Kebotakan pada Wanita: Gejala, Penyebab, dan Perawatan
Hampir setiap wanita akhirnya mengalami kerontokan rambut dengan pola tertentu.
Rambut yang rontok, setidaknya 50 hingga 100 rambut perharinya dianggap normal.
Rambut akan tumbuh kembali untuk menggantikan rambut yang gugur.
Namun, wanita bisa mengalami kebotakan saat rambut yang rontok tak lagi bisa tumbuh kembali.
Menurut Harvard Health Publishing, ini dapat dimulai kapan saja, yakni dari awal pubertas. Tetapi, kebotakan pada wanita meningkat saat menopause.
Risiko meningkat seiring bertambahnya usia, dan terdapat risiko lebih tinggi untuk wanita dengan riwayat rambut rontok di kedua sisi keluarga.
Gejala Kebotakan pada Wanita
Foto: shutterstock.com
Pola kebotakan ini dikenal dengan nama alopecia androgenetica.
Dilansir dari US National Library of Medicine, alopecia androgenetica adalah bentuk umum dari kerontokan rambut pada pria dan wanita.
Seperti namanya, alopecia androgenetica melibatkan aksi hormon yang disebut androgen, yang penting untuk perkembangan seksual pria normal dan memiliki fungsi penting lainnya pada kedua jenis kelamin (pria dan wanita), termasuk dorongan seks dan regulasi pertumbuhan rambut.
Pada pria, kondisi ini juga dikenal sebagai kebotakan pola pria. Rambut hilang dalam pola yang jelas, dimulai di atas kedua pelipis.
Seiring waktu, garis rambut surut untuk membentuk bentuk "M" yang khas.
Rambut juga menipis di mahkota (dekat bagian atas kepala), sering mengalami kebotakan sebagian atau seluruhnya.
Pola kerontokan rambut pada wanita berbeda dari pola kebotakan pria.
Pada wanita, rambut menjadi lebih tipis di seluruh kepala, dan garis rambut tidak surut. Alopecia androgenetica pada wanita jarang menyebabkan kebotakan total.
Baca Juga: Penyakit Celiac Bisa Sebabkan Kebotakan? Begini Penjelasannya
Penyebab Botak pada Wanita
Foto: shutterstock.com
Genetika tampaknya menjadi faktor penting sebagai penyebab terjadinya pola kebotakan pada wanita.
Perempuan mewarisi gen dari kedua orang tua yang memiliki riwayat kerontokan rambut yang perah.
Tak cuma soal genetika, ada banyak kemungkinan penyebab kerontokan rambut pada wanita, yakni kondisi medis, obat-obatan, dan stres fisik atau emosional.
Kondisi medis seperti memiliki penyakit autoimun, yaitu alopecia areata, kelainan autoimun langka yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang folikel rambut yang menyebabkan rambut rontok.
Kemudian ada kerontokan rambut dapat terjadi setelah penyakit yang signifikan, seperti infeksi parah, demam tinggi, atau operasi.
Obat-obatan seperti yang digunakan untuk mengobati kanker, dapat menyebabkan kerontokan rambut sebagai efek samping.
Baca Juga: 7 Penyebab Kebotakan, Jangan Dianggap Enteng ya!
Namun, rambut biasanya tumbuh kembali setelah seseorang berhenti minum obat.
Stres fisik atau emosional, misal terjadi kerontokan rambut ketika seseorang sering mengikat rambut terlalu kencang dan dalam waktu yang lama dan/atau memiliki tekanan pikiran tertentu.
Perawatan untuk Kebotakan pada Wanita
Foto: shutterstock.com
Ada beberapa perawatan yang disarankan untuk wanita yang mengalami kebotakan seperti yang dilansir dari Harvard Health Publishing.
1. Minoxidil
Obat ini pada awalnya diperkenalkan sebagai pengobatan untuk tekanan darah tinggi, tetapi orang-orang yang meminumnya memperhatikan bahwa mereka menumbuhkan rambut di tempat-tempat mereka kehilangan itu.
Penelitian mengonfirmasi bahwa minoxidil yang dioleskan langsung ke kulit kepala dapat merangsang pertumbuhan rambut.
Minoxidil membutuhkan waktu 6 bulan hingga satu tahun untuk melihat hasilnya. Namun, tak semua orang berhasil menggunakan obat ini.
Bahkan, ada efek samping yang dihasilkan, yakni kering, kemerahan, dan gatal-gatal pada kulit kepala.
Tak cuma itu, bagi sebagian orang, rambut akan rontok kembali setelah seseorang berhenti menggunakan obat ini.
2. Anti-androgen
Androgen termasuk testosteron dan hormon "pria" lainnya, yang dapat mempercepat kerontokan rambut pada wanita.
Perempuan yang mengalami kebotakan bisa meggunakan pengobatan anti-androgen, seperti meminum obat spironolactone untuk mengobati alopecia androgenetica.
Hal ini terutama berlaku untuk wanita dengan sindrom ovarium polikistik (PCOS) karena mereka cenderung memiliki androgen berlebih.
Efek sampig yang bisa terjadi adalah kenaikan berat badan, kehilangan libido, depresi, kelelahan, mulut kering, mual, dan pusing.
Wanita hamil pun tak boleh gunakan obat anti-androgen karena kemungkinan bisa menyebabkan cacat bawaan pada janin.
Baca Juga: Kenali Alopecia Areata, Kasus Kebotakan pada Anak
3. Suplemen Zat Besi
Kekurangan zat besi bisa menjadi penyebab rambut rontok pada beberapa wanita.
Dokter dapat menguji tingkat zat besi dalam darah, terutama jika Moms seorang vegetarian, memiliki riwayat anemia, atau mengalami perdarahan menstruasi yang berat.
Jika memang kekurangan zat besi, Moms perlu minum suplemen dan itu bisa menghentikan kerontokan rambut.
Namun, jika tingkat zat besi normal, mengonsumsi zat besi tambahan hanya akan menyebabkan efek samping, seperti sakit perut dan sembelit.
4. Transplantasi Rambut
Transplantasi rambut melibatkan pengangkatan sepotong kulit kepala dari bagian belakang kepala dan menggunakannya untuk mengisi patch yang botak.
Saat ini, 90% ahli bedah transplantasi rambut menggunakan teknik yang disebut transplantasi unit folikel, yang diperkenalkan pada pertengahan 1990-an.
Namun, semua pengobatan ini harus melalui kunjungan medis terlebih dahulu agar tak terjadi hal yang tak diinginkan.
Cara Mencegah Kebotakan
Foto: pexels.com
Karena kebotakan pola wanita mungkin bersifat genetik, hal itu tidak selalu dapat dicegah.
Namun, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan seorang wanita untuk menjaga rambut tetap sehat mungkin untuk mencegah kerusakan dan kerusakan.
Simak tips perawatan rambut berikut ini seperti yang dikutip dari Medical News Today:
- Batasi perawatan yang dapat menyebabkan kerusakan rambut, seperti pengeritingan, pelurusan, dan ekstensi rambut.
- Konsumsilah makanan yang kaya protein, vitamin esensial, dan zat besi.
- Lindungi rambut dari kerusakan akibat sinar matahari dengan mengenakan topi.
- Hindari menyikat rambut saat basah dan rapuh. Gunakan sisir atau jari saja.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.