30 September 2019

Perbedaan Kehamilan di Usia 20-an, 30-an, dan 40-an

Kehamilan di berbagai usia memilki perbedaan dan risikonya masing-masing!

Setelah menikah kehadiran Si Kecil menjadi hal yang paling dinanti. Namun, tidak semua pasangan memilki keputusan yang sama tentang kapan memilki momongan.

Meski banyak yang memilih untuk memiliki anak pada usia 20-an, di masa produktif paling aman, tidak sedikit yang memilih untuk hamil di usia 30-an, atau bahkan usia 40-an.

Kalau Moms sedang merencanakan waktu untuk program hamil, di bawah ini akan dibahas seputar perbedaan kehamilan di usia 20-an, 30-an, dan 40-an.

Usia 20-an

Perbedaan Kehamilan di Usia 20-an, 30-an, dan 40-an
Foto: Perbedaan Kehamilan di Usia 20-an, 30-an, dan 40-an (https://www.boeriuimplantdentistry.ca/wp-content/uploads/2018/04/Periodontal-Disease-and-Pregnancy-Boeriu-Implant-Dentistry-Kitchener-Dentist-1024x740.jpg)

Foto: Kitchener Dentist

Menurut dokter kandungan dari Duke University Medical Center, Geeta K. Swamy, usia 20-an menjadi waktu yang paling pas untuk memiliki buah hati. Keadaan fisik perempuan masih kuat dan fit untuk mengandung bayi selama 9 bulan

Ia juga menyebutkan kalau ovulasi di usia 20-an lebih mudah diprediksi sehingga memudahkan pasangan untuk merencanakan kehamilan. Selain itu, tingkat komplikasi kehamilan juga masih rendah di usia ini.

Sedangkan kekurangan hamil di usia 20-an, kondisi emosional perempuan cenderung masih belum stabil sehingga membuat beberapa perempuan yang hamil di usia 20-an belum siap menerima kehamilan.

Baca Juga : 4 Cara Menjaga Kehamilan Usia Muda

Usia 30-an

Perbedaan Kehamilan di Usia 20-an, 30-an, dan 40-an
Foto: Perbedaan Kehamilan di Usia 20-an, 30-an, dan 40-an (http://www.womenfitness.net/wp/wp-content/uploads/2016/10/PREGNANCY.jpg)

Foto: Women Fitness

Perempuan yang sudah berada di usia 30-an umumnya sudah memiliki pribadi yang kuat dan emosi yang stabil. Tentunya perempuan di usia ini sudah siap menerima kehamilan. Selain itu, keadaan ekonomi di usia 30-an jauh lebih baik sehingga mampu mengurangi tingkat stress dari sisi ekonomi.

Sayangnya, walau tingkat kematangan emosional semakin mantap, bertolak belakang dengan kesuburan. Ya, di usia 30-an tingkat kesuburan perempuan akan menurun.

Kira-kira wanita akan kehilangan sekitar 1000 sel telur di setiap siklus menstruasi dan sel telur yang paling sensitif dengan pembuahan akan lebih cepat dilepaskan oleh tubuh terlebih dahulu. Ini menunjukkan kalau semakin usia bertambah, kualitas sel telur pun ikut menurun.

Selain itu dokter Swamy juga menambahkan kalau kemungkinan seseorang bisa hamil kembali setelah kehamilan di usia 30-an akan lebih sulit terjadi atau kemungkinan membutuhkan waktu lebih lama.

Baca Juga : Mengungkap Mitos Kehamilan Khas Indonesia

Usia 40-an

Perbedaan Kehamilan di Usia 20-an, 30-an, dan 40-an
Foto: Perbedaan Kehamilan di Usia 20-an, 30-an, dan 40-an (https://fertilityconsent.com/wp-content/uploads/2019/04/middle-aged-pregnant-woman.jpg)

Foto: Fertilitist Consent

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya saat hamil di usia 30-an, kualitas sel telur akan menurun, begitu pula di usia 40-an. Kualitas sel yang menurun membuat perempuan di rentang usia ini lebih sulit untuk bisa hamil dari usia sebelumnya.

Selain itu, meski di usia 40-an kehamilan mungkin terjadi, tetapi seringkali risiko kehamilannya akan lebih tinggi. Di antaranya, risiko bayi lahir dengan kelainan kromosom, bayi mengalami down syndrome, dan keguguran.

Baca Juga : Berapa Batas Usia Kehamilan untuk Naik Pesawat?

(NA/KM)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.