Mengenal Human Papillomavirus (HPV), Virus Penyebab Kanker Serviks
Kanker serviks mungkin sudah tidak asing lagi di telinga. Kanker serviks merupakan pembunuh nomor satu wanita di dunia.
Di Indonesia, penyakit yang merenggut nyawa Julia Perez itu juga menjadi pembunuh nomor satu. Setiap satu jam ada 1-2 wanita yang meninggal karena kanker serviks.
Tidak seperti kebanyakan virus yang punya gejala kasatmata. Virus flu misalnya terdeteksi karena ada gejala meriang atau menggigil. HPV sama sekali tidak memiliki gejala kasatmata.
HPV bekerja dengan sangat tenang, berkembang biak secara diam-diam, lalu tiba-tiba menyerang. HPV baru terdeteksi sebagai kanker serviks saat sudah masuk stadium lanjut.
Kanker serviks memang terdengar mengerikan. Rata-rata, pasien kanker serviks mengetahui kondisi kesehatan mereka saat sel kanker sudah menyebar dan merusak organ lain. Karena itu juga, human papillomavirus (HPV), virus pemicu kanker serviks, kerap disebut silent killer.
Bentuk Human Papillomavirus (HPV)
Tidak semua HPV memicu terjadinya kanker serviks lho Moms. Kebanyakan HVP justru hanya menyebabkan kutil kulit di area tangan, dada, lengan, atau kaki.
HPV tipe lain menyerang membran mucous yang melindungi organ tubuh dari luar, seperti vagina, anus, mulut, dan tenggorokan.
HPV yang ditemukan di membran mucous biasanya dikenal sebagai HPV kelamin. HPV jenis ini pun tidak lantas menjadi kanker serviks.
Beberapa tipe HPV kelamin hanya menimbulkan kulit di area-area tersebut. HPV tipe ini masuk dalam kategori HPV berisiko rendah.
HPV yang tinggal di membran mucous juga ada yang masuk kategori berisiko tinggi. HPV tipe ini yang selnya bisa berubah menjadi pra-kanker hingga nantinya berkembang menjadi kanker. HPV tipe 16, 18, dan 52 menjadi HPV terganas yang berpotensi besar untuk menjadi kanker di masa yang akan datang.
Berdasarkan penelitian yang dihimpun para Ahli Onkologi, 75 sampai 80 persen virus akan mati dengan sendirinya saat kekebalan tubuh sangat bagus.
Di saat HPV tipe lain menghilang dengan sendirinya, HPV dengan tipe-tipe berisiko tinggi ini justru bertahan dan malah terus bermutasi menjadi sel kanker.
Secara umum, HPV merupakan virus biasa yang bisa menyerang pria dan wanita yang pernah berhubungan seks. Tidak ada perawatan khusus untuk HPV karena kebanyakan HPV akan hilang begitu saja tanpa perawatan. Memiliki HPV tidak otomatis memiliki kanker serviks. Tipe HPV yang jadi penyebab kanker bisa dicegah penyebarannya dengan vaksin.
Baca Juga: Ini Usia yang Tepat Melakukan Vaksin HPV Untuk Mencegah Kanker Serviks
Cara Penularan HPV
HPV dapat ditularkan melalui kontak fisik, termasuk hubungan seks. HPV memang kebanyakan ditularkan melalui hubungan seks, seperti seks vaginal, seks anal, dan seks oral. HPV bahkan bisa ditularkan dari orang yang tidak memiliki gejala HPV tapi memiliki virus tersebut dalam tubuhnya.
Siapapun yang pernah berhubungan seks pasti pernah terjangkit HPV, baik terdeteksi maupun tidak. Berhubungan seksual dengan banyak partner juga bisa memicu terjadinya penularan HPV.
Baca Juga: 6 Gejala Kanker Serviks yang Sering Diabaikan Wanita, Salah Satunya Kutil di Kelamin
HPV Menjadi Kanker Serviks
Saat seorang wanita terpapar HPV kelamin, sistem imun akan dengan sigap menghalau virus tersebut. Namun, beberapa virus kebal dan bertahan hingga bertahun-tahun. Virus-virus yang kuat ini bisa bermutasi menjadi virus-virus pemicu kanker serviks.
Beberapa tipe HPV bisa bermutasi menjadi kanker serviks karena faktor-faktor tertentu, seperti merokok, obesitas, dan konsumsi KB oral jangka panjang.
Itulah beberapa hal yang perlu Moms ketahui soal HPV yang menjadi pemicu terjadinya kanker serviks. Periksakan diri secara reguler ke dokter, lakukan vaksin HPV, dan ubah gaya hidup menjadi lebih sehat untuk mencegah kanker serviks.
(AND)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.