Abortus Imminens, Pendarahan Vagina sebelum Kehamilan 20 Minggu
Pernah mendengar soal abortus imminens? Sebelum menjawab hal itu, Moms dan Dads mungkin berpikir adanya hubungan dengan aborsi.
Tentu saja tidak karena kondisi ini lebih berhubungan dengan kondisi alami yang dapat membahayakan kesehatan Moms serta janin.
Masa kehamilan merupakan anugerah bagi setiap wanita ya Moms. Namun, tidak semua ibu merasakan fase kehamilan yang mulus.
Sebab, masalah kehamilan bisa terjadi kapan saja terutama di fase paling rentan yaitu trimester pertama, yakni bulan pertama hingga bulan ketiga kehamilan.
Lantas, apa ya abortus imminens ini? Yuk simak artikel ini sampai habis!
Apa Itu Abortus Imminens?
Dilansir dari Journal of Science Direct, abortus imminens adalah perdarahan vagina sebelum usia kehamilan 20 minggu.
Biasanya, kondisi yang juga dikenal dengan threatened abortion atau threatened miscarriage ini, disertai dengan sakit perut atau kram.
Setelah pemeriksaan vagina, serviks ditemukan tidak berdilatasi atau tidak ada pembukaan pada serviks.
Meski demikian, menurut American Pregnancy Association, sekitar 50 persen dari penderita abortus imminens akan mengandung bayi sampai cukup bulan.
Penyebab pasti dari ancaman aborsi biasanya tidak diketahui. Namun, ini lebih sering terjadi pada wanita yang pernah mengalami keguguran.
Baca Juga: Sama-sama Diawali dengan Flek, Ini Beda Darah Keguguran dan Mestruasi, Catat!
Penyebab Abortus Imminens
Berikut ini beberapa penyebab abortus imminens yang perlu diketahui oleh Moms dan Dads:
1. Janin Abnormal
Janin yang abnormal hampir selalu menjadi penyebab keguguran selama 3 bulan pertama kehamilan (trimester pertama).
Masalah pada kromosom menyebabkan janin tidak normal dan ditemukan pada lebih dari separuh janin yang mengalami keguguran.
Risiko kromosom yang rusak, meningkat seiring dengan bertambahnya usia wanita yang bisa juga menjadi penyebab abortus imminens.
2. Riwayat Keguguran
Keguguran selama bulan keempat hingga keenam kehamilan (trimester kedua) biasanya terkait dengan kelainan pada ibu daripada pada janin.
3. Penyakit Kronis
Penyakit kronis, termasuk diabetes, tekanan darah tinggi yang parah, penyakit ginjal, lupus, dan kelenjar tiroid yang kurang aktif atau terlalu aktif.
Sering menjadi penyebab abortus imminens sehingga perawatan pranatal penting untuk memeriksa beberapa penyakit ini.
4. Produksi Hormon
Produksi hormon yang tidak memadai terkadang menjadi penyebab keguguran.
5. Infeksi Akut
Penyebab lainnya yaitu infeksi akut, termasuk campak Jerman, CMV (cytomegalovirus), mycoplasma (pneumonia atipikal), dan kuman tidak biasa lainnya yang juga dapat menyebabkan keguguran.
6. Kelainan pada Organ Wanita
Penyakit dan kelainan pada organ dalam wanita juga bisa menyebabkan kondisi ini.
Beberapa contohnya adalah kelainan rahim, fibroid, kelemahan pada mulut rahim (serviks), pertumbuhan plasenta yang tidak normal (disebut juga setelah melahirkan), dan sedang hamil anak kembar.
7. Peradangan
Setiap pembengkakan atau peradangan di bagian dalam rahim juga bisa memicu keguguran seperti abortus imminens.
8. Faktor Imunologi
Demam menggigil, kelelahan ekstrim, dan stres fisik, mental, dan emosional merupakan faktor-faktor yang dapat menyebabkan abortus imminens.
9. Kehamilan Kembar
Apabila Moms mengalami hamil kembar dua, tiga, dan selebihnya, maka berpeluang tinggi sebagai penyebab abortus imminens.
10. Jenis Darah
Jenis darah ibu dan janin dapat mengancam aborsi. Dalam kasus ibu dengan Rh negatif dan janin Rh positif, tubuh ibu akan membuat antibodi untuk menyerang janin.
11. Faktor Luar
Ada juga faktor luar yang menjadi penyebabnya, seperti penggunaan alkohol, narkoba, asupan kafein yang lebih dari 200 miligram per hari, paparan obat atau bahan kimia tertentu, trauma perut hingga merokok.
