Mengenal Asites, Kondisi Perut Berisi Cairan seperti Hamil
Moms merasa perut semakin besar padahal makan sedikit? Bisa jadi itu tanda mengalami asites, lho.
Walau bisa dibilang sangat jarang terjadi, asites biasanya menandakan ada masalah pada fungsi tubuh tertentu.
Kondisi ini bisa terjadi secara cepat dalam hitungan hari dan gejalanya akan membuat Moms merasa sangat tidak nyaman dan terganggu aktivitasnya.
Yuk Moms, simak informasi berikut untuk tahu lebih banyak tentang seluk beluk asites.
Baca Juga: Asam Lambung Naik? Kenali Dosis dan Manfaat Obat Famotidine
Apa Itu Asites?
Foto: medicalnewstoday.com
Asites adalah kondisi penumpukan cairan di rongga peritonial atau area di antara lapisan dalam perut dan organ tubuh di bagian dalam perut.
Normalnya, rongga perut (peritoneum) hanya berisi sedikit cairan atau maksimal berjumlah 20 mililiter atau kurang pada wanita.
Namun, jika jumlah cairan di dalam peritoneum lebih dari 25 mililiter maka seseorang dianggap mengalami asites.
Kondisi ini menyebabkan penderita asites memiliki perut yang membesar atau tampak buncit dan menyebabkan ketidaknyamanan.
Dilansir dari WebMD, jika dibiarkan, asites dapat berkembang semakin parah dan menyebabkan sejumlah komplikasi berbahaya, seperti:
- Sakit perut berkepanjangan
- Efusi pleura, yakni penumpukan cairan di rongga pleura yang dapat menyebabkan kesulitan bernapas
- Hernia, seperti hernia inguinalis
- Sindrom hepatorenal, jenis gagal ginjal progresif langka
- Infeksi bakteri, seperti spontaneous bacterial peritonitis (SBP)
Baca Juga: 7 Rekomendasi Dokter Kulit Jogja yang Bisa Moms Kunjungi untuk Perawatan Kecantikan
Penyebab Asites
Foto: Orami Photo Stock
Asites umumnya disebabkan oleh terbentuknya jaringan parut pada organ hati atau yang dikenal dengan sebutan sirosis.
Kondisi ini meningkatkan tekanan di dalam pembuluh darah hati sehingga menekan cairan masuk ke rongga perut dan menyebabkan asites.
Namun, ada sejumlah kondisi yang bisa menjadi penyebab asites, seperti:
1. Kerusakan Hati
Melansir Medical News Today, kerusakan hati atau sirosis ditemukan menyumbang sekitar 80 persen kasus penyakit ini.
Melansit Journal of Hepatology, asites sirosis berkembang ketika tekanan darah di vena portal (pembuluh darah yang membawa darah dari organ pencernaan ke hati) menjadi terlalu tinggi.
Saat tekanan meningkat, fungsi ginjal menjadi memburuk dan cairan bisa menumpuk di rongga perut.
Saat lever berjuang untuk mengelola cairan, cairan ini akan dipaksa masuk ke rongga perut dan menyebabkan asites.
2. Tumor
Adanya tumor dalam rongga perut yang menekan pembuluh darah dapat menimbulkan peningkatan tekanan dalam pembuluh darah.
Akibatnya cairan dari dalam pembuluh darah akan keluar ke rongga perut.
Baca Juga: 4 Penyebab Polihidramnion, Gangguan Cairan Ketuban yang Berlebihan
3. Gagal Jantung dan Gagal Ginjal
Jika Moms mengalami gagal jantung atau gagal ginjal, volume darah di arterinya mungkin akan turun.
Hal ini dapat memicu perubahan pada berbagai sistem tubuh yang menyebabkan penyempitan pada pembuluh darah ginjal dan retensi natrium dan air.
Perubahan ini dapat mengakibatkan asites.
4. Penumpukan Air dan Garam
Bila sel-sel hati rusak, ternyata berpengaruh terhadap fungsi hati dan ginjal.
Pasalnya, gangguan fungsi hati ini dapat memengaruhi pengeluaran garam dari tubuh melalui urine.
Kadar garam yang berlebih dalam tubuh dapat menyebabkan cairan menumpuk di dalam perut dan memicu rasa tidak nyaman.
5. Penyebab Asites Lainnya
Selain di atas, ada beberapa kondisi atau masalah kesehatan lain yang juga bisa menjadi penyebab penyakit ini, seperti:
- Tuberkulosis
- Penyakit pankreas, seperti pankreatitis kronis atau kanker pankreas
- Penggunaan obat intravena
- Kegemukan
- Kadar kolesterol tinggi
- Diabetes tipe 2
- Lesi ovarium Gizi buruk
- Penyalahgunaan alkohol jangka panjang
Baca Juga: Waspada Penyakit Batu Ginjal, Ketahui Penyebab, Gejala, dan Cara Mencegahnya!
Gejala Asites
Foto: Dailymail.co.uk
Melansir International Journal of Gastroenterology, Hepatology, Transplant & Nutrition, gejala utama penyakit ini pada adalah membesarnya ukuran perut.
