4 Penyebab Janin Kurang Bergerak, Moms Wajib Tahu!
Menjaga kehamilan tetap sehat adalah kunci agar seorang ibu bahagia. Tetapi, selama masa kehamilan Moms mungkin dapat memiliki kendala. Salah satunya janin yang kurang bergerak.
Karena itu, Moms perlu mengetahui apa penyebab janin kurang bergerak dan langkah seperti apa yang bisa dilakukan untuk mengatasinya.
Mengutip National Health Service, Moms sudah harus mulai merasakan bayi bergerak antara usia kehamilan 16 dan 24 minggu. Pada kehamilan pertama, Moms mungkin tidak merasakan gerakan janin sampai setelah 20 minggu.
Penyebab Janin Kurang Bergerak
Jika Moms merasa janin tidak bergerak seperti biasanya, ada baiknya berkonsultasi ke dokter kandungan. Meskipun mungkin tidak ada risiko berat, tetapi lebih baik berkonsultasi ketimbang tidak melakukan apa-apa.
Baca Juga: 5 Dampak Terhadap Janin Apabila Ibu Hamil Menderita Penyakit Autoimun
1. Kelahiran Mati pada Janin
Foto: sydney.edu.au
Krissi Danielsson, MD, dokter kedokteran keluarga mengatakan, "Dalam beberapa kasus, penurunan gerakan mungkin merupakan tanda peringatan dini dari suatu kondisi yang dapat menyebabkan bayi lahir mati," mengutip Very Well Family.
"Bila Anda merasa tidak ada tendangan pada janin, segera hubungi dokter dan jangan menunggu," terang Dr. Krissi.
Jika merasakan kurang dari 10 tendangan dalam dua jam, hubungi dokter sesegera mungkin. Jelaskan bahwa Moms telah menghitung jumlah tendangan janin dan tendangannya kurang dari biasanya hari ini.
2. Obesitas pada Ibu
Foto: Orami Photo Stock
Beberapa kondisi pada plasenta dan berat badan seorang ibu juga dapat menjadi penyebab janin kurang bergerak. Hal ini seperti dijelaskan oleh Dr. Michele Hakakha, dokter kandungan di California.
"Ada beberapa kondisi tertentu, seperti plasenta anterior (berada di permukaan atas rahim) atau obesitas pada ibu, yang dapat mempersulit gerakan janin," jelas Dr. Michele mengutip Parents.com.
Studi pada Ghana Medical Journal, yang mengkaji 1.755 dari 2.391 ibu melahirkan dengan berat badan semasa hamil, ditunjukkan bahwa kelebihan berat badan atau obesitas selama kehamilan mengalami beberapa kondisi kesehatan saat melahirkan.
Baca Juga: Penuhi Gizi Ibu Hamil Agar Tak Alami Obesitas
3. Kekurangan Oksigen atau Nutrisi
Foto: Orami Photo Stock
Dr. Michele lebih lanjut mengatakan, "Kadang-kadang, bayi yang tidak mendapatkan apa yang mereka butuhkan dari plasenta (oksigen atau nutrisi) mengalami penurunan pergerakan."
Dalam American Baby & Child Law Centers, disebutkan bayi yang kekurangan oksigen (asfiksia lahir) bisa menjadi penyebab janin kurang bergerak.
Kekurangan oksigen mengakibatkan terjadinya perubahan detak jantung bayi, penurunan gerakan janin, dan mekonium (pengeluaran feses janin) yang berada di dalam cairan ketuban.
Baca Juga: Nutrisi Selama Kehamilan agar Moms dan Janin Tetap Sehat
4. Cairan Ketuban yang Rendah
Foto: Orami Photo Stock
Artikel pada Royal Australian College of General Practitioners menyebutkan ada berbagai faktor yang dapat menjadi penyebab menurunnya gerakan pada janin, salah satunya penurunan volume cairan ketuban.
"Ragam faktor dapat menurunkan gerakan pada janin, seperti kehamilan dini, penurunan volume cairan ketuban, keadaan tidur janin, obesitas, plasenta anterior (kehamilan hingga 28 minggu), merokok, dan nuliparitas (wanita yang belum melahirkan)," tulis artikel tersebut.
Itu dia Moms, penyebab janin kurang bergerak yang bisa terjadi. Jika Moms merasa gerakan Si Kecil semakin berkurang di usia kehamilan yang lebih tua, langsung konsultasikan ke dokter kandungan, ya.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.