Berapa Kadar Gula Darah Normal? Berikut Cara Mengontrolnya
Kadar gula darah normal dapat dijadikan patokan bagi Moms untuk memahami kondisi tubuh secara lebih baik.
Jika kadar gula terlalu tinggi atau terlalu rendah, hal ini bisa menjadi tanda adanya gangguan metabolisme atau penyakit seperti diabetes yang membutuhkan perhatian medis segera.
Jadi, penting untuk mengetahui apakah kadar gula darah Moms berada dalam batas normal, guna membantu mengidentifikasi potensi masalah kesehatan sejak dini.
Baca Juga: 15 Pengganti Gula Selain Madu, Lebih Sehat dan Mudah Dicari
Kadar Gula Darah Normal Orang Sehat
Moms bisa memiliki kadar gula darah normal, tinggi, atau rendah, tergantung pada seberapa banyak glukosa yang dimiliki dalam aliran darahnya.
Glukosa ini adalah gula sederhana yang selalu ada di aliran darah.
Kadar glukosa darah normal dapat diukur ketika seseorang berpuasa, makan, atau setelah mereka makan.
Mengutip American Diabetes Association (ADA), berikut ini merupakan kisaran kadar gula darah yang normal dalam satuan miligram per desiliter (mg/dL).
- Gula darah puasa (setelah tidak makan selama 8 jam): 70-99 mg/dL.
- Satu sampai dua jam setelah makan: kurang dari 140 mg/dL.
- Gula darah sewaktu: kurang dari 200 mg/dL.
- Gula darah sebelum tidur: 100-140 mg/dL.
Untuk mengetahui kadar gula darah normal, tes gula darah bisa dilakukan di rumah sakit.
Jika ingin praktis, Moms bisa membeli alat tes gula darah yang bisa dipakai di rumah.
Namun, bila ingin memantau kadar gula darah selama 2−3 bulan terakhir, maka diperlukan tes haemoglobin A1c (HbA1c) di laboratorium.
Baca Juga: 7 Cara Mencegah Diabetes Keturunan, Menurut Dokter Spesialis
Kadar gula darah di atas rentang tersebut mengindikasikan prediabetes atau diabetes.
Prediabetes adalah kondisi saat gula darah lebih tinggi dari normal, tapi belum tergolong sebagai diabetes.
- Seseorang dapat dikatakan memiliki gula darah tinggi jika gula darah sewaktunya lebih dari 200 mg/dL, atau 11 milimol per liter (mmol/L).
- Seseorang memiliki gula darah rendah jika kadarnya turun drastis di bawah 70 mg/dL.
Mengalami salah satu dari kondisi tersebut menandakan bahwa kadar glukosa darah Moms sudah tidak lagi normal.
Nyatanya ada banyak faktor yang memengaruhi kadar gula darah sepanjang hari, antara lain:
- Jenis makanan yang dikonsumsi, berapa banyak, dan kapan.
- Aktivitas fisik
- Obat yang dikonsumsi
- Kondisi medis seperti sindrom metabolik
- Usia
- Kesehatan mental
- Kecukupan air
- Periode menstruasi
- Alkohol
Kadar gula darah normal dan ideal untuk siapa saja tanpa diabetes atau pradiabetes, tanpa memandang usia, di pagi hari harus kurang dari 100 mg/dL.
Ingat, kadar gula darah bisa berfluktuasi sepanjang hari sebagai akibat dari faktor-faktor yang disebutkan sebelumnya.
Baca Juga: 20+ Makanan Penurun Gula Darah, Paling Ampuh Cegah Diabetes
Hubungan Kadar Gula Darah dan Diabetes
Glukosa darah, atau gula darah adalah gula yang ada di dalam darah. Ia berasal dari makanan yang Moms makan.
Makanan yang mengandung karbohidrat, seperti roti, pasta, dan buah merupakan penyumbang utama glukosa darah.
Sel-sel di tubuh kita membutuhkan glukosa untuk energi dan Moms membutuhkan energi untuk bergerak, berpikir, belajar, dan bernapas.
Otak yang merupakan pusat komando, menggunakan sekitar setengah dari semua energi dari glukosa di dalam tubuh.
Saat Moms makan makanan, pankreas (organ yang berada di antara perut dan tulang belakang) bekerja, melepaskan enzim yang membantu memecah makanan dan hormon yang membantu tubuh menangani masuknya glukosa.
Salah satu hormon ini adalah insulin, dan ini memainkan peran kunci dalam mengelola kadar glukosa dalam darah.
Di sinilah segala sesuatunya bisa jadi masalah.
Melansir American Diabetes Association, jika pankreas tidak membuat cukup insulin, atau berhenti membuatnya sama sekali (dalam kasus diabetes tipe 1), kadar glukosa dalam darah bisa naik terlalu tinggi.
