Pentingnya Pemberian Gizi dan Nutrisi Anak yang Tepat, Agar Tetap Sehat Saat Pandemi
Nutrisi anak memang harus dipenuhi dengan baik. Demi tumbuh kembang yang sempurna, anak perlu diberikan berbagai macam makanan sesuai dengan usianya.
Pandemi masih mencuri perhatian masyarakat dunia. Ketika masyarakat mulai peduli terhadap asupan yang baik agar terhindar dari stres yang dapat menurunkan imunitas tubuh, para orang tua tentunya pun menginginkan dan memikirkan hal yang sama.
Nutrisi anak yang tepat dan cara memenuhinya di masa pandemi adalah hal penting yang harus dipikirkan. Karena seperti yang sudah kita ketahui, vaksin virus COVID-19 sendiri tidak bisa diberikan atau belum bisa diberikan pada anak.
Jadi, hal yang paling penting untuk menjaga kesehatan Si Kecil adalah dengan menjaga nutrisinya agar selalu terjaga.
Untuk mengusir kekhawatiran Moms dan Dads di rumah, Orami pun mengundang dr. Natia Anjarsari Widyati, Sp.A untuk membahas cara pemenuhan nutrisi yang baik untuk anak.
Baca Juga: 6 Makanan dengan Nutrisi Otak Tinggi agar Anak Tumbuh Cerdas, Moms Wajib Baca!
Gizi yang Diperlukan untuk Pemenuhan Nutrisi Anak
Foto: Orami Photo Stock
Mengenai pemenuhan nutrisi anak, dr. Natia mengatakan bahwa untuk mendapatkan tumbuh kembang anak yang optimal, makanan gizi seimbang harus diperhatikan.
Gizi seimbang sendiri mencakup dua hal yakni, makronutrien dan mikronutrien. Makronutrien sendiri terdiri dari karbohidrat, protein dan lemak. Sementara mikronutrien terdiri dari zinc, vitamin A, vitamin B12, vitamin C, vitamin D dan vitamin E.
Lebih lanjut dokter spesialisasi anak ini pun mengingatkan bahwa bukan hanya permasalahan anak dengan gizi kurang atau buruk yang meningkat. Namun ada masalah lain seperti obesitas.
Hal itu dikarenakan anak yang biasanya beraktivitas di luar rumah seperti sekolah dan juga bermain, saat ini hanya melakukan aktivitas di rumah dan cenderung ngemil.
Baca Juga: 9 Peralatan MPASI yang Wajib Moms Miliki
Nutrisi Anak yang Berlebihan
Foto: Orami Photo Stock
Selama pandemi, ternyata para orang tua mengalami dua masalah terkait gizi dan pemenuhan nutrisi anak. Hal yang utama justru berada pada kelebihan nutrisi.
Untuk mengatasi hal ini, dr. Natia menyarankan untuk tidak memberikan makanan cepat saji atau instan pada anak.
"Agar ini tidak terjadi, para Moms sebaiknya tidak memberikan makanan instan seperti mi instan dan makanan lain terlalu sering. Selain itu snack-snack dengan MSG tinggi, makanan dengan kadar gula yang tinggi pun harus dihindari," jelas dr. Natia.
Lebih lanjut, dr. Natia mengingatkan bahwa susu kental manis bukanlah pengganti susu, namun hanya pengganti topping makanan.
Hal tersebut dikarenakan kandungan gula yang dimiliki oleh susu kental manis sangatlah tinggi sementara protein yang terkandung sangat rendah.
Baca Juga: 15+ Jadwal Menu MPASI 6 Bulan, Mudah dan Praktis!
Dampak Kekurangan Nutrisi Anak
Foto: Orami Photo Stock
Mengenai kekurangan nutrisi anak, dr. Natia mengatakan bahwa permasalahannya bisa menjadi lebih kompleks.
Misalnya, ketika Si Kecil berusia 6 bulan. Pada tahap tersebut biasanya sudah harus diperkenalkan dengan Makanan Pendamping ASI atau yang biasa dikenal dengan MPASI.
Pada masa ini, Moms sudah bisa memberikan makanan yang lengkap untuk Si Kecil. Makanan lengkap sendiri terdiri dari karbohidrat, protein hewani, serta lemak.
