Jangan Terkecoh, Ketahui Perbedaan Trading dan Investasi
Jika mendengar istilah trading dan investasi, tahukah apa perbedaan trading dan investasi?
Ya, sejak pandemi COVID-19, investasi saham ini sedang naik daun.
Lantas, sudah tahu apa saja perbedaan trading dan investasi?
Kenali dulu sebelum terjun ke dunia saham, yuk!
Perbedaan Trading dan Investasi
Trading dan investasi adalah dua metode yang sama-sama dilakukan untuk mendapatkan keuangan di dunia saham.
Namun, keduanya memiliki perbedaan yang mendasar dan perlu dipahami agar tidak hanya ikut-ikutan saja.
Investasi
Foto: Orami Photo Stock
Melansir laman Investopedia, investasi adalah pembelian asset perusahaan tertentu dan dikumpulkan serta disimpan hingga jangka waktu tertentu.
Tujuannya untuk mendapatkan keuntungan keuangan di masa depan.
Dengan kata lain, investor (sebutan untuk orang yang berinvestasi) tidak begitu memerhatikan naik turunnya harga saham setiap harinya.
Para investor percaya, saham yang ia beli dengan mempertimbangkan semua aspek fundamental maupun teknikal memiliki nilai yang baik dan terus naik jika disimpan hingga beberapa waktu ke depan.
Oleh karena itu, investasi bisa dikatakan sebagai tujuan jangka panjang.
Adapun tujuan investasi adalah membangun kekayaan secara bertahap dalam jangka waktu yang lama melalui pembelian dan penyimpanan portofolio saham, reksadana, dan instrumen investasi lainnya.
Baca Juga: Tertarik Mencoba Investasi Cryptocurrency? Pahami Skema dan Risikonya Dulu, Yuk Moms!
Biasanya, investor meningkatkan keuntungan dengan menginvestasikan kembali setiap keuntungan dan dividen yang diperoleh.
Dividen adalah pembagian keuntungan yang diperoleh investor dari perusahaan saham terkait.
Keuntungan ini akan dibagikan setiap tahun, tergantung dari profit perusahaan.
Oleh karena itu, orang-orang biasanya cenderung berinvestasi untuk keperluan di masa depan.
Misalnya, dana pensiun atau pembelian properti di tahun yang akan datang.
Prinsip Dasar
Perbedaan trading dan investasi bisa dilihat dari prinsip dasarnya.
Melansir laman Finansialku, prinsip dasar investasi adalah buy and hold.
Biasanya, para investor saham akan menyimpan investasi dengan jangka waktu lebih dari 1 tahun.
Saham biasanya hanya akan dijual jika tujuannya telah terpenuhi atau melihat kualitas emiten yang mulai memburuk.
Strategi
Biasanya analisis fundamental adalah teknik yang dipakai dalam membeli suatu saham oleh investor.
Para investor akan membeli perusahaan yang berfundamental baik sehingga aman disimpan dalam waktu lama dan akan bertambah nilainya.
Baca Juga: 3 Manfaat Dana Pensiun, Wajib Dipersiapkan dengan Matang!
Risiko
Setiap jenis investasi tentu memiliki risiko yang harus dihadapi.
Salah satu risiko investasi jangka panjang adalah jika Moms dan Dads keliru menilai fundamental suatu perusahaan.
Jika hal ini terjadi, investasi yang diharapkan membawa keuntungan besar setelah bertahun-tahun justru bisa berkebalikan.
Selain itu, adapula risiko investasi berdasarkan pasar yang disebabkan adanya naik turun Nilai Aktiva Bersih (NAB).
Fluktuasi ini disebabkan karena perubahan sentimen instrumen pasar yang terjadi karena resesi ekonomi, kerusuhan, hingga perubahan politik.
Biasanya ini adalah risiko yang tak bisa dihindari oleh para investor apa pun profil risikonya.
Bukan tidak mungkin, seorang investor akan mengalami capital loss.
Capital loss adalah selisih negatif nilai jual saham dengan nilai beli.
