangat mirip dengan T-tembaga dalam hal penempatan, efektivitas, dan metode kontrasepsi mereka.
Faktor yang membedakan adalah bahwa IUD hormon seperti Mirena, Skyla, Kyleena dan Liletta juga diresapi dengan hormon progestin.
Selain berfungsi sebagai alat kontrasepsi, ini juga digunakan untuk mengelola perdarahan berat selama periode karena kondisi seperti endometriosis, PCOD/PCOS dan fibroid rahim.
Menurut jurnal dari Case Reports in Obstetrics and Gynecology, penempatan IUD di dalam rahim biasanya merupakan prosedur ginekologi yang sederhana dan aman.
Tingkat kegagalan sekitar 0,2 persen untuk levonorgestrel melepaskan IUD dan 0,8% untuk Copper T.
Metode kontrasepsi ini memberikan perlindungan terhadap kehamilan yang tidak diinginkan dan merupakan salah satu cara menunda kehamilan bagi pengantin baru yang paling baik.
Sama seperti jenis KB lainnya, IUD juga memiliki sejumlah efek samping. Efek samping yang paling sering dialami, yaitu kram perut, bercak pendarahan, hingga infeksi vagina.
Baca Juga: 13 Cara KB Alami untuk Cegah Kehamilan
5. Diafragma
Foto: diafragma (fpnsw.org.au)
Diafragma adalah jenis KB selanjutnya. Diafragma menjadi salah satu bentuk kontrasepsi tertua yang digunakan oleh wanita dan kembali lagi ramai digunakan sebagai cara menunda kehamilan bagi pengantin baru.
Ini adalah metode penghalang di mana Moms akan memasukkan cangkir berbentuk kubah dangkal di dalam vagina.
Perangkat ini ditempatkan tepat di mulut serviks, untuk mencegah sperma mencapai sel telur.
Untuk menggunakannya, Moms harus berada dalam posisi yang nyaman, cubit perangkat untuk melipatnya dan dorong ke dalam.
Mengikat diafragma dengan spermisida juga umum dilakukan untuk memastikan bahwa sperma tidak melewati serviks.
Jika memilih untuk melakukan itu, pastikan jarak antara memakai diafragma dan tindakan tidak lebih dari 2 jam.
Ini memberikan tindakan pencegahan yang ideal untuk pasangan yang baru menikah.
Jika Moms mencari cara menunda kehamilan bagi pengantin baru tanpa menggunakan kondom atau metode kontrasepsi invasif, ini pilihannya.
Namun tetap saja jenis KB ini juga dapat menimbulkan sejumlah efek samping, seperti nyeri saat buang air kecil, iritasi, hingga pendarahan.
6. Pil KB
Foto: pil KB (Orami Photo Stock)
Jenis KB selanjutnya adalah pil KB. Pil KB mungkin sudah tidak asing lagi. Ini adalah metode kontrasepsi lain yang telah teruji oleh waktu.
Jadwal minum pil ini harus disinkronkan dengan siklus menstruasi Moms agar cara menunda kehamilan ini bekerja efektif.
Bergantung pada jenis pil yang kita gunakan, Moms harus meminum satu pil setiap hari untuk jangka waktu tertentu, diikuti dengan jeda singkat, dan kemudian ulangi, hingga Moms ingin hamil.
Ini juga merupakan alat kontrasepsi hormonal dan bekerja pada jalur yang sama seperti injeksi kontrasepsi, implan atau IUD hormonal.
Satu-satunya kelemahan dari metode kontrasepsi ini adalah ketika Moms lupa minum beberapa pil yang bisa membuat "kebobolan".
Namun, jika Moms berhati-hati dan minum pil tepat waktu, ini bisa menjadi salah satu alat kontrasepsi terbaik untuk pasangan yang baru menikah.
Selain itu, terdapat efek samping yang umum terjadi ketika mengonsumsi pil ini. Beberapa contoh umumnya, seperti penambahan berat badan, nyeri payudara dan kepala.
Melansir dari Oral Contraceptive Pills, efektivitas bentuk kontrasepsi ini disebut sebagai penggunaan tipikal dan sempurna.
Penggunaan tipikal, artinya cara menunda kehamilan bagi pengantin baru ini mungkin tidak selalu bisa konsisten atau benar.
Tingkat kegagalan biasanya 9 dari 100 wanita di tahun pertama penggunaan metode ini.
Baca Juga: Mengenal Tubektomi, Kontrasepsi Permanen untuk Wanita
7. Spermisida
Foto: spermisida (verywellhealth.com)
Jenis KB selanjutnya adalah spermisida. Alat kontrasepsi ini berbentuk seperti jeli yang dan diaplikasikan di dalam vagina 30 menit sebelum berhubungan seksual.