Memberikan sayur kepada Si Kecil di usia ini pun dianjurkan namun tidak berlebihan. Hal tersebut dikarenakan sayur bisa membuat makanan sulit untuk dicerna. Jadi Si Kecil bisa lebih sering sembelit jika diberi sayur secara berlebihan.
Protein hewani adalah asupan yang perlu perhatian lebih. Hal tersebut dikarenakan protein nabati yang tidak bisa menggantikan protein hewani untuk Si Kecil.
Protein hewani paling baik untuk melengkapi gizi Si Kecil adalah yang mengandung zat besi tinggi seperti hati ayam atau daging sapi dan kambing.
Agar nutrisi anak terpenuhi, Mom juga bisa memberikan variasi lain seperti daging ayam ataupun ikan untuk MPASI.
Hal tersebut dikarenakan, walau sebuah makanan memiliki zat besi yang tinggi, atau protein yang tinggi tidak ada jenis makanan yang lebih superior ketika membicarakan mengenai asupan untuk Si Kecil.
Mengutip dari seniornya, dr Natia mengatakan "Makanan dengan gizi seimbang itu ibarat simfoni. Simfoni kan harus memiliki nada harmonis. Jadi, tidak boleh berlebih atau kurang," ujarnya.
Baca Juga: 10+ Nutrisi Otak Anak yang Paling Penting, Moms Perlu Tahu!
Makanan yang Bagus untuk Si Kecil Sesuai Usia
Foto: Orami Photo Stock
Makanan untuk Si Kecil tentu saja tidak bisa disamakan dengan orang dewasa. Jadi, makanan pun harus dipikirkan dengan baik agar nutrisi anak selalu seimbang.
Dari mulai tekstur hingga pemenuhan gizinya tentu berbeda. dr. Natia pun akan menjelaskan makanan yang baik untuk Si Kecil yang dilihat dari usianya!
- Usia 6 bulan - 8 bulan: Makanan yang paling baik untuk Si Kecil pada usia ini adalah makanan yang disaring atau yang biasa disebut dengan bubur saring.
- Usia 8 bulan - 9 bulan: Pada usia ini, perut Si Kecil sudah mulai terbiasa dan bisa mengonsumsi bubur kasar.
- Usia 9 bulan - 1 tahun: Di usia 9 bulan hingga 1 tahun, Si Kecil sudah bisa mengonsumsi makanan yang lebih padat lagi. Nasi tim bisa menjadi pilihan terbaik Moms untuk melengkapi gizi Si Kecil.
- Di atas 1 Tahun: Ketika menginjak usia di atas 1 tahun, diharapkan Si Kecil sudah bisa menyantap makanan keluarga.
Jadi, menu yang disajikan untuk keluarga di rumah pun bisa turut disesuaikan dengan kebutuhan gizi harian Si Kecil ya, Moms!
Baca Juga: Normalkah Demam Anak Naik Turun Selama 5 Hari? Ini Jawaban Menurut Ahli!
Memasak MPASI dengan Menggunakan Garam, Bolehkah?
Foto: Orami Photo Stock
Untuk membuat makanan terasa lebih sedap dan agar Si Kecil makan dengan lahap, para Moms cenderung bingung mengenai pencampuran garam pada MPASI. Amankah untuk Si Kecil? Apakah ini bisa memengaruhi nutrisi anak?
Untuk menjawab pertanyaan para Moms, dr. Natia pun menjelaskan agar tidak terjadi kebingungan.
"Penggunaan garam dan gula pada orang dewasa pun tidak baik jiwa dikonsumsi secara berlebihan. Buat apa memperkenalkan lebih dini gula garam di saat Si Kecil belum mengetahui bahwa rasa dari gula dan garam enak di lidah? Jadi lebih baik dihindari. Bukannya tidak boleh sama sekali. Namun, jika bisa dihindari, maka cobalah dihindari," jelas dr. Natia.
Agar Moms tidak merasa kebingungan, untuk membuat rasa masakan menjadi lebih enak, Moms bisa mengganti gula dan garam dengan bumbu lain seperti bawang putih, bawang merah, bawang bombay, daun bawang, atau apapun. Pencampuran makanan pada kaldu pun bisa membuat rasa lebih lezat.
Nah, bagaimana Moms! Apakah masih bingung untuk memberikan jenis makanan untuk memenuhi nutrisi anak?
Lebih lengkapnya, Moms bisa tonton wawancara Orami dengan dr. Natia Anjarsari Widyati, SpA di instagram dengan klik linknya di sini!
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.