Serba-serbi Operasi Prostat: Jenis, Penyakit yang Terkait, dan Efek Sampingnya
Operasi prostat atau prostatektomi adalah prosedur yang dilakukan untuk mengangkat sebagian atau seluruh prostat.
Biasanya dilakukan untuk memperbaiki masalah pada prostat, seperti pembesaran prostat atau kanker prostat.
Prostat adalah kelenjar seukuran kenari yang terletak di antara kandung kemih dan penis.
Kelenjar ini membungkus uretra, tabung tipis yang dilewati urine, dan air mani.
Lebih lanjut mengenai operasi prostat bisa Moms simak dalam pembahasan berikut ini!
Baca juga: 16 Efek Samping Implan Payudara, Bukan Hanya Memar, Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Langka!
Jenis-Jenis Operasi Prostat
Foto Dokter Bedah (Orami Photo Stock)
Operasi prostat ada banyak jenisnya, yaitu:
1. Prostatektomi Terbuka
Prostatektomi terbuka juga dikenal sebagai operasi prostat konvensional.
Dokter bedah akan membuat sayatan melalui kulit untuk mengangkat prostat dan jaringan di sekitarnya.
2. Operasi Laparoskopi
Operasi laparoskopi adalah pendekatan invasif minimal untuk operasi prostat.
Metodenya terbagi lagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
- Prostatektomi radikal laparoskopi. Dilakukan dengan menggunakan tabung tipis berkamera untuk melihat ke dalam area prostat.
- Prostatektomi radikal laparoskopi dengan bantuan robot. Dokter mengarahkan lengan robot sambil melihat monitor komputer.
3. Operasi Prostat dengan Laser
Operasi prostat dengan laser biasanya digunakan untuk mengatasi benign prostatic hyperplasia (BPH) atau pembesaran prostat jinak.
Prosedur ini tidak menyebabkan bekas luka di luar tubuh, atau tidak menggunakan sayatan.
Dokter akan memasukkan ruang serat optik melalui ujung penis dan ke dalam uretra.
Kemudian dokter akan mengangkat jaringan prostat yang menghalangi aliran urine.
4. Bedah Endoskopi
Mirip dengan operasi laser, bedah endoskopi tidak membuat sayatan apapun.
Dokter akan menggunakan tabung panjang dan fleksibel dengan lampu dan lensa untuk mengangkat bagian dari kelenjar prostat.
Tabung ini dimasukkan melalui ujung penis. Meski tidak membuat sayatan, operasi prostat jenis ini dianggap kurang invasif.
5. Operasi untuk Melebarkan Uretra
Jenis prosedurnya terbagi lagi menjadi dua, yaitu transurethral resection of the prostate (TURP) dan transurethral incision of the prostate (TUIP).
TURP adalah prosedur standar untuk pengobatan BPH.
Seorang ahli urologi akan memotong potongan-potongan jaringan prostat yang membesar dengan loop kawat.
Potongan jaringan akan masuk ke kandung kemih dan keluar di akhir prosedur.
Sementara TUIP adalah prosedur yang dilakukan dengan membuat beberapa sayatan kecil di prostat dan leher kandung kemih untuk memperlebar uretra.
Penyakit yang Membutuhkan Operasi Prostat
Foto Kelenjar prostat (Orami Photo Stock)
Kelenjar prostat adalah bagian dari sistem reproduksi, dan membantu memproduksi air mani.
Prostat cenderung tumbuh lebih besar dengan bertambahnya usia.
Ini karena perubahan hormonal dan pertumbuhan sel dalam proses penuaan terkadang menyebabkannya membengkak.
Pembengkakan memberi tekanan pada uretra, membuatnya lebih sulit untuk mengosongkan kandung kemih saat buang air kecil.
Berikut ini beberapa kondisi yang membutuhkan operasi prostat:
1. Pembesaran Prostat Jinak (BPH)
Pembesaran prostat jinak atau BPH bukanlah kanker dan tidak meningkatkan risiko seseorang terkena kanker prostat.
Namun, prostat dapat membengkak sampai menyebabkan masalah.
Beberapa orang dengan BPH mungkin memerlukan pembedahan, biasanya dengan TURP.
Pilihan operasi lainnya termasuk transurethral electrovaporization of the prostat (TUVP).
