02 November 2019

Perdarahan Tidak Berbahaya saat Hamil, Ini Dia Penjelasannya

Perdarahan bisa tidak berbahaya saat hamil? Ternyata bisa terjadi.

Tidak semua perdarahan pada ibu hamil berbahaya. Saat ibu hamil mengalami kram perut, dirinya bisa langsung panik dan menganggap hal itu akan membahayakan janinnya. Apalagi kalau sampai ada bercak atau bahkan perdarahan.

Oleh karena itu, pahami hal-hal berikut untuk mengurangi rasa cemas di awal kehamilan.

Perdarahan Kehamilan Dini

perdarahan tidak berbahaya saat kehamilan
Foto: perdarahan tidak berbahaya saat kehamilan

Hal pertama yang perlu dilakukan saat mengalami perdarahan saat awal kehamilan bukanlah panik! Berdarah atau bercak saat hamil tidak selalu berarti keguguran akan segera terjadi.

"Perdarahan dapat terjadi pada kehamilan yang benar-benar sehat," jelas Dr. Zev Williams, MD, Ph.D, direktur Program for Early and Recurrent Pregnancy Loss (PEARL) di Montefiore Medical Center / Fakultas Kedokteran Albert Einstein.

Bahkan, banyak wanita mengalami beberapa bentuk perdarahan yang tidak berbahaya, terutama di minggu-minggu awal, selama kehamilan mereka.

Menurut sebuah artikel yang diterbitkan oleh American Academy of Family Physicians, hampir 1 dari 4 wanita hamil akan mengalami perdarahan selama trimester pertama mereka, tetapi hanya sekitar setengah dari kasus-kasus itu yang akan menyebabkan keguguran.

Penyebab Perdarahan Selama Kehamilan

perdarahan tidak berbahaya saat kehamilan
Foto: perdarahan tidak berbahaya saat kehamilan

Beberapa jenis perdarahan dapat disebabkan oleh implantasi, infeksi semacam di tubuh, atau iritasi akibat hubungan seksual.

Elizabeth Nowacki, DO, seorang Obgyn di Rumah Sakit St Vincent Fishers Indianapolis menjelaskan bahwa salah satu penyebab paling umum perdarahan yang tidak berbahaya adalah jeda waktu sebelum plasenta terbentuk sepenuhnya.

Sebelum plasenta mulai terbentuk, yakni sekitar 12 minggu kehamilan, ovarium yang melepaskan sel telur menyediakan sumber utama dukungan hormonal untuk kehamilan, sehingga ada jeda sebelum plasenta terbentuk dan menyebabkan perdarahan.

Perdarahan yang kemudian terjadi selama kehamilan, pada trimester kedua dan ketiga, juga bisa jadi tidak menyebabkan keguguran. Contohnya karena iritasi serviks atau bahkan sekadar perubahan serviks.

"Kadang-kadang, bagian luar serviks bisa berdarah. Area perdarahan yang dapat terjadi di ruang antara plasenta dan uterus, biasanya akan sembuh dengan sendirinya," kata Dr Williams.

Namun, perdarahan ringan, terutama jika diwarnai dengan lendir seperti lendir, juga bisa menjadi tanda persalinan dini.

Apa yang Harus Dilakukan Jika Terjadi Perdarahan?

perdarahan tidak berbahaya selama kehamilan.jpg
Foto: perdarahan tidak berbahaya selama kehamilan.jpg

Meskipun perdarahan selama kehamilan tidak selalu berarti keguguran, perdarahan konsisten selama kehamilan perlu dievaluasi dokter. Cobalah langkah berikut terlebih dahulu:

Catat waktu perdarahan dimulai dan aktivitas apa pun yang mungkin berkontribusi pada perdarahan, pakai pembalut atau panty-liner untuk mengetahui seberapa banyak perdarahan terjadi.

Sambil menunggu untuk diperiksa oleh dokter, cobalah duduk, angkat kaki, dan minum segelas besar air.

Terakhir, tanyakan pada diri sendiri apakah mengalami gejala lain seperti kontraksi, sakit punggung, mual, perubahan penglihatan, atau penurunan aktivitas bayi.

(TPW)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.