Gejala Abortus Imminens
Menurut Sandwell and West Birmingham Hospital, gejala abortus imminens yaitu:
1. Pendarahan Vagina
Bila Moms mengalami pendarahan vagina, bisa berupa bercak ringan atau semburan perdarahan dengan gumpalan, bisa jadi ini gejala abortus imminens.
Biasanya, pendarahannya berwarna merah muda, cokelat, atau merah pekat.
Lalu, saat Moms berbaring, mungkin akan merasakan peningkatan pendarahan saat bangun. Ini karena darah menggenang di vagina saat Moms berbaring.
2. Nyeri dan Kram Rahim
Gejala abortus imminens juga bisa seperti sakit haid ringan walaupun tidak semua Moms merasakannya.
Nyeri dan kram biasanya terjadi di perut bagian bawah. Bisa berada di satu sisi, kedua sisi, atau di tengah.
Rasa sakitnya bisa sampai ke punggung bawah, bokong, dan alat kelamin.
Setelah mengalami dua hal di atas, ada baiknya Moms memastikan ke dokter kandungan lewat pemindaian USG.
Abortus imminens didiagnosis dengan pemindaian ultrasound. Biasanya Moms akan diperiksa menggunakan USG transvaginal.
Lalu, dokter mungkin akan memeriksa janin dan mendeteksi detak jantung bayi di dalam kandungan.
Jika ada detak jantung, itu abortus imminens. Namun, jika tidak ada detak jantung, maka Moms mengalami keguguran.
Baca Juga: Mengenal Abortus Inkomplit, Kondisi Keguguran dengan Jaringan Konsepsi Belum Keluar Sempurna
Komplikasi Abortus Imminens
Ada juga kemungkinan komplikasi abortus imminens yang bisa terjadi, seperti:
1. Anemia
Komplikasi abortus imminens yaitu anemia saat hamil dari kehilangan darah sedang hingga berat, yang terkadang membutuhkan transfusi darah.
2. Infeksi
Infeksi juga bisa menjadi salah satu komplikasi abortus imminens sehingga Moms perlu penanganan dari dokter.
3. Keguguran
Hal yang sangat tidak diinginkan oleh setiap Moms dan Dads ketika komplikasi abortus imminens terjadi yaitu keguguran.
Dokter kandungan akan secara berhati-hati untuk memastikan bahwa gejala yang muncul bukan karena kehamilan ektopik, komplikasi yang berpotensi mengancam nyawa.
Tanda Bahaya Abortus Imminens
Ketika Moms sudah didiagnosis, maka perlu mengetahui tanda bahaya abortus imminens untuk segera langsung ke rumah sakit, yakni:
1. Alami Pendarahan Hebat
Tanda bahaya abortus imminens yaitu apabila Moms yang tengah hamil mengalami pendarahan hebat sehingga memerlukan lebih dari satu pembalut tiap jamnya
2. Keluar Bentuk Seperti Jaringan Organ
Moms harus ke rumah sakit apabila merasa mengeluarkan sesuatu yang terlihat seperti jaringan organ.
Bawa juga benda seperti jaringan organ tersebut ke dalam wadah untuk ditunjukkan ke dokter.
3. Kram Parah Disertai Demam
Tanda bahaya abortus imminens lainnya yaitu Moms mengalami kram parah seperti periode menstruasi dan juga bila ditambah dengan demam.
4. Sakit Perut
Perdarahan atau sakit perut pada wanita yang pernah mengalami kehamilan ektopik sebelumnya (kehamilan tuba)
5. Muntah Tak Terkontrol
Terakhir, tanda bahaya abortus imminens yaitu Moms mengalami muntah yang sangat parah sehingga tidak dapat menahan apapun.
Baca Juga: Waspadai Abortus Insipiens, Keguguran yang Tak Dapat Dihindari
Perawatan untuk Abortus Imminens
Jika Moms didiagnosis abortus imminens dan perlu menjalani tes ulang, dapat melakukan beberapa perawatan ini:
1. Pemberian Obat-obatan
Penghentian perdarahan dapat juga dibantu dengan pemberian obat-obatan.
Obat yang diberikan dapat berupa golongan spasmolitik agar rahim tidak terus menerus berkontraksi.
Obat-obatan tersebut walaupun secara statistik kegunaannya tidak terlalu bermakna, tetapi efek psikologis kepada pasien sangat bermanfaat.
2. Cari Kesibukan
Moms, bisa mencoba menemukan beberapa buku yang bagus, streaming beberapa film atau bercanda gurau dengan pasangan untuk mengisi celah di antara test.