Prosedurnya bergantung pada energi listrik untuk menghilangkan jaringan dengan panas.
Selain itu, bisa juga dengan prosedur TUIP, di mana jaringan tidak diangkat tetapi lubang uretra diperlebar melalui pembedahan.
Menurut studi pada 2022 di jurnal Cochrane Database of Systematic Reviews, operasi laser dan embolisasi arteri prostat juga bisa jadi pilihan.
Baca juga: 7 Penyebab Leher Hitam dan Cara Mengatasinya agar Kembali ke Warna Kulit Asal
2. Prostatitis
Prostatitis adalah peradangan pada prostat atau daerah di sekitarnya.
Selain bentuk kronisnya, kondisi ini terkadang disebut sindrom nyeri panggul kronis, yang disebabkan oleh bakteri.
Operasi prostat mungkin direkomendasikan jika prostatitis tidak disebabkan oleh bakteri. Operasi juga mungkin diperlukan jika obat-obatan tidak efektif.
Baik TURP dan TUVP dapat digunakan untuk mengatasi prostatitis.
Selain itu, studi pada 2022 di jurnal Biomedicines menyebut pengobatan yang mengandalkan gelombang kejut juga bisa jadi alternatif yang menjanjikan.
Namun, penelitian baru sebatas pada hewan dan manusia. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi manfaatnya.
3. Kanker Prostat
Kanker prostat dimulai ketika sel-sel di kelenjar prostat mulai tumbuh di luar kendali.
Dibandingkan dengan beberapa kanker lain, kanker prostat cenderung lebih lambat dan kurang invasif saat tumbuh.
Tidak semua penderita kanker prostat membutuhkan operasi prostat.
Pada kasus kanker yang risiko penyebarannya rendah, biasanya dokter akan menyarankan untuk menunggu, sambil mengamati kondisi.
Orang yang menderita kanker prostat akan diperiksa tingkat antigen spesifik prostatnya secara teratur untuk memantau kemajuan kondisi.
Terapi radiasi dan/atau operasi prostat bisa jadi diperlukan. Misalnya dengan operasi terbuka atau laparoskopi prostatektomi radikal.
Prosedur ini akan mengangkat seluruh kelenjar, dan dapat membantu penderita kanker prostat yang belum menyebar ke organ dan jaringan lain.
Efek Samping dari Operasi Prostat
Foto Disfungsi Ereksi (Orami Photo Stock)
Ada beberapa efek samping yang bisa terjadi setelah operasi prostat, seperti:
1. Masalah Kemih
Termasuk buang air kecil yang menyakitkan, kesulitan buang air kecil, dan inkontinensia urine, atau masalah mengendalikan urine.
Masalah-masalah ini biasanya hilang beberapa bulan setelah operasi, dan jarang terjadi terus-menerus.
2. Disfungsi Ereksi
Normal untuk tidak mengalami ereksi selama 8 hingga 12 minggu setelah operasi prostat.
Kemungkinan disfungsi ereksi jangka panjang meningkat jika saraf juga terpengaruh.
Namun, dokter ahli bedah biasanya akan menangani saraf dengan hati-hati selama operasi prostat, sehingga efek samping ini tidak selalu terjadi.
Beberapa pria juga mengalami sedikit penurunan panjang penis karena pemendekan uretra.
3. Disfungsi Seksual
Seseorang yang menjalani operasi prostat juga mungkin mengalami perubahan orgasme dan kehilangan kesuburan.
Ini karena dokter mengangkat kelenjar air mani selama prosedur operasi. Bicaralah dengan dokter jika hal ini membuat khawatir.
Baca juga: Kanker Testis: Pengertian, Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
4. Efek Samping Lain
Misalnya akumulasi cairan di kelenjar getah bening di area genital atau kaki, atau hernia pada selangkangan.
Ini dapat menyebabkan rasa sakit dan bengkak, tetapi keduanya dapat diperbaiki dengan pengobatan.
Itulah pembahasan mengenai operasi prostat. Semoga bermanfaat!
- https://doi.org/10.1002/14651858.CD012867.pub3
- https://doi.org/10.3390/biomedicines10030675
- https://www.verywellhealth.com/the-purpose-of-prostate-surgery-5088493
- https://www.healthline.com/health/prostate-surgery
- https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/prostatectomy/about/pac-20385198
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.