Biasanya digunakan bersamaan dengan diafragma yang terbuat dari karet dan dipasangkan di mulut rahim.
Selain karena harus dipakai 6 jam setelah berhubungan seksual, memakai alat kontrasepsi ini akan rentan iritasi dan juga penggunanya memiliki risiko terjangkit virus kelamin.
Baca Juga: 5 Risiko Hamil Jika Moms Menggunakan Kontrasepsi IUD
8. Periode Aman atau Metode Kalender
Foto: kalender (Orami Photo Stock)
Siklus menstruasi dimulai pada hari pertama menstruasi dan berlanjut hingga hari pertama menstruasi berikutnya.
Masa seorang wanita paling subur adalah pada saat ovulasi, atau saat sel telur dilepaskan dari ovarium kita, yang biasanya terjadi 12-14 hari sebelum haid berikutnya dimulai.
Penting untuk diingat bahwa sperma terkadang dapat bertahan di dalam tubuh hingga tujuh hari setelah berhubungan seks.
Artinya, Moms bisa hamil segera setelah menstruasi selesai jika kita berovulasi lebih awal, terutama jika siklus menstruasi kita secara alami pendek.
Itulah alasan mengapa masa aman mungkin tidak dapat diandalkan dan tidak mungkin dilakukan bagi pasangan yang baru menikah.
Namun, Moms dan Dads bisa mencoba cara menunda kehamilan bagi pengantin baru ini.
Jika siklus haid wanita bervariasi dari 26 hari sampai dengan siklus 31 hari, maka siklus terpendek (26 hari) minus 18 hari = hari ke 8.
Siklus terpanjang (31 hari) minus 10 hari = hari ke-21.
Dengan demikian, hari ke-8 hingga ke-21 setiap siklus dihitung dari hari pertama masa menstruasi dianggap masa subur.
Itu adalah periode yang tidak aman untuk berhubungan seks. Masa selain masa subur dalam satu siklus menstruasi dianggap sebagai periode aman.
9. Coitus Interruptus atau Metode Penarikan
Foto: berhubungan intim (Orami Photo Stock)
Untuk Dads, selama hubungan seksual, bisa menarik penisnya dari vagina wanita sebelum orgasme (dan ejakulasi), dan kemudian mengarahkan ejakulasi (air mani) menjauh dari vagina.
Ini adalah jenis KB alami yang bisa dilakukan. Sayangnya, metode yang dinamakan coitus interruptus ini kurang efektif dalam mencegah kehamilan.
Preejakulasi yang dikeluarkan oleh penis sebelum ejakulasi biasanya mengandung sperma, yang akan mengganggu keefektifan metode ini.
Menggunakan metode ini membutuhkan kendali diri dan refleks yang cepat.
Itulah sebabnya mungkin agak sulit untuk dipraktikkan dan mungkin tidak terlalu efektif jika digunakan.
10. Pil Kontrasepsi Darurat
Foto: pil darurat (verywellhealth.com)
Pil kontrasepsi darurat (umumnya dikenal sebagai I-pill) dapat disarankan untuk digunakan.
Ini harus diminum dalam 72 jam setelah berhubungan seks. Pil ini mengandung hormon tunggal dosis tinggi.
Efek samping yang biasanya terjadi, seperti sakit perut dan kepala, perubahan siklus menstruasi, dan tidak enak badan.
Baca Juga: Pil KB Bisa Bantu Meningkatkan Kesuburan?
Risiko Kegagalan Alat Kontrasepsi
Foto: menghitung kalender (Orami Photo Stock)
Menurut dr. Bramundito, risiko kegagalan dari alat kontrasepsi yang nantinya Moms dan Dads pilih adalah sebagai berikut:
- Kondom: 5,4 dari 100%
- KB Kalender: 13,9 dari 100%
- Senggama terputus: 13,4 dari 100%
- Pil KB: 5,5 dari 100%
- Suntik: 1,7 dari 100%
- IUD (alat kontrasepsi dalam rahim): 1,4 dari 100%
- Implan: 0,6 dari 100%
Itu dia beberapa jenis KB yang cocok sebagai cara menunda kehamilan. Jadi, tak lagi bingung kan memilih jenis KB yang akan digunakan?
Kalau masih bingung ingin memilih yang mana, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter kandungan.
Bicarakan juga tentang kondisi kesehatan Moms yang sedang dirasakan saat ini.
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430882/
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6304543/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.