Keracunan Matahari, Ketahui Penyebab, Gejala, dan Cara Mencegahnya
Moms tentu tahu pentingnya menjaga kulit dari sinar matahari dengan selalu menggunakan tabir surya.
Pemakaian tabir surya juga dapat membantu dalam mencegah risiko kanker kulit.
American Academy of Dermatology merekomendasikan agar semua orang menggunakan tabir surya dengan kriteria sebagai berikut:
- Memberikan perlindungan dari sinar UVA dan UVB
- SPF 30 atau lebih tinggi
- Tahan air
Namun, ada juga kondisi di mana seseorang bisa mengalami keracunan matahari. Kondisi ini bisa terjadi pada segelintir orang, di mana terjadi reaksi kekebalan tubuh yang tidak normal ketika terpapar matahari.
Shari Lipner, MD, PhD, asisten profesor dermatologi di Weill Cornell Medicine menjelaskan perbedaan dari kulit yang terbakar matahari (sunburn) dan keracunan matahari.
"Sunburn adalah kemerahan dan peradangan kulit karena terlalu banyak terpapar sinar matahari, ini bisa terjadi pada siapapun. Namun, keracunan matahari adalah jenis ruam yang hanya dialami sebagian orang, karena reaksi kekebalan tubuh yang tidak normal terhadap matahari," jelasnya mengutip Dr. Axe.
Lebih lanjut, Dr. Lipner mengatakan bahwa sekitar 10-20 persen dari populasi dunia mungkin bisa memiliki alergi matahari, sehingga dampaknya dapat mengalami keracunan matahari.
Baca Juga: Zinc Oxide pada Skincare, Apa Manfaatnya?
Penyebab dan Faktor Risiko Keracunan Matahari
Foto: thehealthy.com
Mengutip Mayo Clinic, ada beberapa hal yang menyebabkan keracunan matahari, yaitu seperti penggunaan obat-obatan tertentu, bahan kimia dan kondisi medis dapat membuat kulit lebih sensitif terhadap matahari.
Penyebab dan faktor risiko keracunan matahari dapat meliputi:
- Keturunan (alergi matahari bisa diwariskan)
- Obat-obatan tertentu, seperti antibiotik
- Bahan kimia yang bersentuhan dengan kulit
- Memiliki kulit yang terang, karena orang dengan kulit terang umumnya dianggap paling sensitif terhadap sinar matahari, sehingga lebih mungkin mengalami reaksi fototoksik seperti keracunan matahari.
Perlu diketahui, bahwa tanda dan gejala keracunan matahari biasanya muncul dalam beberapa menit hingga beberapa jam setelah terpapar sinar matahari.
Baca Juga: 4 Cara Memilih Sunscreen untuk Anak, Jangan Sampai Salah!
Gejala Keracunan Matahari
Foto: pexels.com
Keracunan matahari pada seseorang akan menimbulkan ruam. Ruam keracunan matahari sering kali berisi benjolan kecil di lokasi terpapar sinar matahari.
Tanda-tanda keracunan matahari yang disebabkan oleh alergi bisa termasuk hal-hal berikut ini:
- Kemerahan kulit
- Gatal atau sakit
- Benjolan kecil yang mungkin akan timbul
- Scaling, atau pengerasan kulit atau perdarahan
- Lepuh atau gatal-gatal
Biasanya, gejala keracunan matahari sering di daerah "V" leher, punggung tangan serta permukaan luar lengan dan kaki bagian bawah. Keracunan matahari pada bibir dan kaki juga bisa terjadi, tetapi kurang umum.
Baca Juga: Perbedaan Sunscreen dan Sunblock, Serupa tapi Tak Sama
Pencegahan Keracunan Matahari
Foto: medicalnewstoday.com
Dalam American Journal of Human Genetics, paparan kulit terhadap radiasi UV menyebabkan reaksi inflamasi yang ditandai dengan eritema (kemerahan), edema, dan kemungkinan nyeri dan lepuh (sunburn).
Melansir Cleveland Clinic, Moms dapat melakukan beberapa bentuk pencegahan terhadap keracunan matahari, sekaligus untuk menghindari kulit dari sengatan matahari.
- Gunakan tabir surya berspektrum luas (UVA dan UVB) dengan minimal 30 SPF. Oleskan 15-30 menit sebelum ke luar ruangan dan aplikasikan kembali setiap 2 jam.
- Hindari keluar ruangan di antara jam 10 pagi - 4 sore.
- Hindari penggunaan tanning bed.
- Waspadai efek samping obat.
- Kenakan pakaian yang melindungi kulit, seperti lengan panjang, kacamata hitam, sarung tangan dan topi lebar.
- Jauhkan bayi di bawah 6 bulan dari sinar matahari langsung.
Itu dia Moms, penyebab, gejala, dan langkah pencegahan yang bisa dilakukan untuk menghindari keracunan matahari.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.