7 Tanda Hubungan Abusive, Bisa Berdampak Buruk bagi Fisik dan Mental!
Abusive relationship adalah pola atau perilaku kekerasan dalam suatu hubungan.
Tindakan ini digunakan untuk membentuk kuasa dan kendali terhadap pasangan atau sang mantan.
Perlakuan dalam hubungan abusive memiliki berbagai bentuk.
Tak hanya kekerasan fisik, abusive juga bisa berbentuk:
- Ancaman
- Isolasi
- Intimidasi secara emosional, finansial, seksual, dan fisik
Tentunya ini bukan kondisi yang sehat untuk menjalin kedekatan dengan manusia lain, namun kadang keberadaannya bahkan tak disadari korban.
Lantas, bagaimana cara menyadari kalau sudah terjebak dalam hubungan abusive? Berikut ini informasi selengkapnya.
Baca Juga: Ini Hukum KDRT dalam Islam, Moms dan Dads Wajib Tahu!
Tanda Hubungan Abusive
Moms mungkin tahu banyak tanda kekerasan atau abusive pada mental dan emosional yang lebih terlihat jelas.
Namun, tanda-tanda hubungan abusive sering kali tidak disadari, terutama bagi pihak korban.
Melansir Healthline, tidak seorang pun pantas mendapatkannya dan itu bukan salah Moms ketika menghadapi hubungan abusive.
Tahukah Moms, hubungan abusive tidak selalu ditandai dengan kekerasan fisik, lho.
Berikut ini adalah tanda-tanda hubungan abusive, dilansir dari berbagai sumber.
1. Menghina dan Selalu Mengkritik
Tindakan dalam hubungan abusive ini dimaksudkan untuk merusak harga diri Moms sebagai seseorang.
Kekerasan secara verbal ini keras dan tak henti-hentinya, baik dalam hal-hal besar dan kecil. Berikut beberapa contohnya:
Nama Panggilan
Mereka akan terang-terangan menyebut Moms "bodoh," "pecundang," atau kata-kata yang terlalu buruk untuk diulang di sini.
Pembunuhan Karakter
Tanda dalam hubungan abusive ini biasanya melibatkan kata "selalu."
Misalnya, selalu terlambat, salah, mengacau, tidak menyenangkan, dan sebagainya. Pada dasarnya, mereka mengatakan Moms bukan orang baik.
Berteriak
Berteriak, menjerit, dan mengumpat dimaksudkan untuk mengintimidasi dan membuat Moms merasa kecil dan tidak penting.
Ini mungkin disertai dengan pukulan, tinju atau melempar barang.
Mempermalukan di Ruang Publik
Mereka akan mulai perkelahian agar dapat mengekspos rahasia Moms, atau mengolok-olok kekurangan Moms di depan umum.
Tidak Peduli
Ketika Moms memberi tahu mereka tentang sesuatu yang penting, pasangan Moms mengatakan itu bukan apa-apa dan dia tidak peduli.
Bahasa tubuh seperti memutar mata, menyeringai, menggelengkan kepala, dan mendesah juga merupakan bentuk ketidakpedulian pasangan.
Sarkasme
Bentuk abusive ini sering kali membuat bingung dan serba salah.
Ketika Moms menunjukkan tanda tidak suka, mereka akan berkata itu hanya bercanda atau dia hanya menggoda Moms.
Sering kali pelaku memberi tahu untuk berhenti menganggap semuanya terlalu serius.
Menghina Penampilan
Pelaku memberi tahu Moms, misalnya tepat sebelum pergi keluar, bahwa rambut, pakaian, maupun aksesori yang Moms kenakan jelek.
Selain itu, pelaku juga selalu mengkritik penampilan Moms dengan tujuan untuk menjatuhkan dan menurunkan rasa percaya diri.
2. Pasangan Ingin Mengontrol Penuh Kehidupan
Orang yang abusive cenderung merasa dia berkuasa atas pasangannya. Maka, orang abusive juga merasa berhak mengontrol si pasangan.
Dalam benaknya, ia merasa paling tahu apa yang terbaik buat pasangannya.
Itulah kenapa orang yang abusive akan berusaha mengatur pasangannya dan memberikan batasan-batasan yang tidak wajar, seperti:
- Membatasi lingkungan pergaulan
- Melarang melakukan kegiatan yang Moms senangi
- Melarang berkomunikasi dengan teman atau bahkan anggota keluarga lain
Perilaku pasangan yang seperti ini menandakan hubungan sudah mulai tidak sehat dan mengarah kepada hubungan abusive.
Baca Juga: Apa Perbedaan Pelecehan Seksual dan Kekerasan Seksual
3. Merasa Selalu Benar dan Tidak Mau Minta Maaf
Orang yang abusive biasanya akan selalu mencari alasan untuk membenarkan semua tindakannya.
Sekalipun sikapnya menyakiti perasaan pasangannya, ia akan berusaha mencari pembenaran.
Misalnya, saat ia marah dan melontarkan kata-kata yang membuat pasangannya sakit hati.
Dalam logika berpikir orang yang abusive, mengucapkan kalimat menyakitkan adalah hal wajar karena dia sedang emosi.
Karena itu pula, dia tidak akan pernah meminta maaf karena dirinya merasa tidak melakukan kesalahan.
4. Pasangan Terlalu Sensitif dan Curiga
Orang yang abusive biasanya sangat sensitif terhadap segala kata yang keluar dari mulut pasangannya.