Atau, harga saham yang dijual lebih rendah ketimbang harga belinya dulu.
Selain itu, likuidasi juga termasuk risiko setiap investor.
Likuidasi artinya emiten bangkrut.
Baca Juga: Simak Pengertian dan Tips Investasi Properti Agar Cepat Untung!
Trading
Foto: Orami Photo Stock
Sementara itu, berbeda dengan investasi, trading adalah metode mendapatkan keuntungan dari saham dengan memanfaatkan harga pasar yang naik turun.
Biasanya, trader (sebutan untuk orang yang melakukan trading) cenderung mengambil keuntungan yang lebih kecil.
Mereka sering menjual aset ketika harganya naik dan membeli emiten (saham suatu perusahaan) lain yang harganya sedang turun.
Oleh karena itu, trading termasuk investasi jangka pendek dan membuat orang yang menjalani ini memantau pergerakan harga saham setiap harinya.
Jenis Trader
Trader terdiri dari beberapa jenis, tergantung pada jangka waktu saham atau instrumen perdagangan lainnya dijual.
Berikut ini 4 kategori trader, yaitu:
- Position trader, biasanya menaham saham dalam hitungan bulan ke tahun.
- Swing trader, biasanya menahan saham dalam hitungan hari ke minggu.
- Day trader, biasanya menahan saham tertentu dalam hitungan hari.
- Scalp trader, biasanya hanya menahan saham dalam jumlah detik hingga menit.
Umumnya, trader memilih gayanya sendiri berdasarkan beberapa faktor seperti waktu yang dimiliki untuk melakukan trading, pengalaman, hingga toleransi risiko.
Baca Juga: Apa Itu Investasi Syariah? Berikut Pengertian dan Jenisnya
Prinsip Dasar
Jika imvestor memiliki prinsip buy and hold, trader kebaliknnya.
Prinsip dasarnya trading adalah buy and sell.
Oleh karenanya, seperti yang sudah disebutkan, trader selalu memanfaatnya naik turunnya harga untuk mendapatkan keuntungan dari selisih jual beli tersebut.
Strategi
Umumnya, para trader akan menggunakan analisis teknikal untuk membaca pergerakan harga saham.
Trader akan membeli saham sebuah perusahaan yang memiliki potensi kenaikan harga dalam waktu singkat.
Risiko
Dibandingkan dengan investasi, melansir dari laman Investor.gov, trading bisa menyebabkan kerugian besar dan lebih tinggi dari investasi jangka panjang.
Jika harga saham atau pasar misalnya bergerak ke arah yang salah dari dugaan, hal ini bisa mengakibatkan kerugian finansial yang cepat dan besar.
Apalagi, day trader sering kali menggunakan strategi investasi dengan leverage.
Investasi dengan leverage melibatkan penggunaan modal pinjaman untuk membeli saham satau sekuritas lainnya.
Investasi dengan leverage bisa meningkatkan keuntungan jika harga saham atau pasar bergerak ke arah yang benar.
Namun, risiko juga bisa sangat besar dan mungkin tidak terlihat awalnya.
Ini bahkan bisa mengakibatkan kehilangan uang yang banyak, lebih besar dari yang diinvestasikan awalnya.
Oleh karenanya, jika tidak memiliki pengalaman, akan sulit untuk menjalani trading.
Terlebih jika Moms dan Dads bukan orang yang suka mengambil risiko, maka trading bukan pilihan.
Baca Juga: Dana Darurat, Simpanan Penting untuk Jaminan Masa Depan saat Kondisi Sulit, Sudah Punya?
Itulah informasi perbedaan trading dan investasi.
Jadi, mana yang lebih cocok untuk Moms dan Dads jalani?
- https://www.investopedia.com/ask/answers/12/difference-investing-trading.asp
- https://www.finansialku.com/apa-bedanya-investasi-saham-dan-trading-saham/
- https://pintek.id/blog/apa-itu-trading/
- https://www.investor.gov/additional-resources/spotlight/directors-take/thinking-day-trading-know-risks
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.