Pahami Aturan Pakai Levofloxacin untuk Mengatasi Infeksi Bakteri
Levofloxacin adalah jenis antibiotik yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri.
Obat ini tidak boleh digunakan tanpa pengawasan dokter untuk mengindari efek samping yang tidak diinginkan.
Jadi, baiknya ketahui dahulu aturan pakainya berikut ini.
Manfaat Levofloxacin
Foto: kalbemed.com
Levofloxacin adalah obat untuk infeksi pneumonia, bronkitis, infeksi ginjal, infeksi prostat, infeksi mata, dan infeksi sinus.
Obat ini masuk dalam kelas obat antibiotik yang disebut dengan fluoroquinolones.
Cara kerjanya adalah membunuh bakteri yang menyebabkan infeksi.
Obat ini juga digunakan untuk mencegah antraks, yakni penyakit infeksi yang menular dari hewan ternak.
Pada dasarnya, antibiotik adalah obat yang kerjanya melawan infeksi yang disebabkan oleh bakteri.
Penggunaan antibiotik harus dengan pengawasan dokter.
Sebab, berisiko menyebabkan resistensi antibiotik jika tidak digunakan dengan tepat.
Resistensi antibiotik adalah kondisi ketika bakteri yang menginfeksi kebal terhadap obat, sehingga obat tidak lagi ampuh untuk menyembuhkan.
Diperlukan obat yang kinerjanya lebih kuat sehingga bisa mengalahkan bakteri yang kebal tersebut.
Kita dapat membeli antibiotik ini dengan kisaran harga sekitar Rp4.500 - Rp19.300 per strip.
Baca Juga: Molexflu (Obat Flu dan Batuk): Kandungan, Dosis, dan Efek Samping
Dosis dan Aturan Pakai Levofloxacin
Foto: Orami Photo Stock
Antibiotik ini dapat ditemukan dalam kemasan levofloxacin tablet 500 mg, obat tetes mata, dan cairan infus.
Setiap orang dapat diberikan dosis yang berbeda-beda, tergantung dengan tujuan pengobatan, usia, dan kesehatan tubuh secara menyeluruh.
Berikut ini adalah dosis levofloxacin.
Mengobati Mata Merah (Konjungtivitis)
- Dewasa: 1–2 tetes tiap 2 jam (maksimal 8 kali per hari) selama 1–2 hari pertama.
- Hari ketiga sampai kelima, frekuensi diturunkan menjadi 1–2 tetes, 4 kali sehari.
Mengobati Infeksi Sinus
- Dewasa: 500 mg, 1 kali sehari, selama 10–14 hari
Mengobati Infeksi Prostat
- Dewasa: 500 mg, 1 kali sehari, selama 28 hari.
Mengobati Pneumonia
- Dewasa: 500 mg, 1–2 kali sehari, selama 7–14 hari.
Mengobati Infeksi Ginjal dan Bronkitis
- Dewasa: 500 mg, 1 kali sehari, selama 7–10 hari.
Mencegah Antraks
- Dewasa: 500 mg, 1 kali sehari, selama 8 minggu.
- Anak-anak usia ≥6 tahun dengan BB <50 kg: 8 mg/kgBB sampai maksimal 250 mg, 2 kali sehari. Durasi pengobatan 60 hari.
- Anak-anak usia ≥6 tahun dengan BB ≥50 kg: 500 mg, 1 kali sehari. Durasi pengobatan 60 hari.
Baca Juga: Mengenal Mediklin, Obat Jerawat dengan Kandungan Antibiotik
Gunakan obat ini persis sama dengan yang dokter arahkan, atau ikuti aturan pakai yang tercantum di kemasan obat.
Jangan menambah atau mengurangi dosis yang sudah ditentukan.
Bila Moms diresepkan obat minum, telan tabletnya secara utuh dengan segelas air.
Antibiotik ini bisa diminum sesudah atau sebelum makan.
Jika diberikan bentuk cairan infus, akan dibantu oleh tim medis karena pemasangannya cukup rumit jika dilakukan mandiri.
Untuk bentuk obat tetes, gunakan seperto obat sakit mata pada umumnya.
Jika melewatkan dosis, baiknya tidak menggandakan dosis di waktu minum selanjutnya.
Agar tidak melewatkan dosis, gunakan obat ini di waktu yang sama setiap harinya.
Baca Juga: Aturan Pakai dan Efek Samping Flucadex, Obat untuk Atasi Flu
Efek Samping Levofloxacin
Foto: Orami Photo Stock
Seperti obat lainnya, levofloxacin dapat menimbulkan efek samping.
Setiap orang dapat menunjukkan efek samping yang berbeda-beda, tergantung bagaimana tubuh meresepons obat.
Menurut MIMS, antibiotik ini dapat menyebabkan kantuk, pusing dengan atau tanpa sensasi berputar.
Jika terpengaruh, jangan mengemudi atau melakukan aktivitas yang membutuhkan konsentrasi yang tinggi.
Selain mengantuk, obat ini juga bisa menimbulkan efek samping seperti diare, mual, muntah, sakit perut, sembelit, sakit kepala, dan susah tidur.
Beberapa efek samping mungkin memerlukan bantuan medis segera.
Baca Juga: Minum Antibiotik Saat Menyusui, Berdampakkah Pada Si Kecil?
Segera minta pertolongan medis, jika mengalami efek samping berikut ini.
- Ruam, sesak napas, mulut, atau mata bengkak.
- Pengelupasan kulit atau melepuh pada bibir, mulut atau mata disertai demam.
- Demam dengan sakit tenggorokan atau sariawan yang persisten, pendarahan atau memar yang tidak biasa.
- Nyeri, pembengkakan pada tungkai dan persendian.
- Tendon pecah, diikuti dengan nyeri, memar, dan kelemahan yang nyata pada area yang terkena.
- Mati rasa atau kesemutan di tangan dan kaki.
- Detak jantung tidak teratur (aritmia)
- Hipoglikemia yang ditandai dengan pusing, gemetar, lapar, lemah, kesulitan bicara, dan bingung.
- Perubahan suasana hati yang tidak biasa.
- Hiperglikemia yang muncul dengan gejala haus, sering buang air kecil, dan lapar.
- Urine keruh, menggigil, nyeri punggung bawah, disertai demam.
- Sakit perut, kulit atau mata menguning, urin berwarna gelap, feses pucat.
- Diare parah, dehidrasi, kram perut dan nyeri.
Baca Juga: Antibiotik untuk Radang Tenggorokan dan Batuk, Cari Tahu Di Sini!
Beri tahu dokter jika salah satu dari efek samping ini tidak hilang atau bertambah parah.
Levodloxacin mungkin tidak boleh Moms dan Dads gunakan jika memang memiliki alergi dengan obat sejenis.
Atau jika memiliki epilepsi atau riwayat masalah tendon yang terkait dengan penggunaan antibiotik.
Sementara itu, untuk ibu hamil, menyusui, atau memiliki masalah kesehatan lainnya, sebaiknya konsultasikan ke dokter sebelum menggunakan obat.
Begitu juga ketika Moms dan Dads sedang menggunakan obat lain, seperti suplemen atau obat tradisional Tiongkok.
Beri tahu dokter mengenai penggunaan obat tersebut untuk menghindari terjadinya interaksi obat.
- https://www.mims.com/indonesia/drug/info/levofloxacin/patientmedicine/levofloxacin%2B-%2Boral
- https://www.medicines.org.uk/emc/product/12153/smpc
- https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a697040.html
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.