Pentingkah Konsumsi ASI Booster dalam Pola Makan Ibu Menyusui? Simak Jawabannya Ini!
Banyak ibu menyusui yang bertanya-tanya apakah pola makan ibu menyusui, seperti minuman atau makanan yang dikonsumsi akan memengaruhi pasokan ASI.
Mungkin Moms sendiri juga pernah bertanya-tanya apakah perlu menghindari makanan tertentu untuk mencegah masalah pencernaan atau alergi pada bayi ketika menyusui.
Atau mungkin Moms juga bertanya-tanya kepada diri sendiri apakah perlu makan makanan khusus untuk membuat jumlah ASI yang tepat atau menghasilkan ASI dengan kualitas terbaik untuk Si Kecil.
Agar semua pertanyaan Moms terjawab, yuk simak penjelasan dari dokter anak di bawah ini, Moms.
Untuk menjawab pertanyaan Moms mengenai makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi selama menyusui, dr. Andina Chrisnawati Rahardjo, Dokter Anak & Konselor Laktasi OMNI Hospitals Alam Sutera, telah memberikan jawabannya pada sesi "Expert Room" dengan tema "Pola Makan Ibu Menyusui".
Disimak terus ya Moms, demi Si Kecil bisa tumbuh dan berkembang dengan optimal.
Baca Juga: Cara Menyusui Bayi yang Benar Agar Tidak Muntah, Ibu Baru Wajib Tahu!
1. Makanan Tepat untuk Ibu Menyusui
Foto: Orami Photo Stock
Menyusui bagi sebagian besar ibu mungkin menjadi pengalaman pertama yang butuh kehati-hatian. Makanya pola makan ibu menyusui pun harus disesuaikan.
Oleh karena itu, bagaimana pola makan terbaik untuk ibu menyusui? Adakah makanan tertentu yang dapat meningkatkan kualitas ASI?
Menurut dr. Andina, pola makan terbaik yang direkomendasikan untuk ibu menyusui tentunya yang mengandung nutrisi yang lengkap dan seimbang. Makanan Moms harus mengandung komponen karbohidrat, protein, sayur dan buah.
Semakin bervariasi makanan yang dikonsumsi oleh ibu menyusui, maka akan semakin baik pula karena komponen nutrisi makro dan mikro juga diharapkan akan terpenuhi dengan baik.
“Yang perlu dihindari adalah makanan yang mengandung kadar gula tinggi, makanan kaleng atau makanan dengan pengawet, pemanis, dan pewarna buatan,” ujar dr. Andina.
Selain itu, ibu menyusui juga dianjurkan untuk mengkonsumsi air putih dalam jumlah yang cukup.
Baca Juga: Seberapa Penting ASI Booster untuk Meningkatkan Produksi ASI?
2. Meningkatkan Produksi ASI
Foto: Orami Photo Stock
Selain memerhatikan pola makan ibu menyusui, produksi ASI adalah hal yang harus diperhatikan. Moms harus pastikan agar tidak kekurangan asupan ASI untuk Si Kecil. Namun, ada kalanya produksi ASI kita berkurang.
Jika hal ini terjadi, apakah ASI booster bisa tingkatkan produksi ASI? Seberapa penting konsumsi ASI booster?
Lebih lanjut, dr. Andina mengatakan bahwa ASI booster, dalam bentuk suplemen/obat ataupun jenis makanan tertentu dikenal dengan sebutan lactogogue.
Beberapa penelitian juga memberikan hasil dan rekomendasi yang bervariasi mengenai hal ini.
“ASI booster hanya salah satu cara atau faktor yang mempengaruhi produksi ASI. Dibutuhkan beberapa kondisi lain untuk mendukung agar produksi ASI lancar dan meningkat,” tutur dr. Andina.
Menurutnya, faktor utama adalah menyusui langsung secara berkelanjutan dan sesering mungkin sesuai dengan kebutuhan bayi menurut usianya.
Hal ini akan meningkatkan dan melancarkan produksi ASI, karena semakin sering ASI dikeluarkan maka otomatis akan semakin sering juga ASI diproduksi.
Ada juga faktor lain yang tidak kalah penting, yaitu kondisi stres ibu menyusui, karena hormon stres akan menekan produksi ASI dan membuatnya berkurang.
Oleh karena itu, dibutuhkan dukungan dari lingkungan terutama keluarga inti agar ibu dapat menyusui dengan suasana yang kondusif. Selain tentunya dengan menjaga pola makan ibu menyusui.
ASI booster dapat dikonsumsi dan digunakan sebagai salah satu pilihan untuk meningkatkan produksi ASI dikombinasikan dengan beberapa faktor di atas.
3. Multivitamin untuk Produksi ASI
Foto: Orami Photo Stock
Di samping makan makanan yang tepat, mungkin Moms juga bertanya, apakah pola makan ibu menyusui juga perlu kalsium tambahan atau multivitamin tertentu untuk meningkatkan produksi ASI?