3. Perawatan Hormon
Beberapa dokter meresepkan suplemen progesteron yang menurut penelitian dapat membantu mencegah keguguran dalam beberapa kasus.
4. Istirahat Panggul
Jangan menyiram atau memasukkan apapun (termasuk tampon) ke dalam vagina Moms. Hindari hubungan seksual sampai gejala benar-benar hilang selama satu minggu.
5. Bed Rest
Beberapa dokter menyarankan istirahat di tempat tidur.
Meskipun istirahat tidak akan mencegah keguguran, aktivitas berlebihan dapat menambah stress. Ini juga berlaku untuk Moms yang terlalu memaksakan diri di gym.
Dalam kebanyakan kasus, gejala abortus imminens akan mereda, dan kehamilan Moms akan terus berlanjut.
Terkadang, perawatan suportif dan penyesuaian gaya hidup mungkin disarankan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
6. Hindari Gerakan Fisik yang Berat
Pergerakan atau aktivitas fisik dapat merangsang terjadinya kontraksi otot-otot rahim.
Setelah perdarahan berhenti, pasien dapat mencoba aktivitas fisik bertahap dari yang ringan seperti belajar duduk, berdiri, kemudian berjalan perlahan-lahan sampai benar-benar tidak ada perdarahan selama 24 jam ke depan.
7. Terapi Suportif
Terapi suportif pada wanita hamil yang mengalami perdarahan juga perlu dilakukan oleh suami dan seluruh anggota keluarga. Hal ini bertujuan untuk mengurangi faktor stress pada ibu.
Pasien yang mengalami abortus imminens sebaiknya dirawat di rumah sakit selama 2 – 3 hari, setelah itu boleh pulang apabila perdarahan benar-benar berhenti.
Pasien tidak boleh berhubungan seksual dahulu selama kurang lebih 2 minggu.
Baca Juga: Mengenal Abortus Komplit, Kondisi Keguguran dengan Jaringan Konsepsi Keluar secara Lengkap
Ketika terjadi abortus imminens, kondisi janin di dalam kandungan masih dalam keadaan baik sehingga kehamilan masih dapat terus dipertahankan.
Apabila kondisi janin dalam keadaan berbahaya, perlu diambil tindakan yang tepat untuk menyelamatkan janin atau terpaksa dilakukan penghentian kehamilan.
Penghentian perdarahan dapat juga dibantu dengan pemberian obat-obatan.
Obat yang diberikan dapat berupa golongan spasmolitik agar rahim tidak terus menerus berkontraksi.
Obat-obatan tersebut walaupun secara statistik kegunaannya tidak terlalu bermakna, tetapi efek psikologis kepada pasien sangat bermanfaat.
Perdarahan pada abortus iminens yang terus dibiarkan tanpa penanganan tepat, dapat memicu terjadinya kelahiran bayi prematur atau abortus yang sesungguhnya, di mana janin dapat meninggal.
- https://www.sciencedirect.com/topics/medicine-and-dentistry/imminent-abortion
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430747/
- https://www.pregnancybirthbaby.org.au/types-of-miscarriage
- https://progyny.com/education/female-infertility/types-miscarriage/
- https://www.ejog.org/article/0028-2243(86)90120-6/pdf
- https://www.tititudorancea.com/z/imminent_abortion.htm
- http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/3418/1/KTI%20Full.pdf
- https://isainsmedis.id/index.php/ism/article/viewFile/65/66
- https://jurnal.aiska-university.ac.id/index.php/gaster/article/view/329
- https://radiopaedia.org/articles/threatened-miscarriage
- https://myhealth.alberta.ca/Health/aftercareinformation/pages/conditions.aspx?hwid=tw12294
- https://medlineplus.gov/ency/article/000907.htm#:~:text=Small%20falls%2C%20injuries%20or%20stress,trimester%20will%20have%20a%20miscarriage.
- https://www.winchesterhospital.org/health-library/article?id=223394
- https://www.emedicinehealth.com/threatened_miscarriage/article_em.htm
- http://www.swbh.nhs.uk/wp-content/uploads/2012/07/Threatened-miscarriage-ML4609.pdf
- https://www.verywellfamily.com/threatened-miscarriage-2371353
- https://www.healthline.com/health/miscarriage-threatened#prevention
- https://americanpregnancy.org/healthy-pregnancy/pregnancy-complications/signs-of-miscarriage-916/
- https://www.medscape.com/answers/266317-187488/what-is-a-threatened-abortion
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.