Ia selalu curiga bahwa pasangannya tak setia, bahwa pasangannya bosan dengannya, atau suatu saat Moms akan meninggalkannya.
Misalnya, jika suatu sore setelah lelah bekerja Moms berkata “aku mau istirahat, aku lelah."
Bisa jadi dia mempersepsikannya dengan sangat negatif dan bertanya balik ke Moms, “kamu bosan sama aku? Kamu mau cari penggantiku? Kamu sudah enggak tahan sama aku?”
Baca Juga: Selain Kekerasan Fisik, Ini 7 Kekerasan Verbal yang Bisa Merusak Hubungan Suami Istri
5. Memanipulasi
Seseorang yang abusive akan berusaha membuat Moms merasa bersalah atas segala kekerasan yang dia lakukan.
Dia pun akan meyakinkan Moms bahwa dia adalah orang baik, namun belakangan ini tidak dapat mengontrol diri.
Bisa jadi, ia bahkan akan meminta agar tidak memberi tahu siapapun mengenai perlakuannya terhadap Moms belakangan ini.
Pelaku bisa saja memohon hingga menangis dan mampu melakukan apapun untuk memanipulasi Moms.
Seperti, “cuma kamu yang tau aku begini, aku mau berubah, tolong jangan bilang siapapun, kamu yang aku percaya dan aku sayang."
6. Financial Abuse
Dalam beberapa kasus, orang yang abusive akan berusaha membuat pasangannya tidak berdaya secara finansial. Inilah yang disebut dengan kekerasan finansial, Moms.
Misalnya dengan memutus akses ke rekening pribadi pasangan atau berusaha membuat pasangannya berhenti dari pekerjaannya.
Hal ini dilakukan dengan tujuan membuat pasangan merasa bergantung padanya, sehingga mereka tidak bisa meninggalkan hubungan abusive tersebut.
7. Kekerasan Fisik
Terlepas dari konflik atau masalahnya, perlakuan kekerasan fisik kepada orang lain sudah pasti merupakan hal yang salah, ya Moms.
Kekerasan fisik merupakan salah satu bukti konkrit bahwa Moms berada di dalam hubungan yang abusive dan toxic.
Kekerasan fisik ini bisa beragam bentuknya, seperti:
- Mendorong
- Menampar
- Memukul
- Menendang
- Mencekik
- Melempar dengan benda tertentu
- Merusak properti
Baca Juga: 5 Penyebab KDRT yang Umum Terjadi dan Solusinya, Wajib Tahu!
Dampak dari Hubungan Abusive
Walau sudah berhasil keluar dari hubungan abusive, sering kali ada dampak jangka panjang yang masih dirasakan korban.
Hubungan abusive bisa membawa dampak buruk bagi kesehatan fisik dan mental korbannya.
Beberapa dampak tersebut adalah:
- Luka atau cedera fisik
- Berkurangnya self-esteem
- Gangguan mental seperti gangguan cemas, gangguan stres pascatrauma (PTSD), depresi, dan percobaan bunuh diri
Dampak lainnya, dikutip dari WebMD, antara lain:
1. Isolasi Interaksi Sosial
Tindak abusive dari pasangan bisa berbentuk menjauhkan korban dari anggota keluarga dan teman-temannya.
Pada kondisi ini, secara tak sadar, korban memutuskan hubungan sosial dengan lingkungan di sekitarnya.
Meski tak memutuskan hubungan sosial pun, korban kekerasan umumnya akan mengalami perubahan perilaku.
Seperti tidak percaya diri atau menghindari topik tertentu saat berada di sekitar orang lain.
Adapun kondisi ini dapat menghalangi korban dari interaksi sosial dan mencari bantuan.
2. Berdampak pada Anak
Jika Moms sudah menikah dan memiliki anak, maka Si Kecil mungkin akan mengalami dampaknya, seperti:
- Masalah emosional
- Masalah kognitif
- Perubahan perilaku
- Dampak negatif pada fisik anak ketika menjadi saksi dalam tindakan kekerasan
Si Kecil mungkin merasa takut, marah, gelisah, cemas berlebihan, hingga kurang tidur dan tidak dapat berkonsentrasi di sekolah.
Kondisi ini bisa menimbulkan perilaku negatif, seperti:
- Menjadi pelaku kekerasan atau bullying pada anak lain
- Bolos sekolah
- Mencuri atau melanggar hukum
- Menyalahgunakan alkohol dan narkoba
Baca Juga: KDRT saat Hamil, Ini Penjelasan, Efek, dan Cara Menanggulanginya!
Nah, itu dia Moms informasi seputar hubungan abusive.
Jangan mendiamkan masalah ini, apalagi memakluminya bila Moms mendapati tanda-tanda tersebut dari pasangan.
Ini adalah unsur yang tidak sehat di dalam sebuah hubungan.
Jika tidak diatasi, kesehatan mental dan fisik Moms bisa saja terganggu.
Semoga Moms terhindar dari abusive relationship, ya!
- https://pijarpsikologi.org/blog/13-tanda-kamu-berada-di-hubungan-abusive
- https://www.brides.com/signs-of-an-emotionally-abusive-relationship-5112027
- https://www.healthline.com/health/signs-of-mental-abuse#humiliation-negating-and-criticizing
- https://au.reachout.com/articles/signs-of-an-abusive-relationship
- https://www.webmd.com/sex-relationships/signs-emotionally-abusive-relationship
- https://www.helpguide.org/articles/abuse/domestic-violence-and-abuse.htm
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.