Namun bisa juga saat pankreas membuat cukup insulin tetapi sel-sel kesulitan menggunakannya dengan benar.
Alhasil ini menyebabkan kadar glukosa darah meningkat.
Ini disebut resistensi insulin dan merupakan ciri khas diabetes tipe 2.
Dalam jangka pendek, kadar glukosa darah yang tinggi dapat membuat Moms merasakan beberapa gejala, seperti:
- sering haus
- sering bepergian ke kamar mandi
- kelelahan
- penurunan berat badan
Semua itu adalah gejala glukosa darah tinggi (hiperglikemia).
Jika tidak ditangani, masalah yang lebih serius dapat terjadi, seperti ketoasidosis diabetikum.
Kadar glukosa darah tinggi yang kronis dapat menyebabkan komplikasi seperti penyakit jantung, ginjal dan mata, serta kerusakan saraf.
Baca Juga: 9 Minuman Penurun Darah Tinggi yang Mudah Dibuat di Rumah
Jenis Pemeriksaan Gula Darah
Ingat, Moms tidak bisa merasakan sendiri berapa tingkat glukosa darah, kecuali jika cukup tinggi atau rendah.
Moms bahkan mungkin tidak selalu memiliki gejala glukosa darah tinggi atau rendah. Kenyataannya, banyak pengidap diabetes tipe 2 tidak memiliki gejala.
Karena alasan ini, tidak jarang orang tidak terdiagnosis selama bertahun-tahun. Berikut ini jenis pemeriksaan gula darah:
1. Gula Darah Puasa (GDP)
Cek gula puasa adalah pemeriksaan untuk mengetahui bagaimana tubuh seseorang mengelola gula darah.
Gula darah cenderung memuncak sekitar satu jam setelah makan dan menurun setelah itu.
Pemeriksaan ini juga berguna untuk memeriksa apakah Moms berisiko prediabetes atau diabetes.
Sebelum melakukan tes gula darah puasa, Moms diharuskan berpuasa selama 8 jam.
Berikut ini merupakan kriteria kadar gula darah normal dari tes gula darah puasa:
- Normal (tidak menderita diabetes): di bawah 100 mg/dL
- Prediabetes: 100-125 mg/dL
- Diabetes: 126 mg/dL atau lebih
2. Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO)
Tes toleransi glukosa oral atau TTGO adalah pemeriksaan yang berfungsi mengukur kemampuan tubuh dalam menyerap zat gula (glukosa) setelah pasien mengonsumsi gula dalam kadar tertentu.
Tes ini dapat membantu dokter untuk mendiagnosis diabetes, termasuk diabetes gestasional yang terjadi pada wanita hamil.
Dokter akan meminta Moms berpuasa selama 8 – 12 jam. Setelah itu, Moms akan meminum larutan gula sebanyak 75 mL.
Pada pemeriksaan ini, dokter memeriksa gula darah sebelum dan sesudah meminum larutan gula.
Berikut ini merupakan kriteria batas kadar gula darah yang normal dari hasil TTGO.
- Normal (tidak menderita diabetes): di bawah 140 mg/dL
- Prediabetes: 140-199 mg/dL
- Diabetes: 200 mg/dL atau lebih
Baca Juga: Indeks Glikemik, Ternyata Sangat Berpengaruh pada Gula Darah, lho!
3. Gula Darah Sewaktu (GDS)
Tes gula darah sewaktu atau dikenal juga dengan GDS dapat dilakukan kapan saja sepanjang hari.
Tes ini berguna untuk mengetahui kisaran kadar gula darah seseorang selama satu hari dan tidak berpatokan pada rentang waktu tertentu.
Berikut ini merupakan kriteria kadar gula normal dari hasil yang ditunjukkan oleh tes GDS.
- Normal (tidak menderita diabetes): di bawah 200 mg/dL
- Diabetes: 200 mg/dL atau lebih.
4. HbA1c
Pemeriksaan Hemoglobin a1c (HbA1C ) adalah salah satu jenis tes gula darah yang dapat mengukur kadar glukosa dalam 3 bulan terakhir.
Kriteria hasil tes HbA1c yakni sebagai berikut.
- Normal (tidak menderita diabetes): kurang dari 5,7%
- Prediabetes: 5,7-6,4%
- Diabetes: 6,5% atau lebih
Cara Menjaga Kadar Gula Darah Normal
Mengontrol kadar gula dalam darah tetap stabil penting dilakukan untuk terhindar dari penyakit kronis diabetes mellitus.
Seperti diketahui, diabetes adalah penyakit yang tidak bisa disembuhkan, meski penderitanya dapat tetap beraktivitas normal.
