Apa Yang Membedakan Kehamilan Alami dan IVF?
Banyak Moms yang berjuang dengan infertilitas memilih in vitro fertilization (IVF) sebagai metode untuk dapat hamil.
Prosedur ini dilakukan dengan mengambil telur dari ovarium Moms, lalu menggabungkannya dengan sperma, dan memasukkannya langsung ke dalam rahim.
Semakin banyaknya Moms yang menggunakan metode kehamilan ini, mungkin membuat sebagian besar Moms lainnya bertanya-tanya, apa yang membedakan kehamilan alami atau IVF.
Ternyata, risiko dan komplikasi yang dialami pada kehamilan alami atau IVF tidak jauh berbeda. Berikut penjelasannya.
1. Risiko Kehamilan Alami atau IVF
Foto: verywellfamily.com
Meski prosesnya terlihat lebih kompleks, namun IVF tidak digolongkan sebagai prosedur yang berisiko tinggi.
“Wanita yang menjalani kehamilan dengan teknik ini biasanya sudah memiliki satu atau lebih kondisi yang mendasari, misalnya faktor usia tua atau sejarah keguguran, yang membuatnya memilih menemui seorang perinatologis,” ungkap Dokter kandungan di Los Angeles, California, Connie L. Agnew, MD, seperti dikutip dari parents.com.
Perinatologis merupakan Dokter yang mengkhususkan diri dalam perawatan Moms dan janin yang memiliki komplikasi tertentu sepanjang kehamilan.
Baca Juga: Perjuangan Chrissy Teigen Mendapatkan Momongan melalui IVF
Hal lain yang membedakan kehamilan alami atau IVF adalah kemungkinan Moms hamil anak kembar. Kondisi ini rupanya wajar pada Moms yang menjalani IVF, karena biasanya Moms akan dibekali dengan lebih dari satu embrio, dengan maksud untuk meningkatkan peluang kehamilan.
Faktanya, menurut studi tahun 2015 yang dilakukan oleh Society for Assisted Reproductive Technology (SART) menyebutkan bahwa 11,5% Moms di bawah usia 35 tahun yang menjalani IVF, hamil anak kembar.
Hamil anak kembar dianggap berisiko lebih tinggi, karena meningkatkan kemungkinan kelahiran prematur dan berat lahir rendah.
2. Gejala Kehamilan Alami atau IVF
Foto: verywellhealth.com
Secara umum, gejala kehamilan alami atau IVF hampir serupa. Namun mungkin Moms yang menjalani IVF akan lebih sadar saat gejala kehamilan muncul, karena sudah mengetahui bahwa ada embrio di dalam rahim.
Sedangkan pada kehamilan alami, banyak Moms biasanya tidak menyadari bahwa sedang hamil, hingga usia kandungan sudah mencapai satu bulan.
Baca Juga: Adakah Risiko Komplikasi pada Program IVF?
Obat kesuburan yang digunakan untuk merangsang produksi telur sebelum prosedur IVF juga mungkin memiliki efek samping yang menyerupai gejala kehamilan.
Termasuk sakit kepala, sakit perut, perubahan suasana hati, hingga kembung. Hal ini bisa terjadi karena hasil dari sindrom hiperstimulasi ovarium, sebuah kondisi yang bisa berlangsung saat produksi telur berlebihan.
3. Kebutuhan akan IVF
Foto: raconteur.net
Satu hal utama yang sebenarnya membedakan kehamilan alami atau IVF adalah alasan pertama pasangan akhirnya berpikir untuk menjalani IVF. Seperti diketahui, sebagian besar Moms yang menjalani IVF memiliki kesulitan untuk hamil.
“Setelah berhasil, kehamilan IVF sama dengan kehamilan normal, dengan semua janji dan risiko yang sama saat sedang hamil (alami),” ungkap Ilmuwan Senior dan Direktur di Assisted Reproductive Technology, Center for Human Reproduction, New York, Dr. David Barad, seperti dikutip dari romper.com.
Baca Juga: Sebagai Pejuang Program IVF, Saya Bangga Karena Bisa Punya Hati yang Penuh Sabar
Risiko yang terkait dengan kehamilan akan bergantung pada faktor penyebab infertilitas. Seperti usia, faktor anatomi, faktor endokrin atau faktor imunologi.
Hal lain yang membedakan kehamilan alami atau IVF adalah biaya dalam menjalani program IVF yang terbilang cukup mahal.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.