Jawabannya, ya. Hal ini dikarenakan kalsium dibutuhkan oleh ibu menyusui untuk mencegah osteoporosis, kram otot, dan juga untuk mendukung pertumbuhan tulang dan gigi bayi.
“Sumber kalsium bisa didapatkan dari susu dan produk olahannya atau boleh juga mengkonsumsi suplemen kalsium tambahan jika didapatkan tanda alergi protein sapi pada bayi,” kata dr. Andina.
Dokter Andina juga menyarankan untuk jangan lupa berjemur agar terjadi aktivasi vitamin D yang dibutuhkan untuk metabolisme kalsium yang sudah dikonsumsi.
Sehingga, tidak hanya dengan memerhatikan pola makan ibu menyusui, tetapi juga pastikan Moms mendapatkan asupan vitamin D yang cukup.
Multivitamin yang lain (mikronutrien) bisa dipenuhi dengan konsumsi nutrisi lengkap dan seimbang dari makanan sehari-hari ibu menyusui.
Baca Juga: 3 Tips Sukses Induksi Laktasi, Yuk Coba!
4. Pola Makan Ibu Menyusui dengan Kondisi Hiperlaktasi
Foto: Orami Photo Stock
Ada kalanya Moms mengalami produksi ASI berlebihan. Kondisi ini disebut juga dengan hiperlaktasi.
Lalu, adakah pola makan ibu menyusui, termasuk minum atau konsumsi vitamin tertentu untuk ibu menyusui yang mengalami hiperlaktasi?
Dokter Andina menjelaskan bahwa tidak ada pola makan, minum, maupun vitamin khusus untuk ibu menyusui yang mengalami hiperlaktasi. Beberapa hal yang bisa dilakukan adalah:
- Memerah atau memompa ASI sebelum menyusui bayi sampai aliran ASI tidak terlalu deras agar tidak berisiko tersedak.
- Menyusui saat bayi tidak sedang dalam kondisi sangat lapar agar hisapan bayi akan lembut dan tidak merangsang produksi ASI semakin berlebih.
- Menyusui dengan posisi ibu bersandar ke belakang, berbaring, atau miring agar gaya gravitasi akan mengurangi derasnya aliran ASI yang dikeluarkan saat bayi menghisap.
Baca Juga: 6 Kesalahan Menyiman ASI Perah, Jangan Dilakukan ya Moms!
5. Penjelasan Mengenai Foremilk dan Hindmilk
Foto: Orami Photo Stock
Moms yang menyusui pasti pernah mendengar tentang foremilk dan hindmilk.
Foremilk adalah ASI yang keluar pada awal sesi menyusui, mengandung tinggi laktosa dan rendah lemak. Sedangkan hindmilk adalah ASI yang keluar pada saat sesi menyusui akan berakhir
Diantara keduanya, adakah perbedaan kuantitas antara foremilk dan hindmilk, apakah disebabkan oleh asupan makanan, atau memang menyesuaikan kebutuhan bayi?
Foremilk dan hindmilk pada dasarnya merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.
Istilah ini dibuat hanya untuk membedakan kandungan di dalam ASI di mana foremilk lebih banyak mengandung komponen cairan untuk memenuhi kebutuhan bayi agar tidak kehausan.
Sementara, hindmilk lebih banyak mengandung komponen lemak yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.
“Perbedaan signifikan yang bisa dilihat adalah pada warna, di mana hindmilk berwarna lebih kental seperti susu dibandingkan foremilk yang lebih bening. Hindmilk akan mulai dikeluarkan setelah bayi menyusu sekitar 5-10 menit,” ungkap dr. Andina.
Untuk kuantitasnya, menyesuaikan dengan produksi ASI masing-masing ibu menyusui yang juga akan mengikuti kebutuhan harian masing-masing bayi sesuai usianya.
Produksi ASI masing-masing ibu menyusui ini memang akan dipengaruhi oleh asupan makanan yang mencukupi, lengkap dan seimbang serta berbagai faktor pendukung yang sudah dijelaskan di atas.
Itu dia Moms penjelasan mengenai pola makan ibu menyusui.
Kabar baiknya adalah ASI Moms akan tepat untuk bayi Moms apa pun yang dikonsumsi. Tubuh kita tahu persis nutrisi apa yang dibutuhkan bayi pada setiap tahap perkembangannya.
Apa yang terpenting, Moms harus tetap bahagia dan hindari stres agar produksi ASI lancar, ya!
Artikel ini merupakan kerjasama dengan OMNI Hospitals.
dr. Andina Chrisnawati Rahardjo, Sp.A, M.Kes adalah Dokter Spesialis Anak dan Konselor ASI yang berpraktek di OMNI Hospitals Alam Sutera, Tangerang Selatan.
Jadwal Praktek:
- Senin dan Rabu: 14.00 s/d 17.00 WIB
- Selasa, Kamis dan Jumat: 13.00 s/d 17.00 WIB
- Sabtu: 10.00 s/d 12.00 (dengan perjanjian)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.