Namun, biasanya disertai juga dengan gejala lain, seperti:
- Rasa nyeri pada setiap sisi tubuh
- Terlihat pembuluh darah di bawah kulit perut
- Sakit perut
- Tidak nafsu makan
- Perut terasa begah
- Terkadang sulit bernapas
- Gangguan pencernaan
- Sensasi rasa terbakar di dada (heartburn) akibat naiknya asam lambung
- Peningkatan berat badan
Baca Juga: 5 Doa Setelah Azan dan Maknanya, Insya Allah Dilimpahkan Berkah serta Pahala, Yuk Amalkan!
Diagnosis Asites
Foto: Orami Photo Stock
Dokter umumnya akan menanyakan keluhan yang dirasakan dan riwayat kesehatan Moms.
Selanjutnya dokter akan melakukan pemeriksaan pada perut, termasuk melihat bentuk perut saat duduk atau berdiri, serta memeriksa pergerakan dan bunyi perut.
Untuk mengetahui seberapa banyak cairan yang menumpuk dan mencari tahu penyebab pasti penyakit ini, dokter dapat meminta Moms menjalani pemeriksaan penunjang, seperti:
1. USG dan CT-scan
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan memantau kondisi tubuh.
Bila cairan yang menumpuk di perut jumlahnya lebih dari 500cc, asites dapat dengan mudah dideteksi melalui pemeriksaan fisik.
Akan tetapi bila cairan jumlahnya sedikit maka USG juga diperlukan untuk memastikan adanya penyakit ini.
Selain USG, CT-scan juga diperlukan pada kasus tertentu untuk mencari tahu penyakit lain yang mendasarinya. Misalnya saja tumor di rongga perut.
2. Parasintesis
Pengambilan cairan juga terkadang diperlukan untuk kemudian dianalisis di bawah mikroskop.
Prosedur ini dinamakan parasintesis.
Pengambilan cairan dilakukan menggunakan jarum yang ditusukkan langsung ke perut setelah sebelumnya dilakukan pembiusan lokal.
Dengan bantuan USG, jarum yang dimasukkan lewat kulit akan langsung diarahkan ke tumpukan cairan untuk kemudian disedot dalam jumlah yang diperlukan.
3. Pemeriksaan Darah
Untuk mengevaluasi kondisi umum penderita, seperti pemeriksaan faktor pembekuan darah, dapat dilakukan pemeriksaan darah lengkap.
Pada penderita penyakit ini umumnya didapatkan gangguan pembekuan darah karena adanya gangguan pada organ hati.
Baca Juga: 7 Cara Menghitung Dosis Obat untuk Anak, Perlu Diperhatikan, Nih Moms!
Cara Mengatasi Asites
Foto: Orami Photo Stock
Pengobatan penyakit ini pada setiap orang akan berbeda tergantung dengan penyebabnya.
Beberapa langkah pengobatan di antaranya adalah:
1. Obat Diuretik
Diuretik merupakan jenis obat yang banyak diresepkan oleh dokter untuk menangani asites.
Obat ini bekerja membuang garam dan air dari dalam tubuh.
Dengan dibuangnya air yang berlebihan, keluhan asites diharapkan dapat berkurang.
2. Parasintesis
Parasintesis dilakukan dengan menyedot kelebihan cairan dari dalam perut menggunakan jarum panjang.
Dengan bantuan USG, sebuah jarum ditusukkan melalui kulit dan langsung mengarah ke area dalam perut tempat terjadi tumpukan cairan.
Metode ini umumnya dilakukan pada kasus asites berulang yang tidak memberi respons baik terhadap pemberian obat diuretik.
3. Operasi
Pada kasus yang parah, operasi merupakan salah satu langkah dalam penanganan penyakit ini.
Pada operasi ini nantinya sebuah selang akan dipasang di dalam tubuh guna memperlancar aliran darah pada organ hati.
Dengan lancarnya aliran darah, penumpukan cairan yang menyebabkan asites juga diharapkan dapat segera teratasi.
Selain pemasangan selang, jika ditemukan kerusakan hati yang parah, dokter mungkin merekomendasikan transplantasi hati untuk mengatasi asites.
Baca Juga: 7 Rekomendasi Vitamin Penumbuh Gigi Anak dengan Kandungan Kalsium Tinggi
Nah itu dia Moms penjelasan lengkap mengenai asites.
Jika ada Moms, keluarga atau kerabat mengalami keluhan yang mengarah pada asites, segera cari pertolongan medis ya!
- http://journal.pghtn.com/wp-content/uploads/2016/03/JGHTN-12-Dr-BS-Tomar-Pediatric-Ascites-Revisited.pdf
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3664283/
- https://www.webmd.com/digestive-disorders/ascites-medref
- https://www.healthline.com/health/ascites#risk-factors
- https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/14792-ascites/prevention
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/318775#:~:text=What%20is%20ascites%3F&text=Ascites%20is%20the%20medical%20term,function%2C%20causing%20fluid%20to%20accumulate.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.