Berikut ini cara menjaga kadar gula darah normal:
1. Olahraga secara Rutin
Rutin berolahraga memiliki banyak manfaat, salah satunya membantu mengontrol lonjakan gula darah dengan meningkatkan sensitivitas sel terhadap hormon insulin.
Olahraga juga menyebabkan sel otot menyerap gula dari darah, membantu menurunkan kadar gula darah.
Olahraga rutin dapat membantu tubuh menggunakan hormon insulin dengan lebih efektif, sehingga kadar gula dalam darah dapat lebih terkontrol.
Sempatkan waktu untuk berolahraga minimal 30 menit sehari.
Olahraga jenis apa pun, asalkan dilakukan dengan rutin, bisa menjadi cara yang efektif untuk menjaga kadar gula darah normal.
2. Menjaga Berat Badan
Kelebihan berat badan atau obesitas dapat membuat tubuh lebih sulit menggunakan insulin dan mengontrol kadar gula darah.
Hal ini dapat menyebabkan lonjakan gula darah dan risiko diabetes tipe 2 yang lebih tinggi.
Ada banyak pilihan sehat untuk menurunkan berat badan, termasuk diet rendah karbohidrat, ketogenik, mayo, dan vegetarian.
Penderita diabetes yang menjalani diet kadar insulinnya cenderung akan menurun dan gula darahnya lebih stabil.
Di samping diet, mengatur pola makan dan makan secara teratur juga dapat menjaga berat badan.
Baca Juga: Insulin Diabetes: Fungsi, Jenis, Dosis, Cara Pakai, dan Efek Samping
3. Mengonsumsi Makanan Seimbang dan Sehat
Kurangi jumlah lemak setiap makan, terutama lemak jenuh dan lemak trans.
Makan lebih banyak buah, sayuran, dan makanan berserat tinggi serta kurangi garam.
Jika kita meminimalkan asupan karbohidrat, kadar gula darah tidak akan naik banyak setelah makan.
Karena itu, tubuh kita membutuhkan lebih sedikit insulin untuk menjaga kadar gula darah dalam tingkat yang sehat.
Terlebih lagi, diet rendah karbohidrat atau diet ketogenik juga dapat mengurangi gula darah puasa.
Dalam sebuah penelitian Nutrients menunjukkan bahwa, pria gemuk dengan prediabetes yang mengikuti diet ketogenik, gula darah rata-rata menurun dari 118 menjadi 92 mg / dl, yang berada dalam kisaran normal.
Penderita juga kehilangan berat badan dan meningkatkan beberapa penanda kesehatan lainnya.
4. Penuhi Kebutuhan Cairan
Ketika tubuh terhidrasi dengan baik, fungsi organ dan metabolisme akan berjalan optimal, termasuk dalam mengatur gula darah.
Selain air putih, Moms juga bisa memenuhi kebutuhan cairan dengan mengonsumsi teh herbal tanpa gula atau air infused buah.
Hindari minuman manis dan bersoda karena dapat memicu peningkatan gula darah.
Biasanya, orang dewasa dianjurkan minum sekitar 2 liter atau 8 gelas air per hari.
Jumlah ini bisa disesuaikan dengan aktivitas harian dan kondisi tubuh, terutama saat berolahraga atau berada di cuaca panas.
5. Berhenti Merokok
Merokok telah terbukti menyebabkan banyak kondisi kesehatan yang serius, termasuk diabetes.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh University of Lausanne, Swiss, merokok ditemukan meningkatkan risiko diabetes sebesar 61% pada orang yang merokok lebih dari 20 batang setiap hari.
Para peneliti menyatakan bahwa meskipun banyak dari pria tersebut mengalami kenaikan berat badan setelah berhenti, setelah beberapa tahun bebas asap rokok, risiko diabetes mereka lebih rendah daripada jika mereka terus merokok.
6. Mengelola Stres dengan Baik
Stres yang tidak dikelola dengan baik dapat meningkatkan risiko untuk terkena diabetes.
Hal ini karena saat mengalami stres, tubuh akan melepaskan hormon stres (kortisol) yang dapat meningkatkan kadar gula dalam darah.
Tidak hanya itu, saat stres tubuh juga akan cenderung lebih mudah lapar dan terdorong makan lebih banyak.
Oleh sebab itu, Moms harus pandai dalam mengelola stres agar tidak melampiaskannya pada makan atau ngemil secara berlebihan.
Baca Juga: Kadar Gula Darah Normal Usia 40 Tahun Menurut Dokter, Catat!
Itu dia Moms, penjelasan mengenai kadar gula darah normal atau terlalu tinggi atau rendah. Semoga berguna ya!
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/18073361/
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6566854/
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2613584/
- https://www.diabetes.org/healthy-living/medication-treatments/blood-glucose-testing-and-control/checking-your-blood-sugar
- https://www.healthline.com/health/glucose-test-blood#results
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.