Jumlah Sperma Rendah, Bagaimana Agar Istri Segera Hamil?

Jumlah sperma rendah memang menjadi salah satu penyebab sulit hamil dari faktor pria. Akan tetapi, Moms tidak perlu cemas.

Ada berbagai hal yang menurut para ahli dapat dilakukan untuk membantu meningkatkan peluang hamil ketika jumlah sperma Dads tergolong rendah.

Program Hamil Ketika Jumlah Sperma Rendah

Apa saja? Yuk, simak di bawah ini.

Baca Juga: 9 Pertanyaan yang Wajib Ditanyakan Ke Dokter Kandungan Saat Program Hamil

1. Menurunkan dan Menjaga Berat Badan Yang Sehat

Foto: unsplash.com

Jika saat ini Dads kelebihan berat badan, menurunkannya sebanyak beberapa kilogram dapat menjadi cara yang sangat efektif untuk meningkatkan jumlah sperma. Mengapa demikian?

Sebuah studi di Archives of Internal Medicine, menemukan bahwa pria yang kelebihan berat badan 11% lebih mungkin untuk memiliki jumlah sperma yang rendah dan 39% lebih mungkin untuk tidak memiliki sperma dalam ejakulasi mereka.

Selain itu, pria yang obesitas 42% lebih berisiko memiliki jumlah sperma yang rendah dibandingkan pria dengan berat badan normal.

2. Berolahraga Secara Rutin

Foto: pexels.com

Rutin berolahraga atau melakukan aktivitas fisik, disertai dengan menerapkan gaya hidup sehat juga terbukti dapat membantu mengatasi jumlah sperma rendah.

Di mana dalam sebuah studi di jurnal Human Reproduction, para peneliti menemukan bahwa olahraga angkat beban dan latihan di luar rungan dapat lebih membantu meningkatkan kesehatan sperma dibandingkan dengan jenis olahraga lainnya.

Baca Juga: Sering Kram Saat Olahraga? Bisa Jadi Ini Penyebabnya!

3. Berhubungan Seksual Secara Rutin

Foto: freepik.com

Berlawanan dengan kepercayaan kebanyakan orang, para ahli justru melarang pria dengan jumlah sperma rendah untuk tidak melakukan hubungan seksual dalam waktu yang lama dengan tujuan untuk mengumpulkan sperma.

Meskipun benar bahwa menunda sejenak berhubungan seksual akan meningkatkan volume semen dan jumlah sperma, beberapa penelitian seperti yang diterbitkan dalam jurnal Fertility and Sterility dan jurnal Assisted Reproduction and Genetics, menemukan bahwa pada pria dengan jumlah dan kualitas sperma yang rendah, ejakulasi secara rutin dapat meningkatkan motilitas dan morfologi sperma.

Bahkan para peneliti juga menemukan bahwa level fragmentasi DNA semakin berkurang ketika seorang pria sering melakukan ejakulasi.

4. Mengkonsumsi Makanan Sehat

Foto: unsplash.com

“Peran makanan dalam kesuburan pria memang belum diketahui secara jelas,” kata Jared Robins, kepala endokrinologi reproduksi dan infertilitas di Northwestern Medicine’s Fertility and Reproductive Mediine, Chicago, seperti dikutip dari Livescience.

“Namun, masih masuk akal bagi pria untuk makan berbagai makaanan sehat, termasuk buah-buahan dan sayuran yang kaya akan sumber antioksidan yang dapat membantu menghasilkan sperma yang sehat.”

Makanan lain yang baik bagi kesehatan sperma, menurut Dr. Robins, termasuk makanan kaya serat, lemak tak jenuh tunggal, dan protein tanpa lemak dalam jumlah sedang.

Baca Juga: Selain Makan Sehat, 5 Hal Ini Memaksimalkan Kualitas Sperma

5. Dapatkan Perawatan dan Bantuan Ahli

Foto: freepik.com

Menurut Mayo Clinic, mendapatkan perawatan juga dapat sangat membantu meningkatkan peluang hamil jika suami memiliki jumlah sperma yang rendah.

Adapun berbagai perawatan yang mungkin disarankan dokter, tergantung pada kondisi Dads, termasuk tindakan pembedahan, pemberian obat-obatan untuk menangani infeksi dan kelainan hormon, serta konseling jika penyebabnya berkaitan dengan disfungsi ereksi atau ejakulasi dini.

6. Menggunakan Teknologi Reproduksi Berbantuan

Foto: freepik.com

Teknologi reproduksi berbantuan seperti IVF saat ini dapat menjadi solusi berbagai masalah sulit hamil, termasuk jumlah sperma rendah.

Di mana sperma yang digunakan dalam metode ini, jika Dads memiliki jumlah sperma yang rendah, dapat dilakukan melalui ejakulasi normal ataupun ekstraksi bedah.

Sperma yang sudah dikumpulkan kemudian dimasukkan ke dalam saluran genital istri, digunakan untuk IVF, atau ICSI.

Baca Juga: Mengatasi Gangguan Pergerakan Sperma (Asthenozoospermia) yang Mengganggu Kesuburan