06 Maret 2020

Moms dengan Penyakit Lupus, Perhatikan Hal-hal Ini Bila Mau Menyusui

Moms dengan penyakit lupus bisa menyusui, tapi perhatikan hal-hal ini ya

Memiliki bayi baru lahir memang anugerah terindah, apalagi jika Moms bisa melengkapinya dengan proses menyusui yang lancar. Pemberian ASI eksklusif pada bayi sangat dianjurkan, terlebih di usia 0-6 bulan.

Tidak hanya baik bagi antibodi Si Kecil, ASI pun punya banyak manfaat lain seperti memenuhi kebutuhan nutrisi bayi, meningkatkan kecerdasan bayi, mempercepat pemulihan rahim ibu, dan lain-lain.

Fakta unik tentang penyakit ini adalah orang zaman dulu mengira penyakit ini adalah hasil gigitan serigala, lho. Hal ini diceritakan oleh dr. Saira Sheikh, MD, Assistant Professor of Medicine dan pemimpin UNC Rheumatology Lupus Clinic dalam Division of Rheumatology, Allergy, and Immunology di University of North Carolina.

"Kata lupus adalah bahasa Latin untuk serigala. Pada abad ke-18, ketika lupus mulai dikenali sebagai penyakit, orang dulu menduga penyakit ini disebabkan oleh gigitan serigala. Hal ini mungkin karena karakteristik ruam wajah yang khas dari lupus yang sering dapat meninggalkan bekas gigitan," ujar dr. Sheikh.

Menurutnya, lupus bukanlah penyakit baru. Penyakit ini bahkan diyakini sudah dijelaskan oleh Hippocrates sekitar 400 SM.

Namun, bagaimana dengan Moms yang punya penyakit lupus? Apakah bisa menyusui Si Kecil? Risiko apa yang menanti jika Moms dengan penyakit lupus masih tetap mau menyusui bayinya?

Nah, supaya Moms tidak salah kaprah, lebih baik simak hal-hal penting ini di bawah ini, ya.

Adakah Efek Penyakit Lupus pada Bayi?

Bayi Baru Lahir Terkena Hipotermia, Bagaimana Cara Mengatasinya 4.jpg
Foto: Bayi Baru Lahir Terkena Hipotermia, Bagaimana Cara Mengatasinya 4.jpg

Moms, sebenarnya apa itu penyakit lupus?

"Penyakit lupus adalah penyakit autoimun kronis, kompleks, yang dapat mempengaruhi setiap bagian tubuh dari kepala hingga kaki, termasuk kulit, persendian, dan organ di dalam tubuh seperti ginjal, jantung, hati, paru-paru, otak, dan lain-lain," jelas dr. Sheikh.

Kebanyakan Moms dengan lupus melahirkan bayi yang sehat. Bayi yang lahir dari pasien lupus tidak memiliki kemungkinan cacat lahir atau cacat mental yang lebih besar daripada bayi yang lahir dari perempun tanpa lupus.

Berdasarkan data dari US-based Research Registry for Neonatal Lupus tahun 2003, di antara pasien lupus dengan antibodi anti-Ro / SSA atau anti-La / SSB, risiko bayi akan menderita lupus erythematosus neonatal adalah 25 persen.

Baca Juga: Ibu Mengidap Hepatitis B, Amankah untuk Menyusui?

Lupus neonatal terdiri dari ruam merah, biasanya di sekitar mata dan kulit kepala yang sifatnya sementara dan jumlah darah abnormal. Penyakit lupus ini biasanya akan menghilang pada bayi di usia 6 hingga 8 bulan dan tidak kambuh.

Bayi dari pasien penyakit lupus juga rentan terhadap penghambatan pertumbuhan dan berat badan lahir rendah. Risiko ini lebih mungkin terjadi pada ibu yang mengonsumsi steroid atau menderita pre-eklampsia, atau hipertensi.

Oleh karena itu, sangat penting Moms menjalani pemantauan lewat USG secara teratur untuk mendeteksi risiko-risiko ini supaya bisa ditangani dengan cepat.

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan

menyusui.jpg
Foto: menyusui.jpg

Penyakit lupus adalah penyakit autoimun kronis yang bisa menyebabkan komplikasi kehamilan. Namun, sebagian besar perempuan dengan penyakit lupus nyatanya bisa menyusui dengan sukses, Moms.

Nah, kalau Moms berencana mau menyusui, perhatikan hal-hal ini, ya:

  • Kesehatan Moms. Karena gejala penyakit lupus berupa radang sendi, ruam, dan kelelahan, mungkin akan memburuk atau kambuh selama kehamilan atau pasca melahirkan. Moms mungkin akan merasa sakit pada hari-hari pertama pasca kelahiran. Tentu saja hal ini bisa membuat proses menyusui jadi lebih sulit pada minggu-minggu pertama.
  • Perkembangan bayi. Setengah dari Moms dengan lupus melahirkan prematur, dan beberapa bayi mungkin beratnya lebih kecil dari yang diharapkan. Hal ini tentu saja bisa membuat proses menyusui jadi lebih sulit.
  • Keamanan obat-obatan. Obat penyakit lupus bisa masuk ke ASI dan mengganggu produksi ASI atau bisa saja obatnya tidak aman untuk bayi. Contoh, Moms dengan lupus disarankan untuk berhenti menggunakan metotreksat sebelum kehamilan dan sebagian besar dokter tidak merekomendasikannya juga saat menyusui. Sementara, obat-obatan seperti azathioprine, hydroxychloroquine, prednison dosis rendah dan NSAID dianggap berisiko rendah saat menyusui. Hal ini bergantung pada obat dan dosisnya, apa yang tepat untuk Moms lain mungkin tidak tepat buat Moms. Selalu tanyakan pada dokter ya, mana obat yang aman untuk menyusui.
  • Efek samping obat. Efek samping dari obat penyakit lupus dalam ASI mungkin lebih parah untuk bayi prematur, terutama bayi yang sangat kecil atau sakit.

Baca Juga: Apa Dampak Darah Tinggi Pada Ibu Hamil dan Janin?

Apa yang Bisa Dilakukan supaya Menyusui Sukses?

gambar 03 memilih pompa asi yang tepat (sumber twiniversity.com)
Foto: gambar 03 memilih pompa asi yang tepat (sumber twiniversity.com) (Twiniversity.com)

Apabila bayi Moms terlalu kecil atau lemah untuk menyusu, Moms bisa memompa ASI sampai Si Kecil siap untuk menyusu langsung. Moms bisa menyetok ASIP dan memberikannya dengan botol susu atau cup feeder.

Moms bisa juga mengunjungi konsultan laktasi untuk membantu Moms dan Si Kecil agar bisa menyusu langsung.

Lalu, jika Moms khawatir dengan keamanan obat yang sedang Moms konsumsi untuk penyakit lupus Moms, Moms bisa memeriksa keamanan obat tersebut lewat LactMed, sebuah database yang berisi informasi tentang obat-obatan dan bahan kimia lain yang aman bagi ibu menyusui.

Aplikasi LactMed ini juga bisa membantu Moms menemukan pengobatan alternatif lain apabila obat yang Moms gunakan saat ini dianggap tidak aman untuk bayi dan busui. Atau, Moms bisa mengunjungi dokter dan bertanya tentang obat-obatan tersebut.

Baca Juga: 6 Penurun Kolesterol Alami yang Aman untuk Ibu Menyusui

Nah, itulah beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk Moms dengan penyakit lupus yang mau menyusui. Semoga Moms bisa memberikan ASI eksklusif buat Si Kecil dengan optimal, ya.

(SR/ERN)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.